Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Transportasi Aman dan Nyaman dengan Islam

Jumat, 27 Desember 2024



Oleh : Wilujeng Sri Lestari


Dalam bukunya, The Miracle of Islamic Science, 2nd Edition, Dr. Kasem Ajram (1992)  menuliskan, “Yang paling canggih adalah jalan-jalan di Kota Bagdad, Irak. Jalannya sudah dilapisi aspal pada abad ke-8 M. Yang paling mengagumkan, pembangunan jalan beraspal di kota itu telah dimulai ketika Khalifah Al-Mansur mendirikannya pada 762 M.”

Beliau menggambarkan pesatnya pembangunan infrastruktur yaitu jalan umum untuk transportasi di masa peradaban Islam.

Pada abad ke 18 M, Eropa baru mulai membangun jalan. Insinyur pertamanya adalah John Metcalfe. Jadi meburut catatan sejarah, Islam telah membangun jalan 10 abad lebih cepat daripada di Eropa. 

Transportasi di Era Kapitalistik

Di era kapitalistik saat ini, jalan umum seolah tidak dikelola dengan baik.
Kecelakaan lalu lintas di jalan raya seringkali terjadi. Ini menjadi pekerjaan rumah bagi pemerintah supaya kecelakaan lalu lintas tidak terjadi.

Menurut data korlantas  kecelakaan lalu lintas per Januari sampai Desember 2024, naik 10 kali lipat. Dibandingkan tahun lalu. Kepala Korps Lalu Lintas Kepolisian Republik Indonesia (Kakorlantas Polri) Inspektur Jenderal Aan Suhanan mengatakan 1.150.000 kecelakan terjadi dalam kurun waktu Januari-Desember 2024. Peristiwa tersebut menewaskan sekitar 27.000 jiwa. Jika melihat dari data ini diperkirakan dalam satu jam, 3-4 orang meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas.

Faktor Kecelakaan Lalu Lintas

Jika diprediksi, kecelakaan lalu lintas ini terjadi akibat kelalaian manusia serta sistem kapitalistik yang diterapkan saat ini.  Diantara kelalaian manusia, pengemdara tidak memiliki surat ijin mengemudi dan tidak memiliki surat lengkap, melampaui batas kecepatan atau mengebut, tidak memakai helm dan lain sebagainya.

Adapun faktor sistem kapitalistik yang saat ini diterapkan adalah kurangnya perhatian pemerintah terhadap moda transportasi yang ada. Sehingga taknheran jika kecelakaan lalu lintas sering terjadi.

Sebagai contoh, jalan raya yang rusak tidak segera diperbaiki atau sering kita lihat jalan yang hanya ditambal sulam saja. Pernyataan Direktur Jenderal Kementerian PUPR, Hedy Rahadian pada 2023, menyatakan jalan rusak di daerah tidak segera diperbaiki karena pihaknya tidak memiliki dana untuk perbaikan. Namun berbeda dengan jalan di pusat ekonomi. Jalan di pusat ekonomi walaupun sudah memiliki jalan arteri dan jalan tol masih saja ditambah pembangunan infrastruktur transportasi lainnya.

Contoh lainnya lain regulasi dan pelayanan infrastruktur transportasi yang tidak memadai. Selain jalan yang rusak, tidak berfungsinya marka, kurangnya rambu lalu lintas dan alat pemberi isyarat lalu lintas (APILL) serta tidak berfungsinya sarana dan prasarana lalu lintas juga menjadi faktor banyaknya kecelakaan lalu lintas. 

Ditambah lagi, kebijakan pemerintah yang tambal sulam terkait kebijakan pengadaan kendaraan. Padatnya kendaraan pribadi yang dimiliki masyarakat menambah  berpotensi meningkatnya kecelakaan lalu lintas. Kebijakan otomasi yang diterapkan menyebabkan kendaraan di jalan raya semakin banyak, tanpa memperhatikan kelayakan dan insfrastruktur jalan yang layak dan aman, ditambah lagi prosedur perbaikan jalan yang berbelit membuat infrastruktur yang rusak memerlukan waktu yang lama untuk diperbaiki. Apalagi kemudian muncul kendaraan listrik yang makin menambah jumlah pengguna kendaraan di jalan raya. 

Kembali ke Sistem Islam

Hal-hal teknis diatas hanya bisa dilakukan ketika negara kembali menggunakan sistem Islam. Sebab Islam memiliki seperangkat peraturan yang sempurna. Dalam siatem Islam, penguasa akan memperhatikan kondisi jalan baim secara sarana dan prasarananya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mengurusi kebutuhan rakyat. Berbeda dengan sistem kapitalistik, dimana negara hanya bertindak sebagai regulator semata. 

Pada sistem kapitalistik saat ini. Seluruh kebijakan negara mengikuti kepentingan pemilik modal. Tak heran jika dalam menyelesaikan banyaknya angka kecelakaan lalu lintas, pemerintah lebih memilih bekerja sama dengan perusahaan otomotif. Padahal solusi untuk mengurangi jumlah kecelakaan lalu lintas adalah perbaikan pelayanan pemerintah terhadap sarana dan prasarana
transportasi. Namun semua itu hanya dilakukan dengan setengah hati.

Jika kita kembali ke sistem Islam, maka negara akan memberikan perhatian penuh pada persoalan transportasi dan kecelakaan lalu lintas. Sebab hal itu berkaitan dengan nyawa manusia. Sarana dan prasarana transportasi diperbaiki  dengan sungguh-sungguh agar bisa bermanfaat bagi seluruh rakyat.

Dengan sarana transportasi publik yang aman, nyaman, dan murah, bahkan gratis rakyat akan enggan untuk membeli ke daraan pribadi. Pada akhirnya kepadatan kendaraan dan potensi kecelakaan lalu lintas bisa teratasi. 

Dalam Islam kebijakan negara bermuara pada kepentingan umat. Negara tidak akan mudah menjalin kerjasama dengan lembaga manapun, selama itu tidak bermanfaat bagi kemaslahatan umat. Selain itu sebagai perwujudan keimanan kepada Allah, negara memegang sifat  amanah yang terlahir dari sistem politik Islam sehingga Islam akan mampu mewujudkan kebijakan yang adil dan menyejahterakan rakyat.

Inilah bukti kegemilangan sistem Islam. Dengan demikian, umat muslim harus  bangga dengan sejarah emasnya, lalu berjuang mewujudkan kehidupan Islam agar seluruh persoalan termasuk kecelakaan lalu lintas terselesaikan.
Wallahualam bissawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar