Oleh. Ummu Yucky
Kurang lebih tiga minggu sudah pelantikan presiden dan wakil presiden di Indonesia. Keduanya telah menjalankan sumpah di bawah kitab suci Al-Qur’an dan di hadapan banyak orang. Namun, mirisnya,sampai saat ini belum ada pemimpin yang menjalankan amanahnya sesuai dengan janji yang telah diucapkan di bawah kitab suci Al-Qur’an kala itu.
Seperti yang telah kita ketahui bahwa tingkat korupsi di Indonesia masih sangat tinggi, mengapa sangat tinggi? Karena hukuman yang mereka peroleh tidak sebanding dengan apa yang telah dikorupsi, sehingga menyebabkan mereka mengulangi kembali perbuatan tersebut. Itulah jika hukum yang dijalankan adalah hukum buatan manusia yang tentunya akan berat sebelah. Bahkan hukum tersebut tajam ke bawah, tumpul ke atas.
Selain tingginya tingkat korupsi di negeri ini, juga utang negara yang makin menggunung. Kehidupan perekonomian jadi makin sulit. Sistem kapitalisme ini benar-benar, sudah mencekik rakyat. Hal ini dapat kita rasakan, seperti biaya kesehatan yang mahal, walaupun ada BPJS namun besaran premi dinaikkan dan ada penyakit-penyakit serta pemeriksaan tertentu yang tidak bisa dibiayai oleh BPJS. Hal ini menjadi seakan-akan orang miskin dilarang sakit.
Selain itu, pendidikan yang merupakan dasar bagi kemajuan generasi peradaban pun dibuat mahal. Apalagi jika di sekolah yang bonavit maka akan mahal pula biaya yang dikeluarkan.
Lalu, bagaimana dengan harga kebutuhan pokok? Sudah tentu hal ini pun sama-sama naik dan mahal juga. Diperparah lagi dengan lapangan kerja makin sempit. Sehingga lebih besar pengeluaran daripada pemasukan.
Apakah semua ini telah diperhatikan dengan baik?? Sudahkah rakyat mendapat perlindungan dari pemimpin? Sungguh itu semua adalah tanggung jawab yang harus dipikul oleh pemimpin, di dunia dan di akhirat kelak.
Dalam kepemimpinan Islam, Rasulullah saw. benar-benar meminta pertolongan kepada Allah SWT agar dapat menjalankan kekuasaan dengan menegakkan Islam dan menyebarluaskan dakwah Islam ke seluruh lapisan dunia. Segala urusan dan kepentingan masyarakat dilakukan dengan menggunakan syariat Islam. Semua lapisan masyarakat baik muslim maupun non muslim terurus dengan baik, tidak ada yang berani saling dzalim, dan tidak ada saling memangsa. Rasulullah juga dalam kepemimpinan nya jujur, amanah, dan bijaksana.
Oleh karena itu, tidak ada artinya sebuah kekuasaan jika tidak digunakan untuk mengurus berbagai kepentingan dengan syariat Islam. Maka harusnya pemimpin adalah seorang yang adil, jujur, dan amanah. Demikian juga orang di bawah komando pimpinan haruslah orang yang amanah dan kompetensi yang dimiliki sesuai dengan tugasnya. Jika sudah demikian, maka semua urusan rakyat akan terselesaikan dengan baik, bukan dengan gali lubang tutup lubang. Semoga syariat Islam segera tegak, sehingga negeri ini makmur dan aman sentosa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar