Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Maraknya Penganiayaan Terhadap Anak, Akibat Sistem Sekulerisme

Kamis, 21 November 2024


Oleh. Khotimah Ayu Maduratna

Anak adalah sebuah nikmat besar yang Allah berikan kepada yang Ia  kehendaki, karena tidak semua keluarga memiliki nikmat ini. Ada yang berusaha mati-matian untuk memiliki buah hati,  hingga mengikuti program hamil dengan biaya yang begitu besar, akan tetapi tak kunjung diberikan. Namun fenomena yang terjadi saat ini begitu memilukan hati.

Banyak sekali fenomena-fenomena yang sering dijumpai saat ini. Seperti ibu memukuli anaknya hingga kepala sang anak bocor hanya karena permasalahan sepele. 

Contoh peristiwa menyedihkan ini terjadi di Kota Batam, Kepulauan Riau. Seorang ibu tega menganiaya anaknya hingga mengalami luka lebam di sekujur tubuh. Alasan kemarahan sang ibu hanya karena ponselnya diambil korban. Korban berhasil kabur dari ibunya dan bersembunyi di rumah tetangganya. Korban yang baru berusia 13 tahun itu tampak trauma. Korban bahkan meminta tolong kepada tetangga untuk tidak membuka pintu rumah karena takut keberadaannya diketahui sang ibu. (Batam, KOMPAS.TV, 14/11/24)

Mengapa hal ini bisa terjadi? Terlebih pemicunya hanya karena masalah ponsel yang diambil oleh si anak. Ada banyak faktor yang bisa memicu sang ibu tega melakukan tindakan penganiayaan terhadap sang buah hati. Diantaranya adalah faktor keimanan. Tangki keimanan yang telah terkikis bahkan habis, akan mudah membuat seorang ibu berbuat sesuatu yang kasar. Berkata kasar bahkan bertindak secara brutal. Hal ini tersebab hati dan pikirannya mengeras hingga tak lagi bisa memakai nurani dan logikanya secara jernih. Jadi penting sekali seorang ibu mencharger kadar keimanan setiap hari melalui cara peningkatan kedekatan diri kepada sang _Khalik_

Faktor lainnya adalah ekonomi. Kemelaratan ekonomi atau rantai kemiskinan yang tak berputus juga menjadi pemicu membuncahnya emosi seorang ibu setiap waktu. Kebutuhan yang banyak, harga harga bahan pokok dapur melambung tinggi, pendapatan yang sulit dan sedikit hingga tak bisa mencukupi hanya untuk sekadar membeli beras tak ubahnya menjadi partikel-partikel emosi dalam diri Ibu. Sehingga saat anak melakukan kesalahan kecil, ibu tak bisa sabar untuk menahan emosinya. Dan anak yang harus menjadi korban atas tindakan keras yang tak berujung.

Di antara dua faktor diatas, yang menjadi faktor urgensi adalah peran negara. Negara saat ini masih dianggap kurang serius dalam menangani permasalahan ini, karena tidak menyelesaikan masalah pada akarnya. Apabila ada solusi, solusi yang diberikan malah hanya menambah masalah baru, yakni penyetaraan gender. Sehingga problematika yang dialami seorang ibu dalam menjalani rumah tangganya  tak kunjung usai.

Sejatinya, Islam melarang para orang tua melakukan tindak keji terhadap anak. Dan semua bentuk pengasuhan nantinya akan dimintai pertanggungjawaban kelak. 

Dalam Islam, negara wajib memberi kesejahteraan kepada ibu dan anak melalui berbagai macam cara, baik melalui jalur nafkah, santunan negara atau dukungan dari masyarakat sekitar. 

Islam memiliki sistem ekonomi dan politik yang mampu memberi kesejahteraan pada setiap individu atau keluarga. Saat negara bisa mengelola sumber daya alam yang sesuai syariat, maka hal itu akan bisa menjamin kebutuhan setiap rakyat. Mulai dari sandang, pangan, pendidikan, kesehatan, termasuk lapangan pekerjaan juga akan negara sediakan. Dengan demikian, seorang ibu bisa memfokuskan pikirannya untuk menjadi pendidik utama bagi anak-anaknya. Seorang ibu pun bisa mengoptimalkan pikiran dan nuraninya dalam meriayah anak-anaknya. Oleh karena itu, hanya dengan diterapkannya sistem Islam, permasalahan para ibu bisa diatasi dan ditemui solusi hakiki.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar