Oleh. Asti Marlanti
Donald Trump kembali terpilih menjadi presiden AS. Setelah mengalahkan pesaingnya Joe Biden yang dinilai pro terhadap Israel. Bahkan kemenangan Trump dinilai publik karena dalam kampanyenya akan menghentikan peperangan yang dilakukan zionis Israel di Palestina.
Sejumlah para penguasa negeri kaum Muslim pun berharap pada Trump, termasuk salah satunya pemimpin negeri ini. Namun, apakah dengan bergantinya kepempimpinan, AS akan benar-benar berpihak pada kaum Muslim dan Islam?
Seharusnya dan selayaknya kaum Muslim tak boleh percaya dengan para penguasa kafir. Buktinya, saat ini pun, Trump mengangkat para menterinya dari kalangan yang pro Israel. Selain itu, kebijakan-kebijakan Trump sebelumnya, justru malah menjadikan kaum Muslim itu dianggap dan dicap sebagai teroris.
Dengan demikian, kaum Muslim semestinya tidak percaya dengan bualan pemimpin kafir. Seharusnya kaum Muslim, membangun kekuatan sendiri untuk menyelesaikan urusan mereka. Tidak bergantung pada negara-negara kafir penjajah seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Rusia ataupun RRC. Umat Islam sedunia akan menjadi kekuatan adidaya jika bersatu dan menyatukan seluruh potensi yang mereka miliki. Jumlah mereka hampir 2 miliar.
Sumberdaya alam mereka luar biasa berlimpah. Potensi geopolitik dan geostrategis mereka sangat menguntungkan. Kekuatan militer mereka juga sangat besar.
Namun demikian, semua potensi dan kekuatan itu tidak ada artinya saat umat tidak memiliki political will untuk bersatu dan membangun kekuatan adidaya. Potensi dan kekuatan yang luar biasa itu hanya akan seperti buih-buih di lautan yang segera lenyap ditelan gelombang. Juga tidak ada artinya potensi dan kekuatan Dunia Islam yang sangat besar itu jika kaum Muslim masih dipimpin oleh para penguasa yang masih mau menjadi budak negara-negara kafir penjajah.
Oleh karena itu, umat Islam sedunia harusnya sudah mulai bergerak untuk bersatu dalam ukhuwah islamiyah. Mereka harus segera menghapuskan sekat kebangsaan, tapal batas dan kepentingan sektoral. Semuanya wajib disatukan dalam ukhuwah islamiyah dalam naungan sistem pemerintahan Islam global, yakni Khilafah Islamiyah.
Inilah satu-satunya institusi yang sah menurut syariah sebagai wadah persatuan umat Islam sedunia. Institusi ini pula yang akan menjadi adidaya pelindung umat dari berbagai tikaman negara-negara kafir penjajah Barat maupun Timur. Hanya dengan itulah umat Islam akan meraih kembali posisinya sebagai umat terbaik (khayru ummah).
WalLâhu a’lam bi ash-shawâb
Tidak ada komentar:
Posting Komentar