Oleh: Septiana Indah Lestari, S.Pd
Genosida Terjadi Tanpa Henti
Genap setahun genosida di Palestina tepatnya Gaza terjadi terus menerus tanpa henti sejak 7 Oktober 2023. Genosida tersebut telah menghabiskan banyak korban jiwa yang syahid hampir 42 ribu warga Palestina yang terdiri dari wanita dan anak-anak, sedangkan korban luka-luka mencapai 96 ribu lebih. Israel terus melancarkan serangan brutal hingga ke sebelah selatan jalur Gaza. Kini tidak hanya di Gaza, Israel juga memberikan serangan ke Lebanon.
Dilansir dari cnbcindonesia.com (28/09/2024), Israel mengintensifkan serangannya di Lebanon. Zionis meluncurkan sebuan roket ke Ibu Kota Negeri Rafic Hariri, Beirut. Dalam laporan Al Jazeera, lebih dari selusin ledakan dilaporkan terjadi di daerah Dahniyeh, yang telah menjadi sasaran serangan udara dalam beberapa hari terakhir. TV Al-Manar milik Hizbullah mengatakan serangan tersebut menghancurkan sedikitnya tujuh bangunan di daerah pinggiran Haret Hreik, mengubahnya menjadi tumpukan puing.
Tak hanya bangunan yang hancur, tetapi tak sedikit menewaskan warga sekitar ibukota Beirut akibat genjatan senjata Israel yang dilakukan terhadap Lebanon. Dilansir dari bbc.com (27/09/2024), jumlah korban jiwa akibat serangan Israel di Lebanon selatan sejak Senin (23/09) terus bertambah. Kementerian Kesehatan Lebanon mengklaim hampir 800 orang tewas dalam serangan yang diklaim sebagai yang paling mematikan sejak akhir perang saudara 1990. Kedua belah pihak baik militer Israel dan kelompok milisi Hizbullah di Lebanon, yang didukung Iran bersikeras mereka melanjutkan melakukan serangan satu sama lain.
Serangan tersebut menimbulkan kekhawatiran yang akan berdampak pada seluruh wilayah Timur Tengah. Konflik antara Palestina dan Israel semakin hari semakin memanas dan memakan banyak korban jiwa dan ditambah Israel juga memberikan serangan ke Lebanon yang menyebabkan ribuan orang mengungsi. Dilansir dari voaindonesia.com (25/09/2024), pada Senin terdapat lebih dari 800 target di Lebanon termasuk ibukota Beirut diserang Israel yang mengakibatkan ribuan orang mengungsi. Menurut kementerian kesehatan Lebanon, sekitar 558 orang meninggal dan lebih dari 1.585 luka-luka. Hal ini dapat meningkatkan kekhawatiran bahwa konflik akan menyebar ke seluruh wilayah pasca serangan tersebut.
*Siapakah Israel?*
Israel merupakan entitas Yahudi yang dibuat oleh Barat dan menduduki wilayah Palestina hingga sekarang. Entitas Yahudi berada di bawah kekuasaan Inggris yang pada saat itu menjadi negara adidaya kemudian berganti di bawah kekuasaan Amerika. Entitas Yahudi berpindah dari Eropa ke Palestina dalam jumlah yang besar ketika Palestina berada di bawah kekuasaan Inggris. Kemudian mereka mendirikan sebuah negara yang didukung oleh Inggris. Sejak saat itu, Israel berubah menjadi agresor yang mendapat dukungan penuh dari Barat dan difasilitasi berupa senjata. Tujuan negara barat mendukung Israel yaitu ingin memantik konflik di tengah-tengah kaum muslimin khususnya wilayah Syam, seperti Palestina, Yordan, Lebanon, Syria, dan Timur Tengah.
Diamnya negara-negara di dunia menjadikan Israel semakin membabi buta untuk terus melakukan penjajahan dan serangan secara masif. Usaha perdamaian yang dilakukan antara penguasa negeri muslim dengan Zionis tak dapat diandalkan, sehingga umat Islam tak bisa berharap lebih akan solusi paripurna atas serangan yang dilakukan Zionis terhadap Palestina. Tak sedikit dari penguasa negeri-negeri muslim yang menjadi kaki tangan negara kafir penjajah. Hal ini tak bisa menjadikan Zionis berganti status menjadi Mu’ahad. Meskipun, berbagai upaya perdamaian telah dilakukan oleh penguasa negeri-negeri muslim. Begitu pula kepada kelompok milisi seperti Hizbullah di Lebanon. Walaupun, mereka memiliki persenjataan yang besar dan kuat, kaum muslimin juga tak bisa berharap pada kelompok milisi Hizbullah. Karena mereka, tidak akan pernah menghancurkan dan menyerang Zionis dengan senjatanya. Pada dasarnya, mereka tidak mengurus kepentingan Islam dan umatnya melainkan hanya untuk memenuhi perintah dan melayani kepentingan para kafir penjajah.
*Palestina Butuh Solusi Paripuna*
Runtuhnya sistem pemerintahan Islam pada tahun 1924, menjadikan negara Islam tersekat-sekat menjadi negara bangsa (Nation state). Hal ini menjadikan umat Islam dan negeri-negeri kaum muslimin terancam karena tidak lagi memiliki pelindung/perisai (junnah), yakni seorang khalifah. Ibarat anak ayam kehilangan induknya. Rasulullah pernah bersabda yang artinya,
“Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Dia akan dijadikan perisai, dimana orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika dia memerintahkan takwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla, dan adil, maka dengannya, dia akan mendapatkan pahala. Tetapi, jika dia memerintahkan yang lain, maka dia juga akan mendapatkan dosa/adzab karenanya.” [HR. Bukhari dan Muslim].
Permasalahan Palestina, khususnya Gaza yang belum ada ujungnya, adalah ketiadaan sistem yang mampu menjadi perisai. Ketika sistem Islam hadir di tengah-tengah umat, negeri-negeri kaum muslimin akan mengirim pasukan untuk membantu dan menyerang tentara Zionis. Karena, sistem ini berperan sebagai perisai yang akan melindungi umat Islam dan negeri-negeri kaum muslimin yang terjajah dan tertindas. Sejatinya, sistem Islam memihak dan melayani kepentingan umat Islam bukan melayani kafir penjajah. Namun, butuh perjuangan seluruh kaum muslimin dalam menegakkan kembali sistem pemerintahan Islam. Menyadarkan umat bahwa permasalahan Palestina adalah eksistensi Zionis Yahudi dan hanya mampu ditakhlukkan dengan sistem ini.
Wallahualam bishawab.
.
Referensi:
https://www.bbc.com/indonesia/articles/cx2l0rn2nq0o
https://www.cnbcindonesia.com/news/20240928072803-4-575309/israel-menggila-di-lebanon-beirut-hujan-roket
https://www.voaindonesia.com/a/israel-serang-lebanon-kekhawatiran-konflik-regional-meningkat/7796819.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar