Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Rusaknya Pondasi Keluarga Akibat Kebukuran Sistem

Senin, 09 September 2024


Oleh : Ilma Kurnia Pangestuti, S.P
 (Pemerhati Generasi)

Keluarga adalah benteng perlindungan terakhir terhadap penjagaan akidah anak manusia. Akan tetapi benteng ini telah mengalami kehancuran akibat serangan dari berbagai sisi. Serangan peradaban kapitalisme-sekularisme yang nyata telah mampu menembus benteng terakhir umat muslim ini. Mirisnya banyak persoalan keluarga yang mencuat akhir-akhir ini sebagai bukti kehancuran keluarga telah melanda. Dikutip dari Prokal.co.id (23/8/2024) telah terjadi sebuah kasus seorang anak yang tega menghabisi nyawa ibunya di Kecamatan Balikpapan Barat.

Meskipun diduga anak kandungnya sedang mengalami gangguan jiwa, namun pasti ada sebab musababnya. Di tempat lain seorang anak bernama Ahmad Alfahri (6) juga dihabisi nyawanya oleh ibu tirinya, IF (24) di sebuah rumah di kawasan Pontianak, Kalimantan Barat, Sabtu siang (SINDOnews.com, 24/8/2024). Kasus di tempat lain juga terjadi yakni K (22) warga Desa Kesugengan Kidul Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon juga tega menghabisi nyawa ayah kandungnya, yaitu Jana (52). Bukan hanya itu, K juga melukai adik perempuannya. (Metrotvnews.com, 29 Agustus 2024)

Saat ini penerapan sistem sekular-liberal atau sekular-kapitalis membuat hubungan keluarga kalah dengan materi, emosi dan membuat lupa hubungan keluarga. Anak tidak lagi tahu posisinya, demikian pula dengan orang tua yang juga telah luntur naluri biologis yang berupa kasih sayang kepada anak-anaknya. Dalam sistem sekuler-liberal atau sekular-kapitalis, ekosistemnya membuat penghuninya kehilangan akal sehatnya, sehingga dalam aktifitas sehari-hari tidak lagi mengindahkan aturan Tuhan. Amarah, dendam, rasa tidak suka, hingga watak bengis muncul seiring lemahnya iman pada individunya. Lingkungan yang telah terbiasa dengan kejahatan, kekerasan hingga hilangnya nyawa manusia, juga menjadi penyebab lunturnya naluri manusia. Hubungan antara keluarga mulai luluh dengan sebatas amarah atau dendam. Ditambah dengan fenomena fatherless dan motherless yang meningkat, menjadikan generasi kehilangan pendidik pertama dan utama.

Sementara, sistem pendidikan tidak lagi memiliki output pendidikan yang berkepribadian baik dan taat kepada Sang Pencipta. Kurikulum pendidikan saat ini malah mencetak generasi yang labil, tidak siap dengan banyak persoalan dan generasi yang rusak (akibat gaul bebas, narkoba, miras maupun judol dan pinjol).

Perekonomian nasional yang dikuasai oleh konglomerat dan oligarki, menjadikan masyarakat berebut sedikit harta yang beredar. Jadilah nuansa “berat dan keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.” Inilah yang turut memicu kekerasan terhadap orang terdekat. Tak kalah pentingnya adalah agenda Barat yang mempropagandakan kehancuran keluarga, terutama keluarga muslim. Mereka berupaya bagaimana keutuhan keluarga muslim dapat porak-poranda. Harapannya, tidak ada lagi institusi yang menjaga akidah muslim.

Dalam sistem Islam, metode pendidikan dasar untuk menanamkan akidah merupakan hal yang sangat penting. Karenanya, negara menjaga kurikulum pendidikan berdasarkan pada ketaatan kepada Allah Swt semata. Pelayanan negara berupa pemberian pembelajaran sejak usia dini hingga perguruan tinggi tidak lepas dari penjagaan keimanan setiap warga negaranya. Hingga output pendidikan adalah output yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT. Dan secara otomatis menjaga hubungan keluarga dengan baik sebagai bentuk ketaatan kepada Rabbnya.. Sebagai pihak yang bertanggung jawab penuh atas pendidikan warga negara, Khalifah (kepala negara) menyedikan fasilitas pendidikan beserta sarana penunjang lainnya. 

Dalam hal keamanan, negara menjaga setiap jiwa seluruh warga negara tanpa memandang warga negara muslim atau non muslim. Para aparatur negara termasuk pihak keamanan, melaksanakan tugas dan kewajibannya melindungi harta, nyawa dan kehormatan seluruh warga negara. Serta pemberian sanksi yang tegas bagi setiap warga negara yang melakukan tindak kriminal sesuai aturan yang berlaku, yakni aturan Islam. Sebagaimana Allah perintahkan dan Rasulullah teladankan. Negara menerapkan sistem Islam secara kaffah, sehingga terwujud sistem kehidupan yang baik dengan penjagaan keluarga yang baik pula.  
Waallahu alam bisawab….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar