Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Bangunan Keluarga Rusak, Siapa Bertanggung Jawab ?

Jumat, 06 September 2024


Oleh: Zunairoh

Miris! Setiap detik berita pembunuhan sadis telah menghantui kehidupan masyarakat. Seolah tak ada lagi ruang aman dan saling menyayangi. Terdapat peristiwa menggegerkan dan membuat warga ngeri di Kecamatan Balikpapan Barat. Jumat (23/8/2024) sekitar pukul 21.13 Wita, seorang ibu bernama Hj RK meninggal secara tragis dibunuh oleh anak kandungnya sendiri. Pelaku tega menebas leher ibunya menggunakan parang. Setelah melakukan perbuatan keji, tersangka melarikan diri masih menenteng sebilah parang.

Selain itu, di Pontianak kegemparan juga terjadi dengan adanya penemuan seorang bocah berusia enam tahun ditemukan dalam kondisi mengenaskan terbungkus dalam karung. 
Dari hasil prarekonstruksi ini terungkap jika korban sudah sering mengalami penyiksaan berupa tindak kekerasan dari pelaku (ibu tiri). Di Cirebon, seorang anak tega menghabisi nyawa ayah kandungnya dan  melukai adik perempuannya. Peristiwa penganiayaan terhadap ayah yang berujung pembunuhan menambah bukti bahwa hubungan keluarga sangat memprihatinkan. (metrotvnews.com, 24/08/2024)

Bangunan keluarga saat ini benar-benar telah rusak yang diakibatkan oleh penerapan system sekulerisme kapitalisme. System ini membuat hubungan keluarga kalah dengan materi, emosi dan membuat lupa hubungan keluarga. Kesulitan menjalani hidup, memenuhi kebutuhan sehari-hari dan mendapatkan pekerjaan yang layak seringkali memantik emosi yang berujung pada kekerasan dalam rumah tangga.

Selain itu sekularisme telah menjauhkan manusia dari agamanya. Konsekuensi dari itu semua, mereka kehilangan makna kehidupan, yakni terkait untuk apa mereka diciptakan dan apa yang harus dilakukannya di dunia. Manusia yang tidak beriman dan bertakwa niscaya akan dikuasai oleh syahwatnya. Ia merasa bebas melakukan segala sesuatu tanpa memperhatikan konsekuensinya. Hilangnya agama dari pedoman hidup manusia juga menjadikan hubungan antar manusia penuh dengan kerusakan.

Rusaknya hubungan antar  keluarga merupakan bukti kegagalan system pendidikan, system ekonomi dan politik. Sehingga negaralah yang paling bertanggung jawab atas penerapan sekulerisme kapitalisme yang merusak bangunan keluarga. Kurikulum pendidikan tidak menjadikan akidah sebagai fondasi menyebabkan anak-anak tumbuh tanpa ketakwaan. Buktinya, Kurikulum Merdeka telah mengacu pada PISA (Programme for International Student Assesment) yang dimplementasikan melalui Assesment Nasional yang penuh dengan kendali Barat. 

Dalam penerapan system ekonomi kapitalisme, kemiskinan ekstrem telah menjauhkan keluarga muslim dari agamanya. Berbagai kebijakan zalim ditetapkan di tengah umat saat kesulitan memenuhi kebutuhan hidupnya mulai dari pencabutan subsidi hingga UU Omnibus Law Ciptakerja. 

Banyak orang tua yang lebih mementingkan pekerjaannya demi memenuhi kebutuhan sehari-hari. Fitrah seorang ibu sebagai penyayang tak didapatkan oleh anak. Akibatnya, anak kurang kasih sayang dari kedua orang tuannya. Muncullah kekerasan dalam rumah tangga, anak tega membunuh orang tuanya atau sebaliknya. 

Berbeda dengan penerapan Islam, Islam menjadikan negara sebagai raa’in (pengurus urusan rakyat) yang akan menjaga fungsi dan peran keluarga, antara lain: 
Pertama, system pendidikan berbasis akidah Islam. 
Kedua, system ekonominya mampu mewujudkan rakyat sejahtera. Para ayah dimudahkan untuk mendapatkan pekerjaan dengan gaji yang layak, sedangkan para ibu focus menjadi ummun warobatul bait (ibu dan pengatur rumah tangga).
Ketiga, system sangsi Islam sifatnya menjerakan. Islam memberlakukan kisas bagi pelaku pembunuhan. Sesungguhnya di dalam kisas ada jaminan kehidupan tercantum dalam QS. Al Baqarah (2): 178-179.
Keempat, system politik dalam Islam menerapkan Islam kafah dalam negara sehingga kebijakan negara sejalan dengan syariat. Para penguasa hanya fokus menjadikan rakyatnya bertakwa dan terpenuhi seluruh kebutuhannya.

Runtuhnya bangunan keluarga telah nyata diakibatkan oleh penerapan sistem sekuler kapitalis dalam kehidupan sehari-hari. Umat Islam butuh perubahan system yang mampu menyelamatkan agama, jiwa, akal, keturunan dan harta yaitu dengan menerapkan aturan Islam secara  menyeluruh (kafah) dalam kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar