Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Pentingnya Jaminan Keamanan Pangan “Halal dan Thayyib” Bagi Generasi

Rabu, 14 Agustus 2024



Oleh: Zunairoh


Media sosial dihebohkan soal 'bocil-bocil' ramai-ramai menjalani cuci darah di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM). Menanggapi hal tersebut, konsultan nefrologi anak dari RSCM dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) menegaskan tidak terjadi lonjakan kasus anak ke RSCM yang menjalani cuci darah.

Karena RSCM merupakan rumah sakit rujukan nasional yang memiliki layanan khusus cuci darah untuk anak sehingga pasiennya bukan hanya berasal dari Jakarta tetapi juga luar pulau Jawa. Ada sekitar 60 anak yang menjalani terapi pengganti ginjal di RSCM. Sebanyak 30 di antaranya menjalani hemodialisis rutin sementara lainnya datang sebulan sekali. Jumlah tersebut cukup banyak bagi sebuah rumah sakit. Kondisi ini juga tidak dijumpai di tempat lain sehingga tampak jumlahnya cukup banyak. (CNN Indonesia, 26/07/2024)

dr Eka Laksmi Hidayati, SpA(K) membenarkan adanya peran gaya hidup terhadap penyakit gagal ginjal. Gaya hidup yang buruk akan berdampak pada obesitas dan berisiko menurunkan fungsi ginjal. "Memang lifestyle (gaya hidup) ini berpengaruhnya dari obesitas. Jadi obesitas itu bisa menjadi risiko dari penurunan fungsi ginjal, tentu secara tidak langsung," ujar dr Eka dalam siniar RSCM Kencana, Kamis (25/7/2024).

Ketua Umum IDAI dr Piprim B Yanuarso, SpA(K) menyebut dalam rentang waktu 2010-2023, angka diabetes tipe 1 pada anak meningkat hingga 70 persen. Salah satu penyebabnya adalah deteksi yang mulai lebih baik, tetapi angka ini juga masih bisa bertambah. Selanjutnya, ia menambahkan jumlah anak yang mengalami diabetes tipe 2 juga tak kalah banyak. Menurutnya, kasus diabetes pada anak juga dipicu gaya hidup yang kurang sehat.

Meski tak ada lonjakan anak penderita gagal ginjal yang berujung cuci darah, keberadaan kasus ini perlu menjadi perhatian karena sebagian kasus erat kaitannya dengan pola konsumsi yang salah atau tidak sehat, dan ini yang mendominasi faktor penyebab gagal ginjal. Realita hari ini banyak produk berpemanis, yang merupakan produk industri makanan minuman di Indonesia. Sayangnya produk tersebut mengandung gula yang tidak sesuai dengan ukuran yang ditetapkan dalam angka kecukupan Gizi. 

Hal ini wajar dalam kehidupan yang diatur oleh sisitem kapitalisme, dimana uang menjadi tujuan utama dari proses produksi. Para pelaku industry makanan berlomba memproduksi makanan dan minuman dengan berbagai jenis untuk memenuhi keinginan konsumen demi mendapatkan keuntungan yang banyak. Selama produk makanan dan minuman digemari masyarakat terutama generasi muda, mereka akan memproduksi sebanyak-banyaknya tanpa memperhatikan aspek kesehatan dan keamanan pangan untuk anak, sehingga tidak sesuai dengan konsep makanan halal dan thayyib. Inilah dampak dari penerapan kapitalisme dalam kehidupan yang justru menimbulkan bahaya bagi keselamatan generasi.

Berbeda dengan Islam, aturan Islam diterapkan untuk menjamin keselamatan manusia, menjadikan halal haram sebagai tolak ukur perbuatan atas dasar iman.  Islam memerintahkan setiap individu memakan makanan halal lagi tayib. Allah Taala berfirman dalam surah Al-Maidah ayat 88 dan surah Al Baqarah ayat 168. Dalam surat Al-Maidah ayat 88 yang artinya, “Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan kepada kalian, dan bertakwalah kepada Allah yang kalian beriman kepada-Nya.” Juga, perintah-Nya tercantum dalam Surat Al-Baqarah ayat 168 yang artinya “Wahai manusia, makanlah sebagian (makanan) di bumi yang halal lagi baik dan janganlah mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya ia bagimu merupakan musuh yang nyata."

Dari ayat tersebut, Allah Swt. dengan sharih menjelaskan bahwa seorang Muslim diperintahkan hanya mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal. Baik itu halal secara dzatiyah atau wujud makanan makanannya ataupun halal dari aspek asal memperoleh makanan tersebut. Tak hanya itu makanan dan minuman yang halal tersebut juga harus baik (thayyiban). Artinya makanan tersebut juga harus suci atau tidak najis, tidak membahayakan tubuh akan maupun jiwa saat dikonsumsi. Artinya makanan thayyib itu yang berimplikasi baik bagi kesehatan, yakni makanan yang sehat memiliki gizi sehingga memberi dampak positif bagi kesehatan orang yang memakannya.  

Dalam Islam, pemenuhan kebutuhan makanan yang sehat lagi baik bukan hanya menjadi tanggung jawab orang tua, tetapi juga negara yang memiliki peran sentral sebagai berikut:
Pertama, menjamin pemenuhan bahan pangan yang halal dan thayyib sesuai dnegan perintah syariat.

Kedua, mengontrol industri agar memenuhi ketentuan Islam tersebut. Untuk itu negara akan menyediakan tenaga ahli, melakukan pengawasan dan sanksi yang tegas bagi pihak yang melanggar aturan

Ketiga, melakukan edukasi atas makanan halal dan thayyib ini melalui berbagai mekanisme dengan berbagai sarana untuk mewujudkan kesadaran pangan yang halal dan thayyib

Keempat, memberikan layanan kesehatan secara gratis kepada seluruh rakyat, seperti deteksi dini penyakit, cek kesehatan secara berkala (cek gula darah, kolesterol, asam urat, kecukupan gizi, dll.), penanganan intensif bagi penderita penyakit kronis, dan layanan kesehatan lainnya. 
Semua kebijakan ini harus diterapkan secara menyeluruh dan sistematis sesuai aturan Islam sehingga dapat mengubah pola dan gaya hidup sekuler, hedonis dan konsumtif menjadi pola dan gaya hidup Islami.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar