Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

BBM Naik Kembali, Derita Rakyat Kapan Berhenti?

Rabu, 14 Agustus 2024


Oleh : Japti Ardiani 


Sejumlah warga mengeluhkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi Pertamax yang mulanya Rp 12.950 per liter menjadi Rp 13.700 per liter. Seorang pengendara sepeda motor di Kota Bogor bernama Rohati (43), misalnya, menilai bahwa kenaikan harga BBM membuat beban hidupnya semakin berat.

Apalagi, pendapatan Rohati tidak sebanding dengan kenaikan biaya sehari-hari.
“Kalau BBM sudah naik, biasanya harga barang-barang lain juga ikut naik. Saya semakin sulit atuh ya mengatur pengeluaran, mana pendapatannya tidak ada,” ujar Rohati saat diwawancarai Kompas.com, Minggu (11/8/2024).
Warga lainnya bernama Risman (31) mengungkapkan, kenaikan harga Pertamax memaksanya untuk menghemat pengeluaran sehari-hari, termasuk mengurangi frekuensi bepergian menggunakan kendaraan bermotor. Risman pun mengaku lebih memilih naik kendaraan umum untuk bekerja.
“Penghasilan saya tidak bertambah, sementara kebutuhan terus meningkat. Sekarang, saya harus naik angkot, kereta, karena untuk membeli bahan bakar motor saja harus berpikir dua kali,” ujar Risman.
Sementara, Endang (42), seorang pengemudi ojek online mengaku keberatan dengan kenaikan harga Pertamax. Namun, mau tidak mau ia harus mengikuti keputusan kenaikan harga tersebut.
Meskipun kenaikan harga Pertamax cukup memberatkan, Endang tetap mengisi motornya dengan bahan bakar ini demi menjaga mesin tetap awet dan performa tetap optimal.
"Motor saya sudah pakai ron 92, kalau pakai Pertalite performanya jadi kurang maksimal, dan saya khawatir mesin cepat rusak. Mending keluar uang lebih, tapi motor tetap prima," ungkap Endang.

Adapun PT Pertamina Patra Niaga kembali melakukan penyesuaian harga BBM non-subsidi mulai 10 Agustus 2024.

Pjs Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Heppy Wulansari mengatakan, harga Pertamax naik menjadi Rp 13.700 per liter dari Rp 12.950 per liter.
Harga tersebut berlaku untuk wilayah dengan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB) sebesar lima persen.
“Seperti badan usaha lain, Pertamina juga melakukan penyesuaian harga BBM non-subsidi,” kata Heppy. (Kompas.com,  10/8/2024).

Padahal BBM adalah salah satu kebutuhan pokok yang seharusnya disediakan dengan murah atau bahkan gratis untuk masyarakat.Tetapi untuk hari ini harga BBM semakin hari semakin merangkak naik. Wong cilik makin susah dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari apabila BBM naik seperti ini. Karena dengan kenaikan harga BBM tentu berdampak besar bagi mereka. Terutama akan terjadi lonjakan harga bahan pokok dan sembako. Hal itu dikarenakan proses distribusi (transportasi) membutuhkan tambahan biaya akibat naiknya BBM.

Selain harga sembako yang akan naik, biaya ongkos transportasi umum pun diprediksi akan mengalami kenaikan. Seperti pengguna bus, angkot atau pun ojek online. 

Di lain sisi wakil rakyat tidak mampu berkutik lagi, diam seribu bahasa dengan kenaikan harga bahan bakar tersebut. Mereka tidak melakukan perlawanan pada keputusan menteri untuk menaikkan BBM.
Tak ada lagi rasa simpati dan empati untuk kaum miskin, yang ada bagi para pengusaha adalah keuntungan demi keuntungan saja. Dan itulah tipe dari sistem Kapitalisme yang telah diterapkan secara membabi buta.

Sistem kapitalisme lebih memperhatikan aspek untung rugi tanpa memikirkan dampak bagi kepentingan rakyat. Para oligarki tidak ingin dirugikan, sehingga untuk mendapat untung sebanyak-banyaknya dengan modal yang sedikit mereka rela menjual harga bahan bakar dengan harga yang tinggi.


Inilah dampak buruk sistem kapitalisme yang diterapkan saat ini. Bahan bakar minyak yang harusnya dikelola negara dan gratis untuk rakyatnya, justru mereka para oligarki mengkapitalisasi bahan bakar minyak kepada rakyat.

Lantas, apakah kesengsaraan rakyat seperti akan terus terjadi tanpa henti?. Kesengsaraan bisa berhenti total apabila kita bisa  mengubah atau menghapuskan sistem kufur kapitalis yang bercokol di negeri ini, dan menggantinya dengan aturan Islam yang berasal dari pencipta.

Jika aturan Islam diterapkan, maka tidak akan ada lagi kesengsaraan bagi rakyat dalam bidang apapun, termasuk masalah kebutuhan pokok. Karena, hadirnya aturan Islam ini, tujuannya yaitu semata-mata hanya untuk menyejahterakan rakyat.

Islam akan mewajibkan negara untuk menyediakan kebutuhan pokok, dengan tidak memberatkan, justru sebaliknya akan memudahkan. Termasuk dalam mengurus dan mengelola Sumber Daya Alam (SDA) terkhusus minyak bumi oleh negara, sebagaimana berdasarkan tuntunan Islam. Sehingga, akan memudahkan tersedianya kebutuhan BBM.

Karena di dalam sistem Islam, pada hakikatnya  sumber daya alam baik BBM dan energi lainnya yang menguasai hajat hidup orang banyak  adalah milik sah  rakyat bukan milik pemerintah. Rasulullah saw bersabda :” Kaum muslim berserikat (memiliki hak yang sama) dalam tiga perkara : air, padang rumput dan api. Harganya adalah haram  (HR. Ibn Majah dan ath-Thabarani).

Berdasarkan hadist ini, ketiga sumber daya alam ini adalah milik umum.  Pemerintah  hanya berwenang mengelola semua milik rakyat tersebut.  Negara boleh memberikan kepada rakyat secara gratis atau menetapkan harga murah yang hasilnya dikembalikan kepada rakyat. Sehingga rakyat tidak terbebani dengan biaya mahal dari kebutuhan energi.  Itulah pengelolaan sumber daya alam dalam Islam yang jelas-jelas membawa berkah. Maka mengembalikan pengelolaan sumber daya alam berdasarkan syariat Islam adalah kewajiban yang harus segera terlaksana

Jadi tunggu apalagi, saatnya mengganti sistem kufur kapitalis buatan manusia, dengan mengubahnya menjadi aturan Islam. Maka, semua kebutuhan pokok rakyat akan terpenuhi. Dengan demikian, rakyat tidak perlu merasakan beratnya dalam memenuhi kebutuhan pokok termasuk khawatir akan mahalnya bahan bakar minyak.

Wallahu a'lam bissawab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar