Tak Cukup Boikot Produk, Harus Boikot Ideologi yang Diemban Zionis

Oleh : Binti Masruroh

Bulan Ramadhan tidak ada tanda-tanda Israel menurunkan eskalasi serangan terhadap muslim Palestina. Bahkan kondisinya semakin memprihatinkan. Mirisnya hingga hari ini Muslim di sana belum juga mendapat pembelaan yang berarti dari berbagai negeri, bahkan dari negeri tetangganya sendiri. Berbagai kecaman yang dilontarkan masyarakat dunia, tak juga menggerakkan para pemimpin dimanapun untuk melakukan pembelaan yang berarti terhadap masyarakat Gaza. Masyarakat dunia, kini hanya bisa melakukan aksi protes, dan juga memaksimalkan aksi boikot, sebagai upaya untuk menunjukkan pembelaannya terhadap saudaranya di Gaza.

 

Dan di bulan Ramadhan ini,  seruan boikot kurma produk Zionis mengemuka. Pasalnya Zionis adalah pengekspor kurma terbesar di dunia. Mengutip Middle East Eye, Minggu (3/2) sepertiga dari total ekspor kurma produsen Zionis Israel dilakukan selama bulan Ramadhan. Himbauan boikot kurma saja menjadikan zionis ketar-ketir, karenanya untuk melawan kampanye boikot, produsen Zionis bekerja sama dengan beberapa distributor untuk mengubah label pada produk mereka dalam upaya untuk mengaburkan asal muasal kurma tersebut.

 

Semangat boikot terhadap produk Israel patut diapresiasi dan digencarkan lasi. Namun perlu dipahami pangkal problem masalah Palestina adalah kebencian zionis terhadap kaum muslimin dan mereka ingin merampas, menguasai dan  memiliki tanah palestina secara legal maupun ilegal. Karenanya solusi masalah palestina tidak cukup hanya boikot kurma dan boikot produk, mengirim obat-obatan, memberi makanan untuk berbuka puasa. Semua itu tidak akan menyelesaikan masalah Palestina. Kaum muslimin harusnya mengambil sikap tegas yaitu memboikot ideologi yang diemban Israel.

 

Solusi yang seharusnya dilakukan adalah mengirimkan pasukan militer dan senjata yang sepadan dengan pasukan dan militer yang dimiliki oleh zionis Israel, bahkan harus lebih besar lagi. Pasukan muslimin itu akan mampu mengusir zionis dari bumi Palestina. Karena Palestina sejatinya bukan milik kaum muslimin saja, tetapi milik seluruh kaum muslimin di dunia. Kaum muslimin sebenarnya memiliki pasukan militer dan senjata yang  jauh lebih besar dan lebih canggih dari daripada yang dimiliki Israel.

 

Namun karena paham nasionalisme telah mengakar kuat dan cengkraman  kapitalisme global yang dipimpin Amerika Serikat  mengakibatkan mereka tersandera.  Ukhuwah Islamiyah atau persaudaraan sesama Islam memudar. Derita kaum muslimin di bumi Palestina, genosida yang dilakukan Yahudi laknatullah tidak mampu menggerakkan pemimpin-pemimpin negeri muslim untuk menggerakkan pasukannya menolong saudaranya di Palestina. Mereka seolah tutup mata dan tutup telinga terhadap penderitaan saudaranya. 

 

Karenanya hari ini yang diperlukan adalah  membangun  kesadaran kaum muslimin di seluruh dunia, dengan menggencarkan dakwah pemikiran sebagaimana dilakukan oleh Rasulullah saw. Dakwah ini akan membangun kesadaran bahwa masalah palestina adalah masalah kaum muslimin. Menolong dan membantu saudaranya adalah kewajiban.

 Kaum muslim mesti  meninggalkan paham nasionalisme dan ideologi kapitalis sekuler yang menjadikan jalan bagi zionis untuk menguasai Palestina. Kaum muslimin mesti menyadari  bahwa  persatuan umat Islam di seluruh dunia dibawah naungan khilafah Islamiyah adalah kewajiban. Dengan terwujudnya persatuan kaum muslimin dibawah naungan khilafah Islamiyah maka khilafah  akan meng komando jihad mengirim pasukan dan senjata yang terbaik dan tercanggih untuk mengusir zionis dari bumi Palestina. Dengan tegaknya khilafah Islamiyah maka derita kaum muslimin Palestina akan berakhir. Wallahu a’lam bi ash-shawab