Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

KEKERASAN PADA ANAK TERUS BERULANG, ISLAM KAFAH SOLUSINYA

Selasa, 16 April 2024


Oleh: Ummu Yucky

Hak anak adalah mendapatkan perlindungan dan kasih sayang. Lalu, bagaimana jika hal tersebut direnggut dari sang anak?

Saat ini banyak sekali kejahatan yang terjadi pada anak-anak. Mulai dari kekerasan seksual, kekerasan fisik, kekerasan psikis, penelantaran anak, bahkan sampai pada eksploitasi anak. Keselamatan anak tidak lagi aman, karena kejahatan datangnya bukan hanya dari orang lain, tetapi juga datangnya dari orang terdekat dari sang anak. Banyak sekali kita mendengar bahwa anak dilecehkan oleh bapaknya sendiri, pamannya, bahkan kakeknya. 

Baru-baru ini kita mendengar di negara Amerika ada seorang bayi berusia 16 bulan yang ditinggalkan oleh ibunya seorang diri di rumahnya selama 10 hari. Bayi tersebut mengalami kelaparan, haus, bahkan ketika meninggal kondisi bayi penuh dengan kotorannya di mulut dan kuku tangan nya. Dalam hal ini sang Ibu meninggalkan bayinya hanya untuk pergi jalan-jalan. Sudah hilang kewarasan dari seorang Ibu yang meninggalkan bayi nya seorang diri hanya untuk jalan-jalan. Hewan saja merawat anaknya dengan penuh kasih sayang, dicarikan makan, seakan-akan tak rela jika anaknya kelaparan. Ini malah seorang manusia yang dianugerahi otak untuk berpikir tidak digunakannya.
  
Di negeri kita pun, baru-baru ini juga telah terjadi kekerasan fisik yang dilakukan oleh pengasuh sang anak. Anak dari seorang selegram yang berasal dari kota Malang mendapatkan kekerasan fisik yang dilakukan oleh pengasuh anaknya. Seorang anak tersebut dipukul, disiksa sampai luka-luka dan lebam. Seperti yang diberitakan di liputan 6 news, pelaku sempat berbohong dengan mengatakan bahwa anak tersebut jatuh, tetapi karena ada kejanggalan, lalu di cek melalui CCTV dan benar adanya bahwa sang anak dianiaya oleh pengasuhnya. 

Lalau, apa pemicu terbesar seseorang dengan mudahnya melakukan penganiayaan, bahkan terhadap anak kecil sekalipun. Kehidupan dalam naungan kapitalisme sekulerisme ini salah satunya yang  membuat beban hidup makin berat, termasuk meningkatkan stres, sehingga mengakibatkan  mudahnya melakukan kekerasan. 

Mari kita perhatikan, kehidupan saat ini semua serba mahal, lapangan pekerjaan pun sangat sedikit sekali bagi para laki-laki, walaupun ada, itu pun tidak dapat memenuhi kehidupannya. Bahan pokok, pendidikan, dan kesehatan semua serba mahal. Hal ini mendorong para Ibu ikut bekerja membantu suami untuk memenuhi kebutuhan hidup. Sehingga, jika sudah sama-sama bekerja di luar, anak yang menjadi korban, karena sang anak harus dititipkan pada orang lain yang belum tentu ada jaminan untuk diri sang anak. Jangankan dititipkan pada orang lain, dititipkan pada keluarga saja masih ada yang melakukan kekerasan. 

Selain semua yang serba mahal, tontonan kekerasan dalam TV masih sering kita jumpai. Sehingga ini memancing orang lain untuk mencoba melakukannya. Ditambah lagi, akidah masyarakat belum tertancap kuat nilai-nilai keislamannya. 

Selain itu juga meningkatnya stres yang pemicunya adalah himpitan ekonomi dan gaya hidup yang ingin mewah, sehingga terkesan besar pasak daripada tiang. Perilaku seperti ini adalah buah dari penerapan sistem kapitalisme yang rusak dan bobrok. 

Dari beberapa hal yang telah dijelaskan di atas, itulah penyebab seseorang dengan mudahnya melakukan kekerasan, baik itu kekerasan seksual, kekerasan fisik atau juga psikis.

Di sisi lain juga menjadi sebuah bukti mandulnya regulasi yang ada, baik UU P-KDRT maupun UU Perlindungan anak yang bahkan sudah mengalami revisi.

Dengan demikian, berulangnya kasus kekerasan terhadap anak menjadi bukti bahwa anak tidak mendapatkan jaminan keamanan, bahkan di dalam keluarganya sendiri. 

Perlindungan anak seharusnya menjadi tanggung jawab semua pihak, baik keluarga, masyarakat maupun negara. Mirisnya saat ini tidak berfungsi dengan baik.
Padahal, Islam mewajibkan setiap orang memahami bagaimana pentingnya perlindungan anak dan berperan serta mewujudkannya dalam semua lapisan masyarakat, baik di keluarga, di masyarakat maupun negara. 

Islam memiliki mekanisme terbaik dalam memberikan perlindungan anak melalui berbagai cara. Asas akidah Islam menjadikan semua individu memahami kewajibannya melindungi anak. Negara Islam akan menerapkan sanksi yang tegas dan menjerakan bagi semua pihak yang melakukan tindak kekerasan terhadap anak.

Dengan demikian, kembali pada aturan Islam dapat menghapus kekerasan pada anak. Islam adalah solusi dari semua problematika kehidupan. Karena itu adalah aturan dari sang Khalik Al mudabbir, Sang Pencipta dunia dan seisinya. 

Wallahu alam bish shawaab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar