Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

THR! Harapan Semata Bagi Pekerja Honorer

Jumat, 29 Maret 2024



Oleh : Nisa Qomariyah,S.Pd
(Penulis dan Praktisi Pendidikan)

Amat miris memang menjalani kehidupan di sistem kapitalisme saat ini. Terulang dan terulang kembali seperti tahun lalu, sebab guru honorer ataupun pekerja honorer tidak mendapatkan haknya yakni tunjangan hari raya (THR) . 

Bagi Aparatur Sipil Negara (ASN), TNI, Polri, dan pensiunan 100 persen, pemerintah bakal kembali memberikan tunjangan hari raya (THR) dan Gaji ke-13 untuk mereka.   Melalui belanja aparatur negara dan menjamin transformasi ekonomi terus berlanjut, berharap langkah ini dapat memperkuat konsumsi masyarakat
papar Kementerian Keuangan. 

Kebijakan tersebut dapat mendorong perekonomian tanah air menjadi 5,2 persen pada tahun 2024 yang sesuai dengan target pemerintah. Makanya kementerian keuangan atau Kemenkeu sangat optimistis. Kepala badan kebijakan fiskal, kementerian keuangan, Febrio Kacaribu menyatakan bahwa harapannya dapat dimanfaatkan secara optimal agar berdampak positif bagi perekonomian nasional,” keterangan tertulis pada (tempo.co,16/3/24). 

Setiap tahunnya pemerintah memberikan THR untuk para pegawai dan biasanya menjalang hari raya Idul Fitri sudah dapat diterima oleh mereka dan diberikan sesuai dengan masa kerja dan jabatan. mereka para pekerja tentunya merasa senang sebab pemerintah memberikan perhatian dengan memberikan THR. Hal itu dilakukan sebagai bentuk apresiasi terhadap rakyat yang mereka menerima setahunsekali. Disisi lain mereka juga agar semangat dalam berkerja serta hadiah untuk merayakan lebaran bagi umat Islam. THR yang didapat bisa digunakan untuk membeli semua kebutuhan dihari raya seperti baju, makanan dan ongkos mudik.

Namun itu semua hanya sebuah harapan setiap tahunnya yang dialami oleh para guru dan pegawai honorer ini akan membuat mereka menjadi sedih dan frustasi sebab apa yang menjadi haknya THR tidak diberikan. Uang THR yang dinantikan hanya sekedar harapan semata, kecemasan yang muncul dan akhirnya tidak mendapatkannya. Sebab, pemerintah telah mengeluarkan keputusan bagi guru dan pegawai honorer tidak ada uang THR. Apalagi kondisi saat ini yang sangat memprihatikan sekali. Dikarenakan semua kebutuhan hidup makin meningkat tetapi uang THR yang akan dijadikan sebagai keperluan di hari lebaran pun tidak didapatkan.

Sungguh sangat mengiris hati, kesenjangan sosial telah membedakan mereka untuk menerima uang THR. Sedangkan presiden dan wakil presiden beserta anggota DPR dan MPR saja yang berhak menerima uang THR secara penuh berserta gaji ke 13. Melihat fakta yang ada, berarti hanya mereka yang memiliki jabatan saja yang mendapatkan. Akan tetapi, para pegawai biasa dan guru honorer tidak mendapatkanya. Sejatinya, jika dibandingkan mereka yang mendapatkan, ada yang lebih berhak mendapatkan THR yakni pegawai honorer. Sebab guru honorer atau pegawai honorer lebih membutuhkan bila dibandingkan dengan para pejabat pemakan uang rakyat.

Padahal, dana yang digunakan untuk pembayaran THR berasal dari uang APBN dan APBD yang asalnya dari uang rakyat yakni uang pajak yang dibayarkan oleh rakyat setiap bulan. Akan tetapi, mengapa disaat pembagian THR rakyat kecil malah tidak mendapatkan. Adakah yang salah jika mereka merasakan kesejahteraan walau hanya setahun sekali. 

Beginilah potret buram sistem kapitalis sekularisme, tidak ada harapan sama sekali untuk hidup lebih maju. Kesejahteraan yang didambakan hanya tipuan belaka, justru kezaliman yang mereka berikan terhadap rakyat. Ketidakadilan telah terlihat jelas disemua aspek kehidupan contoh kecil dalam pembagian THR. Pembagiannya tidak dibagikan secara merata kepada rakyat yang lebih membutuhkan. Jadi, yang miskin makin miskin dan kaya makin kaya karena ulah pemimpin yang tak adil. Sedangkan rakyat kecil terus dipaksa untuk terus membayar pajak tetapi hasilnya dinikmati oleh mereka pemimpin zalim dan segelintir orang saja.

Itulah buah dari penerapan sistem kapitalis sekularisme yakni memuncaknya ketidakadilan, kerakusan dan kesombongan manusia. Selain itu juga menjadikan lebih percaya dengan hukum buatan manusia dari pada hukum dari penciptanya yakni Allah. Maka wajarlah jika hukum rimba yang digunakan yang kaya makin kaya dan yang miskin makin miskin. Kemudian, masihkah kita mau menerapkan sistem kapitalis sekulerisme yang rusak,membahayakan, dan hanya akan menimbulkan kekacauan bila terus digunakan.

Bertolak belakang dengan sistem Islam, dimana negara akan menjamin semua kebutuhan rakyat dari sandang, pangan dan papan. Tidak hanya itu saja, kesehatan, pendidikan juga akan terpenuhi dan masih banyak lagi. Hanya Islam yang dapat memberlakuan semua orang sama adil dan merata, tidak ada kesenjangan yang dirasakan oleh rakyat. Negara juga membuka lapangan pekerjaan sebanyak-banyaknya dan mewajibkan para laki-laki untuk berkerja agar dapat menafkahi keluarganya. Menjadikan hukum buatan Allah sebagai satu-satunya petunjuk dalam menjalani hidup dengan menerapkan kembali syariat Islam secara menyeluruh dan mendakwakan Islam agar Islam dapat dirasakan oleh semua elemen kehidupan.

Sehingga rakyat akan merasakan kehidupan yang aman, damai dan sejahtera. Serta hidup dibawah kepemimpinan Islam, jadi apalagi yang harus kita tunggu. Marilah berbondong-bondon umat bersatu dengan bersama-sama barulah kita dapat menerapkan Islam. Demi memperjuangkan kembalinya kehidupan Islam dibawah kepemimpinan khilafah Islamiyyah.
Waallahu a'lam bish-shawab. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar