Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Harga Pangan Naik Saat Ramadan, Mengapa Jadi Tradisi?

Rabu, 13 Maret 2024




Oleh: Nur Laila

Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan harga komoditas pangan akan mengalami inflasi pada bulan Ramadan mendatang. Hal ini merupakan situasi musiman seperti tahun sebelumnya.

Habibullah mengatakan dalam konferensi pers Indeks Harga Konsumen di kantornya, Jakarta dan menyatakan bahwa Biasanya mengacu pada data historis pada momen Ramadan harga beberapa komoditas diperkirakan meningkat

Kenaikan harga itu disebabkan permintaan yang meningkat pada bulan Ramadan. Adapun, beberapa komoditas yang berpotensi naik di antaranya, daging ayam, minyak goreng, dan gula pasir. Dia bilang kenaikan harga-harga komoditas tersebut akan mendorong tingkat inflasi secara umum.

Habibullah berkata komoditas pangan lainnya seperti beras juga berpotensi naik. Menurut dia, kenaikan itu dipicu oleh kemungkinan dimulainya musim kemarau dan penurunan produksi beras di Indonesia. Dia menyebut apabila harga beras naik, maka juga akan mendorong inflasi secara umum.(CNBCIndonesia,1/3/2024)

Harga pangan menjaleng Ramadan seolah sudah menjadi tradisi, pasalnya kenaikan dikarenakan karena tingginya permintaan pasar. Supply dan demand mempengaruhi harga barang, hanya saja penerapan sistem ekonomi kapitalisme mengakibatkan kesalahpahaman terkait konsep beribadah dan beramal sholeh selama bulan Ramadan yang berimbas kepada naiknya permintaan.

Yaitu dengan masyarakat melakukan akses konsumsi akibat dari pola konsumtif. Pola konsumtif meningkatkan jumlah permintaan. Ketika barang yang tersedia lebih sedikit dari permintaan harga akan naik.

Kondisi ini diperparah dengan aksi penimbunan bahan pangan oleh pihak tertentu dan mengakibatkan harga barang semakin tinggi, kondisi ini jelas memberatkan masyarakat dan menganggu kekhususan dalam beribadah di bulan mulia.

Dengan harga barang naik masyarakat menjadi tersibukkan mencari uang agar dapat terpenuhi kebutuhan pangan, sementara bagi yang memiliki uang sibuk dengan sifat konsumtifmya.

Bulan ramadan memiliki keutamaan dan kekhususan dibandingkan bulan-bulan lain. Dari Khotbah Rosulullah ketika akan memasuki bulan Ramadan.

Rasulullah bersabada:
"Wahai manusia sesungguhnya kamu akan dilindungi oleh bulan yang senantiasa besar lagi penuh keberkahan, yaitu bulan didalamnya ada suatu malam yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang lebih baik dari seribu bulan, bulan yang Allah telah menjadikan prasangka suatu fardhu dan qiyam pada malam harinya suatu tathawu'.

Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah dengan suatu pekerjaan kebajikan didalamnya. Samalah dia dengan orang yang menunaikan suatu fardhu didalam bulan yang lain. Ramadan itu bulan yang sabar itu adalah pahalanya surga.

Ramadan adalah bulan memberi pertolongan (syahrul muwasah) dan bulan Allah memberikan rezeki kepada mukmin didalamnya."

Barangsiapa memberikan makanan berbuka seseorang yang berpuasa adalah yang demikian itu merupakan pengampunan bagi dosanya dan kemerdekaan dirinya dan dari neraka.

Orang yang memberikan makan itu memperoleh pahala seperti orang yang berpuasa tanpa sedikitpun berkurang."

Para sahabat berkata, "Ya Rasulullah, tidaklah semua kamu memiliki makanan berbuka puasa untuk orang lain yang berpuasa."

Maka bersabdalah Rosulullah Shallallahu Alaihi Wasallam "Allah memberikan pahala kepada orang yang memberi sebutir kurma atau seteguk air, atau seteguk susu."

"Barangsiapa meringankan beban dari budak sahaya (ataupun para asisten rumah tangga) niscaya Allah mengampuni dosanya dan memerdekakan dari neraka.

Oleh karena itu perbanyaklah empat perkara pada bulan ramadan; dua perkara untuk mendatangkan keridaan Tuhanmu, dan dua perkara lagi kamu sangat menghayatinya."

Dua perkara yang pertama ialah mengakui dengan sesungguhnya bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan mohon ampun kepada Nya. Dua perkara yang kamu sangat memerlukannya ialah mohon surga dan Perlindungan dari neraka.

Barangsiapa memberikan minum kepada orang yang berbuka puasa, niscaya Allah memberi minum yang dia tidak merasakan haus lagi sesudahnya sehingga dia masuk kedalam surga. (HR. Ibnu Huzaimah)

Dari hadist ini sangat tergambar bahwa Islam mendorong kaum muslimin menjalani hari-harinya di bulan Ramadan dengan memperbanyak amal sholeh dan beribadah.

Namun syariat ini akan berat jika yang menaati hanya di level individu, karena itu Islam memerintahkan negara hadir sebagai pelayan (raa'in) agar rakyatnya bisa fokus dalam melakukan amal shalih dan beribadah dibulan Ramadan.

Pelayanan itu diwujudkan dengan kebijakan negara memudahkan rakyat dalam menjalani ibadah Ramadan mempersiapkan segala sesuatunya demi menaruh ridha Allah dan nyaman menjalankan ibadah puasa.

Negara akan mengawasi harga-harga pangan selama bulan Ramadan tetap terjangkau oleh rakyat, memang tidak bisa jika jumlah permintaan bahan pangan sangat dimungkinkan naik di bulan Ramadan negara disini adalah memastikan harga bahan pangan mengikuti mekanisme pasar dan menghilangkan distori pasar seperti penimbunan, kartel, Maria dan sebagainya.

Negara juga busa melakukan intervensi stok bahan pangan untuk menstabilkan supply dan demand dengan begitu rakyat bisa menjangkau harga pangan. Dan jika harga pangan terjangkau, rakyat tentu akan merasa tenang, sehingga mereka fokus beribadah dan beramal shalih selama Ramadan.

Negara juga memberikan pendidikan terbaik melalui penerapan sistem Islam. Sistem pendidikan Islam membuat seseorang memiliki kepribadian Islam yaitu pola pikir (Aqliyah) dan pola sikap (Nafsiyah) dan distandarkan pada syariat Islam.

Kepribadian Islam menuntun umat memiliki pemahaman yang benar atas ibadah Ramadan termasuk pola konsumsinya, yaitu tidak berperilaku konsumtif.

Dengan demikian peran negara akan mendorong umatnya bersegera dalam kebaikan sesuai tuntunan Allah dan Rosulullah sehingga busa memanfaatkan bulan Ramadan sebaik mungkin drngan amalan ibadah. Hanya saja konsep ini terwujud ketika Dulah Islam (Khilafah) ada ditengah-tengah umat.
Wallahu allam bissowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar