Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Harga pangan Melonjak Jelang Ramadhan

Selasa, 12 Maret 2024



Oleh:  Yaurinda


Sudah menjadi kewajaran saat harga kebutuhan pangan melonjak saat menjelang hari besar keagamaan termasuk ramadhan, kebutuhan pokok yang cenderung meningkat menyebabkan permintaan meningkat meski harga juga ikut tinggi. Semua komoditi pangan terus naik seperti beras, cabe rawit, telur, gula pasir, minyak sayur dan lain-lain.

Dilansir dari (cnbcindonesia.com, 01/03/2024) Menjelang ramadhan beras sampai cabai merah akan semakin mahal. Badan Pusat Statistik (BPS) menyatakan harga komoditas pangan akan mengalami inflasi pada bulan ramadhan mendatang, menurut Deputi Bidang Statistik Produksi BPS, M.Habibullah biasanya mengacu pada data historis pada momen ramadhan harga beberapa komoditas diperkirakan meningkat, kenaikan harga itu disebabkan permintaan yang meningkat pada bulan ramadhan.

Adapun beberapa komoditas yang berpotensi naik diantaranya, daging ayam, minyak goreng, dan gula pasir ujar Habibullah pada konferensi pers Indeks Harga Konsumen di kantornya, Jakarta, Jumat (1/3/2024).
Sepanjang awal tahun 2024, harga beras sendiri sudah mengalami kenaikan yang tinggi. BPS menyebutkan tingkat inflasi secara umum pada Februari 2024 mencapai 2,75% dari tahun ke tahun dan 0,37%  dari bulan ke bulan. Secara bulanan, beras mengalami inflasi sebanyak 5,32% dengan andil 0,21% terhadap inflasi umum. Sementara secara tahunan,beras berkontribusi terhadap inflasi sebesar 0,67%.

Melambung tingginya harga komoditas pangan menjelang hari-hari besar seolah menjadi hal biasa yang berulang setiap tahunnya, padahal masyarakat dengan ekonomi sulit dipastikan merasakan imbas dari kenaikan harga pangan ini, belum lagi masalah pendidikan dan kesehatan.

Hal seperti ini menjadi suatu kewajaran dalam sistem ekonomi kapitalisme yang dijalankan saat ini, kebijakan pemerintah yang tidak memihak rakyat harus diterima suka atau tidak. Lonjakan harga berbagai komoditas terutama harga bahan pangan disebabkan juga dari lemahnya fungsi negara terutama dalam mengatur sektor pertanian ataupun perkebunan serta dalam pendistribusiannya. 

Masyarakat pasti tahu bahwa pengelolaan kebutuhan pokok rakyat dikuasai oleh korporasi segelintir orang dan perusahaan-perusahaan yang hanya mengejar keuntungan karena sistem kapitalis hanya memihak pemilik modal. 
Sedangkan solusi yang ditawarkan pemerintah dalam mengatasi mahalnya bahan pokok  adalah bansos beras, Operasi pasar murah, PKH, BLT namun nampaknya penyalurannya tidak tepat sasaran serta bukan solusi yang mengakar.

Kenaikan harga pangan yang terjadi berulang kali merupakan bukti gagalnya pemerintah mewujudkan ketahanan pangan. Tingginya permintaan tidak menjadi satu-satunya penyebab naiknya harga pangan, tapi karena penerapan sistem ekonomi kapitalis yang diterapkan saat ini, dimana peran negara sangat minim dalam mengurus urusan rakyatnya.

Seharusnya dengan menjadi mayoritas penduduk muslim pemerintah memberikan perhatian khusus untuk menanggulangi fenomena naiknya harga pangan menjelang ramadhan dan hari raya sebab ini terjadi sudah sekian tahun sejak dulu. Seperti yang dilakukan para pemimpin yang menerapkan sistem Islampada zaman kekhalifahan.

Dalam sistem Islam, pemerintahan dalam Islam  merupakan pelayan (raa’in) yang senantiasa memenuhi kebutuhan rakyatnya. Sistem Perekonomian Islam memiliki cara untuk menjaga kestabilan harga. Yaitu, dengan adanya Qadhi hisbah yang bertugas mengawasi pasar dan menghilangkan penyebab terganggunya perekonomian pasar, sehingga mekanisme pasar yang terbentuk akan sehat.

Penumpukan bahan pangan tidak akan terjadi karena pasar selalu diawasi. Pendistribusian bahan pangan akan terus dipantau dan dipastikan merata dalam setiap wilayah setiap saat bukan hanya menjelang ramadhan. Selain itu, baitul maal dalam Islam, bertindak sebagai penjaga harga pasar dengan cara operasi pasar.

Pemerintah juga harus selalu melakukan kontrol terhadap mekanisme pasar agar berjalan sesuai dengan syariat dan tidak terjadi distorsi pasar. Di antaranya dengan melarang penimbunan, melarang praktek tengkulak, kartel, mafia dan melarang transaksi ribawi. Dengan segala upaya yang dilakukan akan meminimalkan terjadinya lonjakan harga.

Jika saja negara menjalankan perannya seperti yang diatur oleh aturan Islam, maka kita tidak akan khawatir lagi tentang kenaikan harga sembako yang tiba-tiba atau yang rutin terjadi menjelang bulan Ramadan atau hari besar lain karena pemerintah akan menjamin kesejahteraan bagi rakyatnya. Ini akan membuat umat tenang menjalani hari-harinya dengan memperbanyak amal shalih dan beribadah. Serta fokus dalam menjalani ibadah ramadhan tanpa khawatir tercukupi bahan pangan dirumah.

Wallahu a’lam bishawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar