Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Buaian Pinjol Diprediksi Menguat di Bulan Penuh Rahmat

Kamis, 14 Maret 2024




Oleh: U Diar

Dari laman tirto.id, Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Lainnya (PMVL) OJK Agusman memprediksi bahwa pertumbuhan utang pinjol pada Maret 2024 atau saat Ramadan berada pada kisaran 11--13 persen secara year-on-year.

Fenomena ini sekali lagi menjadi bukti bahwa ada yang masih belum jera berurusan dengan pinjol dan segala konsekwensinya. Sebab setelah diketahui bagaimana sepak terjang pinjol selama ini, dan setelah diketahui juga hukum tentang pinjaman berbunga, nyatanya pinjol masih diminati, bahkan cenderung semakin banyak peminatnya.

Bila diamati dari kondisi bulan Ramadan yang penuh rahmat, maka sangat paradoks sekali urusan pinjaman berbunga ada di tengah-tengahnya. Bulan suci yang identik dihabiskan dengan ketaatan, terang-terangan dipakai bersentuhan dengan riba yang jelas-jelas tidak diperbolehkan dalam agama Islam.

Kondisi ini tidak bisa dilepaskan dari habitat masyarakat yang tengah didominasi oleh naungan kapitalisme sekuler. Ekonomi kapitalis menjadikan riba sebagai salah satu penopang pergerakan kemajuannya. Sedangkan sekulerisme menyatu bersimbiosis di sana dengan maksud menjadikan mas tak lagi membahas dosa ketika berurusan dengan harta dan dunia.

Walhasil kendati agama sudah mengatur tentang riba, tetap saja tidak diindahkan penerapannya. Mirisnya hal itu juga masih berlangsung tatkala bulan penuh rahmat dan penuh berkah sedang hadir di tengah-tengah umat manusia. Keterbatasan ekonomi dan kebutuhan modal menjadi alasan yang sering mengemuka.

Maka dalam hal ini, tidak cukup memasrahkan soal mau tidaknya berurusan dengan riba hanya kepada pengajaran tentang riba dan dosanya. Sebab berkaitan dengan soal kebutuhan keuangan ini bersinggungan dengan orang banyak. Dan untuk mengendalikan banyak orang, hanya negara lah yang memiliki piranti kelengkapannya.

Negara dapat memainkan perannya untuk mencegah umat kesulitan secara ekonomi dengan jalan memunculkan perekonomian yang menyejahterakan tanpa riba. Menyejahterakan dalam artian bisa memenuhi kebutuhan dasar berupa pangan, sandang, papan, keamanan, pendidikan, dan kesehatan secara merata bagi setiap orang sesuai keperluannya masing-masing

Pengaturan ekonomi ini berkaitan dengan urusan politik kebijakannya. Jikalau mandiri tanpa pengaruh kapitalis yang menanamkan modalnya, maka penyediaan lapangan kerja dll yang bisa mengarah pada terciptanya kesejahteraan masyarakat bisa leluasa ditetapkan. Sebab ekonomi akan digerakkan di sektor riil, bukan sebatas angka yang tercetak di dalam buku.

Berbagai kebutuhan dasar masyarakat dipenuhi dengan menggunakan kas negara yang diperoleh dari pemasukan sumberdaya alam milik umum. Fasilitas yang berkaitan dengan pendidikan, kesehatan, keamanan, atau mungkin juga sandang pangan dan papan, ditopang pengadaannya oleh negara. Sehingga masyarakat tidak akan terlalu sibuk mengejar dunia hanya demi mampu mencukupi kebutuhan yang mahal.

Pun mereka juga akan diedukasi massal tentang pentingnya menjauhi riba. Sebab di dalam surat Al-Baqarah ayat 275, Allah berfirman yang artinya: "Orang-orang yang memakan riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jual beli sama dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.'")

Peran negara seperti di atas adalah gambaran jikalau persoalan ekonomi dan juga masyarakat di dalamnya diatur dengan Islam, aturan yang berasal dan pencipta manusia. Dengan adanya jaminan dari negara yang menerapkan Islam, maka Ramadan akan digunakan sebaik-baiknya untuk benar-benar mengejar Rahmat Allah. Ramadan tidak lagi dijustifikasi sebagai trigger pinjol yang sedang marak. Gambaran negara penerap Islam inilah yang penting untuk dipergunakan. []



Referensi:
1. https://tirto.id/ojk-prediksi-utang-pinjol-makin-tumbuh-saat-ramadan-gWCE

Sumber gambar: hukumonline

Tidak ada komentar:

Posting Komentar