Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Tepatkah Mewaspadai Narasi Khilafah?

Rabu, 14 Februari 2024




Oleh: RM Ica

Beberapa waktu lalu, narasi seputar khilafah kembali menjadi perbincangan publik. Adalah akademisi dari CRCS UGM, Iqbal Ahnaf, sosok yang mengingatkan pemerintah dan masyarakat untuk mewaspadai narasi-narasi kebangkitan khilafah.

"Potensi ancaman dari ideologi transnasional itu akan selalu ada. Gagasan khilafah yang ditawarkan menjadi semacam panasea atau obat segala penyakit dan mampu menyembuhkan kekecewaan, ketidakadilan, dan emosi negatif lainnya, jelas (itu) menggiurkan bagi beberapa masyarakat," ujarnya.

Apakah memang benar narasi khilafah adalah ancaman? Jikalau disebutkan terdapat kondisi yang akan diobati di atas, apakah semuanya ditimbulkan oleh narasi khilafah? Lantas mengapa jika khilafah menawarkan obatnya justru diwaspadai? Apakah sudah tepat sikap demikian?

Sebagaimana diketahui, khilafah keberadaannya tidak asing dalam kajian Islam. Nash syar'i banyak yang telah membahasnya. Bahkan para sahabat Nabi, adalah penerapnya secara langsung tanpa muncul adanya perdebatan soal ancaman dll di kalangan mereka kala itu.

Maka jikalau saat ini ada perdebatan atau bahkan ketakutan, maka tidak demikian harusnya. Tinggal banyak membaca literasi atau mengkaji mendalam, maka akan bisa didapatkan pengetahuan tentangnya secara objektif. Akan didapatkan pemahaman yang lurus tentang apa dan bagaimana khilafah yang pernah ada dulu dan potensi kembalinya di masa depan.

Khilafah sendiri merupakan institusi penerapan Islam secara totalitas bagi seluruh umat manusia di dunia. Keberadaannya dulu menjadi bukti nyata bahwa institusi penerap Islam mampu menghantarkan perubahan gemilang. Dari kondisi peradaban penuh pecah belah menjadi mercusuar peradaban nan megah lagi menyejahterakan. Bahkan ketika ia telah ditumbangkan, harus diakui bahwa jejak kegemilangannya susah dihapuskan.

Maka kewaspadaan terhadap akan kembalinya khilafah sejatinya tidak tepat. Sebab bagaimanapun fakta sejarah maupun nash telah menerangkan dengan terang bagaimana kebaikan yang dilahirkan dari adanya institusi ini. Jadi kendati upaya pemberian stigma pada narasi khilafah berulang kali terjadi, maka tak selayaknya diiyakan dan ditelan bulat-bulat.

Memang tak dapat dipungkiri jika ada yang merasa terancam, yakni kapitalisme dan sekularisme itu sendiri. Kedua paham ini tentu tidak akan leluasa lagi menjalankan kedzaliman yang selama ini membelenggu umat manusia. Mereka juga akan terbongkar kegagalannya dalam menciptakan kehidupan yang berkesejahteraan. Akan terkuak kelemahannya dalam hal krisis multidimensi dan lainnya. Maka tak heran jika kapitalisme dan sekularisme ini terusik dengan adanya kesadaran umat akan pentingnya Islam sebagai pengatur kehidupan.

Mereka juga akan khawatir terhadap goyahnya hegemoni ideologi yang selama ini sudah dibangun. Sehingga stigma narasi khilafah kembali dilemparkan agar dapat terus menjaga apa yang sudah mereka adakan. Atau mungkin secara politik praktis sengaja diaruskan agar tidak ada keberpihakan pada sosok yang dinilai dekat pada Islam.

Maka sebagai umat Islam, sebagai pemilik dari khazanah khilafah, sudah sepatutnya tidak tinggal diam pada stigma narasi khilafah yang tidak tepat ini. Tidak boleh cuek jika Islam dan ajarannya yang dipermainkan. Narasi dilawan dengan narasi, opini dibalas dengan opini, sehingga stigma bisa diluruskan dengan kebenaran yang semestinya diketahui publik melalui dakwah.

Bahwa khilafah adalah bagian dari ajaran Islam. Ia juga bagian dari kajian yang perlu untuk diterapkan sebagaimana teladan Khulafaur Rasyidin dulu. Dan bahwa khilafah dan Islam itu satu paket, yang apabila Islam diterapkan melalui institusi yang tepat, aturannya akan mampu menegakkan keadilan dengan total, akan menyolusi setiap persoalan sebab semuanya dikelola dan dikembalikan sesuai aturan dari Tuhan. Sehingga dengan dakwah Islam yang berkelanjutan, narasi khilafah yang tidak tepat dapat diluruskan dan dihentikan. []

Tidak ada komentar:

Posting Komentar