Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Solusi Tuntas Banjir Negeri Ini

Rabu, 14 Februari 2024





Oleh: Yaurinda


Banjir di Indonesia nampaknya masih menjadi momok menakutkan bagi warga negara terutama daerah perkotaan disaat musim hujan kembali. Seperti tahun ini, baru saja memasuki tahun 2024 banjir sudah melanda berbagai daerah di Indonesia. Dan mirisnya permasalahan banjir di Indonesia dari tahun ke tahun tak pernah ada solusi tuntasnya.

Laporan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan, terdapat 66 bencana alam di Indonesia selama 1-12 Januari 2024.Banjir merupakan bencana alam terbanyak pada awal tahun ini, yaitu 42 kejadian. Jumlah ini setara 63,64% dari total bencana alam di Tanah Air. Berdasarkan wilayahnya, bencana alam paling banyak terjadi di Jawa Barat sebanyak 17 kejadian, Jawa Tengah 9 kejadian, Riau 7 kejadian, serta Jawa Timur, Sumatera Selatan, dan Kalimantan Barat masing-masing 5 kejadian (databoks.com, 12/01/2024).

Beberapa daerah di Sumatera, Jawa dan Kalimantan mengalami banjir. Bahkan di Demak dan Sumatera Selatan yaitu Palembang mengalami banjir yang cukup mengkhawatirkan. Tak ketinggalan Kalimantan Selatan, seperti di kabupaten Tanah Bumbu yang merupakan wilayah pertambangan tak luput juga dari banjir. 


BNPB pun menyebutkan, setidaknya 21.000 warga mengungsi akibat banjir di Demak tersebut. Mereka tersebar di 59 titik pengungsian. Angka ini (21.000 pengungsi) tercatat sebagai salah satu kejadian bencana dengan jumlah pengungsi terbanyak di awal 2024 (Kompas.com, 13/02/2024).


Penyebab terjadinya banjir di Indonesia di pengaruhi oleh beberapa aspek. Mulai dari cuaca ekstrim, aktifitas pertambangan dan alih fungsi lahan menyebabkan daerah serapan air semakin berkurang. Aktifitas Pembangunan Gedung-gedung bertingkat yang tidak memperhatikan bagaimana dampak terhadap lingkungan, serta sampah yang menumpuk tentu memiliki andil besar atas terjadinya banjir di negeri ini. 


Banjir yang terus terjadi dari tahun ke tahun sudah seharusnya menjadi perhatian serius pemerintah. Sayangnya solusi yang diberikan hanyalah bantuan ketika banjir melanda. Setelah itu tak ada solusi yang mengiringinya agar banjir tak terjadi lagi di waktu yang lain. Mirisnya pemerintah justru membiarkan para pemodal untuk dapat membangun usaha mereka tanpa memperhatikan dampak lingkungan dan Nasib rakyat ke depannya.


Langganan banjir untuk Indonesia sudah menjadi hal wajar dimasyarakat karena sedemikian kompleksnya permasalahan harus dihadapi. Namun nampaknya pemerintah kurang serius untuk menyelesaikan masalah banjir ini karena membutuhkan biaya yang cukup besar dalam penyelesaian masalah. Sedangkan dalam konsep kapitalis yang dianut negeri ini meng haruskan kepentingan kapitalis diatas segalanya serta perhitungan untung rugi bagi pelaku.

Kapitalis yang mendominasi di negeri ini membuat luka rakyat semakin menganga. Rakyat kecil menjadi korban atas kerakusan para kapitalis. Para pemilik modal di negeri ini semakin buka-bukaan dalam melakukan pembangunan dan pertambangan yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan dan kondisi rakyat. 


Memang betul pembangunan juga harus dilakukan untuk semakin memperbaiki kualitas hidup masyarakat, namun apalah artinya jika pembangunan tersebut hanya akan membuat alam semakin rusak dan yang menjadi korban adalah rakyat kecil. Sementara para kapitalis dapat menikmati hidup mereka dengan nyaman.


Jika dilihat lagi nenar bahwa bencana banjir adalah qadha dari Allah SWT. Selain itu, faktor curah hujan yang tinggi menjadi salah satu faktor pemicu banjir. Namun kita dapat menganalisis di lapangan faktor yang menyebabkan banjir tersebut apakah ada faktor kelalaian manusia yang telah merusak alam. Selain itu bagaimana mitigasi bencana apakah telah disiapkan dengan matang atau belum?. Jika hal ini tidak dilakukan maka bencana banjir akan terus menerus terjadi di negeri ini. Karena Allah berfirman dalam Q.S Ar-rum 41 bahwa kerusakan yang terjadi di muka bumi tidak lain adalah karena ulah tangan manusia. 


Sebagai negara dengan mayoritas berpenduduk muslim harusnya penguasa berfikir bagaimana Islam menyelesaikan masalah ini. Karena dalam agama ini memandang bahwa penguasa atau pemimpin bertugas sebagai pelindung, pelayan rakyat. Pemimpin bertugas memastikan untuk tercapainya kenyamanan ditengah umat, dan tidak memihak asing.


Jika persoalan banjir dilihat dari kacamata Islam maka negara akan menyiapkan berbagai cara untuk segera nenuntaskannya.  Negara hadir untuk melakukan pembangunan dan pengelolaan SDA. Semuanya dilakukan negara semata untuk rakyatnya. Bukan diberikan kepada para kapital seperti yang terjadi saat ini. 


Beberapa hal yang akan dilakukan negara adalah memastikan pemerataan penduduk sehingga tidak terjadi penumpukan penduduk di satu wilayah saja. Memperbaiki sistem irigasi yang ada, menyediakan ruang untuk memaksimalkan penyerapan air, serta memberikan edukasi terhadap warga negara untuk membuang sampah pada tempatnya serta menyediakan tempat pengelolaan sampah terpadu. Mitigasi benca juga akan ditingkatkan untuk mencegah dari bencana alam.


Semua biaya untuk melakukan penyelesaian masalah ini ditanggung oleh negara. Negara dengan sistem Islam memiliki banyak sumber pemasukan yang mampu mencukupi alokasi dana tersebut. Pemasukan negara ini berasal dari individu yang terdiri dari sedekah, hibah, zakat dan sebaginya. Zakat sendiri nanti akan dipisah dari sumber pemasukan yang lain, karena penyalurannya berbeda. Selain itu ada dari kepemilikan umum yaitu migas, tambang, kehutanan. Juga dari kepemilikan negara seperti jizyah, kharaj, ghanimah, fai, ushur dan masih banyak lagi.


Berbagai pemasukan yang didapat negara memungkinkan mensejahterakan rakyat serta memenuhi kebutuhan infrastruktur dalam mengatasi masalah banjir. Oleh karena itu, selama kita masih dalam sistem yang berpijak pada aturan kapitalisme maka tidak akan pernah kita dapatkan kesejahteraan yang berpihak kepada rakyat. Dengan demikian penerapan syariah islam secara sempurna dalam bingkai bernegaralah yang dapat memberikan kesejahteraan di muka bumi ini. Wallahualam bishowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar