Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Islam Antisipasi Optimal DBD, Menjaga Keselamatan Generasi

Selasa, 13 Februari 2024



Oleh : Ummu Aqila


Dengue fever (Demam Berdarah Dengue/DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penyakit ini umumnya terjadi di daerah tropis dan subtropis di seluruh dunia, terutama di negara-negara Asia Tenggara, Amerika Selatan, dan bagian dari Afrika. Jika tidak diobati, DBD dapat berkembang menjadi bentuk yang lebih serius, dikenal sebagai demam berdarah dengue atau dengue hemorrhagic fever (DHF), yang dapat menyebabkan komplikasi berbahaya seperti perdarahan internal, syok, dan bahkan kematian.


Indonesia merupakan negara endemis demam berdarah dan menghadapi tantangan yang sama setiap tahunnya. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI), hingga minggu ke-52 tahun 2023 tercatat 98.071 kasus infeksi dan 764 kasus kematian. Demam berdarah dengue atau DBD merupakan penyakit yang sangat mendesak karena dapat berakibat fatal jika tidak ditangani secara khusus. Kasus DBD di Indonesia mulai meningkat pada bulan November dan mencapai puncaknya sekitar bulan Februari.


Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof Dr Dante Saxono, Polsek Dr Halbuwono Kota, menyoroti peningkatan kasus demam berdarah selama satu dekade terakhir dan komitmen pemerintah terhadap strategi pencegahan. Program 3M Plus memang efektif, namun memerlukan inovasi seperti nyamuk ber-Wolbachia dan pengembangan teknologi vaksin. Apalagi mengingat tingginya suhu  yang ditimbulkan El NiƱo saat ini. Dengan demikian, Indonesia termasuk dalam 30 negara endemis dengan jumlah kasus tertinggi. 


Pada kesempatan yang sama, DR Dr. Maxi Rein Rondonuu DHSM MARS, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kementerian Kesehatan, Indonesia, menyatakan komitmen pemerintah dalam memerangi demam berdarah dan menghimbau masyarakat untuk  berpartisipasi dalam kegiatan pencegahan. Program peluncuran vaksin DBD dapat dimulai pada awal tahun depan. (Liputan6.com, Jakarta (4 Februari 2024). 


Pencegahan DBD membutuhkan kerjasama antara individu, komunitas, dan pemerintah dalam melaksanakan tindakan-tindakan ini untuk mengurangi populasi nyamuk dan meminimalkan penularan virus dengue. Menunda pengobatan dapat berakibat fatal, termasuk kematian, dan meningkatkan risiko pada anak. Jika hal ini terjadi, maka dampaknya tidak hanya merugikan keluarga tetapi juga generasi bangsa. 


Upaya yang dilakukan mulai dari memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pentingnya PSN 3M hingga fogging (pengasapan dengan insektisida untuk membunuh nyamuk dewasa dalam skala besar). Namun mengapa wabah demam berdarah masih terus meningkat, setidaknya ada tiga alasan.
Pertama, tempat tinggal masyarakatn Indonesia belum memiliki akses terhadap perumahan layak huni. Terlepas dari apakah lingkungan tetap bersih dan sehat, tinggal di rumah yang layak huni tetaplah sulit. Kedua, mayoritas masyarakat Indonesia berpenghasilan rendah atau miskin. Ketiga, tidak memiliki asuransi kesehatan yang memadai juga rumitnya birokrasi BPJS seringkali menghambat realisasi hak masyarakat atas kesehatan.


Diera Kebijakan Kapitalis pencegahan demam berdarah tidak hanya memerlukan pendidikan namun juga kekuatan ekonomi. Bagaimana masyarakat bisa hidup sehat, bermartabat, serta menjaga lingkungan dan asupan pangan saat perekonomian sedang lemah. Jangankan membersihkan genangan air, bagaimana masyarakat bisa mendapatkan akses terhadap air bersih juga sulit. Oleh karena itu, sekali lagi, akar permasalahan wabah DBD tidak lepas dari penetapan kebijakan kapitalis.


Kebijakan ekonomi kapitalis mempersulit masyarakat untuk memenuhi seluruh kebutuhan dasarnya, termasuk perumahan yang layak huni. Sebab, pemerintah menyerahkan pengadaan perumahan kepada swasta. Di sektor swasta, fokusnya adalah pada keuntungan dan tidak lagi pada pemenuhan kebutuhan perumahan masyarakat. Akibatnya banyak ditemukan pembangunan perumahan dalam jumlah besar, namun tidak dapat diakses oleh masyarakat umum karena harga yang selangit. Tentu saja kebijakan ekonomi kapitalis membuat masyarakat semakin miskin. Demikian pula, pasien demam berdarah memerlukan pengobatan segera untuk menghindari risiko kematian, namun kebijakan layanan kesehatan kebijakan pengupahan dalam UU Omnibus Cipta Kerja.

Bertolak belakang dengan Islam, sebagaimana agama Rahmatan Lil Alamin, memiliki banyak mekanisme  komprehensif untuk  mengatasi epidemi.


Pertama, Islam menjadikan negara sebagai pihak yang bertanggung jawab atas segala kebutuhan rakyatnya. Semua kebutuhan dasar, mulai dari makanan, pakaian dan tempat tinggal hingga kesehatan, keselamatan dan pendidikan, akan dapat diakses oleh semua orang. 
Misalnya, pembangunan perumahan harus dikuasai oleh negara, namun peran serta swasta seharusnya hanya memastikan bahwa pembangunan disesuaikan dengan kebutuhan rakyat, bukan korporasi.Kekuasaan Baiturmal yang dimiliki negara bagian ini juga akan memungkinkan negara tersebut membangun perumahan yang layak huni bagi seluruh penduduknya.
Demikian pula, karena kebutuhan pangan bergizi, negara akan menjamin lapangan kerja bagi seluruh pencari nafkah laki-laki. Jika  kepala rumah tangga  tidak mampu menghidupi dirinya sendiri karena sakit atau cacat dan tidak mempunyai keluarga yang dapat dinafkahi, pemerintah dapat melakukan intervensi untuk menafkahi keluarga tersebut.


Kedua, Islam memberikan  sistem pelayanan kesehatan dikendalikan langsung oleh negara, sehingga semua warga negara mempunyai akses terhadap pelayanan kesehatan. Fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan tersebar merata di seluruh wilayah. Artinya, pasien yang menderita demam berdarah misalnya, bisa diobati dengan cepat dan mudah. Negara juga mengoptimalkan edukasi pada Masyarakat tentang PHBS dan Upaya pencegahan penularan DBD dan berbagai hal yang dapat dilaksankan Tingkat Rumah tangga. 


Ketiga, Islam  menyiapkan upaya pencegahan dengan teknologi unggul dan merata disemua wilayah Daulah Islam. 


Oleh karena itu, jika kebijakan berfokus pada kesejahteraan masyarakat, maka kebutuhan dasar masyarakat, termasuk kesehatan, akan terpenuhi. Ditambah lagi dengan pendidikan bahwa menjaga kesehatan merupakan salah satu perintah Allah Ta'ala. Masyarakat secara cermat mempersiapkan lingkungannya dan menjaganya tetap bersih dan sehat. Inilah jaminan Islam akan pemberantasan penyakit ini guna menjaga generasi. Wallahualam Bishowab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar