Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Swasembada Pangan Indonesia Benarkah Hanya Sekedar Mimpi?

Sabtu, 13 Januari 2024



Oleh: Yaurinda

Sejak kepemimpinan presiden soeharto perjuangan swasembada pangan di lakukan. Segala upaya dikerjakan mulai dari pengadaan infrastruktur, pengairan, penelitian, penyuluhan, pengendalian hama dan lain-lain. Hingga mencapai produsen padi terbesar ke 2 setelah china selain itu kwalitas beras Indonesia menjadi yang terbaik.

Seiring berjalannya waktu dari tahun ke tahun swasembada pangan bukan bertambah maju namun semakin merosot. Seperti yang terjadi saat ini, pemenuhan pangan di Indonesia mengalami defisit yang luar biasa.  Hingga solusi yang ditawarkan pemerintah adalah impor.

 Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan Indonesia membutuhkan impor beras karena sulit untuk mencapai swasembada. Terlebih jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah dan mereka butuh beras.

"Yang kita harapkan adalah kita ini ingin tidak impor beras lagi, tapi itu dalam prakteknya sangat sulit karena produksinya gak mencapai swasembada, sedangkan setiap tahun kita bertambah yang harus diberikan makan," kata Jokowi di acara Pembinaan Petani Jawa Tengah, Di Banyumas,Cnbc Indonesia Selasa (02/01/2024).

Jika kita melihat fakta dilapangan apakah itu solusi sesungguhnya?. Sebenarnya solusi yang demikian merupakan solusi pragmatis yang diambil karena tidak melihat akar masalah serta  mendapat keuntungan dengan cepat. Hal ini tentu merugikan petani dan membuat petani enggan untuk bertani kembali.

Hal ini sesungguhnya wajar jika terjadi dalam sistem kapitalis karena dalam sistem ini mementingkan untung dan rugi. Dan solusi yang ditawarkan tidak menyeluruh dan melihat akar permasalahan. Jika di era pak soeharto saja swasembada pangan bisa tercapai kenapa sekarang tidak? karena individu saja tidak dapat merubah sistem yang sedemikian kompleks karena sistem ini sangat sulit untuk memihak rakyat, kalaupun bisa butuh waktu yang sangat lama seperti masa bapak soeharto.

Hari ini Indonesia sedang terjajah secara ekonomi. Petani sejahtera hanya angan belaka, pasalnya permasalahan petani sangatlah banyak mulai dari pupuk yang mahal, peminat dalam bertani menurun hingga banyak pengalihan lahan pertanian, harga jual murah saat panen raya semua ini tidak bisa diselesaikan hanya dari tataran individu saja melainkan harus ada campur tangan negara.

 
Hal ini akan berbeda penyikapan jika permasalahan ini terjadi di negara dengan sistem Islam. Islam menjadikan negara sebagai pelindung yang bertanggung jawab menyediakan semua kebutuhan publik, seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan bahkan kebutuhan pokok, termasuk makanan. Dalam hal ini pasti negara akan berusaha sungguh-sungguh untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri. Oleh karena itu, negara akan berusaha sungguh-sungguh untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri.

     
Jika kebutuhan pangan belum terpenuhi perhatian negara akan terpusat untuk mengoptimalisasikan pengelolaan pertanian. Langkah optimalisasi pengelolaan ini dilaksanakan dengan berbagai kebijakan yang harus sesuai dengan ketetapan hukum syariat. Supaya kesejahteraan dan keadilan dapat dirasakan oleh seluruh rakyat tanpa terkecuali. Dalam konteks ketersediaan kebutuhan pangan, maka ini merupakan hal penting yang dijamin oleh negara.


Negara akan memberikan edukasi kepada masyarakat pentingnya petani bagi kelangsungan negara juga memberi wawasan yang memadai dalam hal bercocok tanam mulai dari menanam hingga cara memanen yang lebih efektif dari sebelumnya untuk meningkatkan produksi. Selain itu pemerintah juga akan membangun infrastruktur yang diperlukan pertanian seperti pembangunan bendungan, saluran irigasi serta pabrik yang memproduksi pupuk.


Pembukaan lahan-lahan baru akan dilakukan jika di perlukan, penghidupan tanah mati serta pelarangan terbengkalainya tanah. Hal ini dilakukan untuk mengoptimalkan produksi lahan-lahan pertanian agar stok kebutuhan pangan selalu tersedia untuk rakyatnya dan sebagai proteksi terhadap ketersediaan pangan. Negara juga akan melarang adanya praktik penimbunan barang, termasuk menimbun bahan kebutuhan pokok. Sebab, hal ini akan menyebabkan kelangkaan bahan-bahan kebutuhan pokok tersebut.


Pemerintah juga bertugas dalam penstabilan harga bahan pokok di pasaran agar harga pasar tidak memberatkan konsumen tetapi juga tidak merugikan petani. Jika terjadi gagal panen negara boleh mengimpor dari negara lain dengan catatan bukan demi keuntungan namun untuk memenuhi kebutuhan saja agar terhindar dari kelaparan. Dengan berbagai upaya yang dilakukan kemungkinan besar swasembada pangan akan terwujud dan dalam waktu yang relatif singkat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar