Oleh : Mira Sutami H (Pemerhati Sosiall, Generasi dan Kebijakan Publik)
Gaza Palestina terus membara hingga 100 hari lebih, serangan dan Kebiadaban zionis terus berlangsung bahkan lebih sengit lagi dibanding sebelumnya. Korban dari kedua belah pihak berjatuhan. Namun korban meninggal hingga luka - luka dari penduduk Gaza terus bertambah mulai dari anak - anak hingga manula akibat serangan membabi buta dari tentara zionis. Setidaknya 23.843 warga Palestina gugur dan lebih dari 60.317 luka - luka.
Keadaan yang menyayat inilah yang mendorong umat di beberapa penjuru negeri mulai menyumbangkan makanan, obat - obatan hingga pakain. Gelombang aksi demo pun juga dilakukan di sejumlah negara yang bertujuan agar zionis melakukan gencatan senjata. Namun hingga kini tak ada tanda - tanda zionis akan mengakhiri serangannya.
Sayangnya, para pemimpin negeri muslim terutama negeri yang dekat Palestina tak bergeming. Akibat nasionalisme membuat mata hati para pemimpin yang menerapkan kapitalisme sekuler tak mau membela sodaranya sesama muslim yang mengalami penderitaan. Padahal merekalah yang mampu menerjunkan tentara - tentara ke Palestina untuk mengusir para tenta dari Palestina serta membebaskan Palestina. Namun kenyataanya mereka selamanya tak akan mengambil jalan tersebut karena mereka berkiblat dan menjadi antek negara adidaya Amerika Serikat.
Sayang seribu sayang, kini pemimpin umat lslam lemah akibat dari mengikuti penjajah barat hingga rasa kemanusiaan luntur. Padahal umat lslam ada satu tubuh bila salah satu anggota tubuh sakit maka anggota tubuh yang lain merasakannya. Namun semua sirna akibat sistem yang rusak.
Saat ini Palestina membutuhkan pemimpin yang mampu mengirim tentara dan yang mau membebaskannya bukan hanya mengutuk kebiadaban zionis semata namun diam tak ada aktifitas nyata untuk membebaskan dan memerdekakan Palestina. Padahal sudah jelas para pemimpin dunia tahu kemerdekaan adalah hak seluruh umat. Maka dibuatkan organisasi semacam PBB. Namun faktanya itu slogan semata. Banyak negeri muslim yang berkonflik namun mereka hanya mengutuk semata dan melakukan perundingan yang bertele - tele.
Memang sulit bila sistem yang diterapkan saat ini adalah buatan manusia tak akan mampu untuk menyelesaikan urusan umat secara totalitas. Hanya sistem lslam yang mampu menyelesaikan urusan umat secara tuntas termasuk pembebasan Palestina. Namun yang perlu diingat bila ingin menjadikan lslam kepemimpinan berfikir dan bisa menyelesaikan masalah umat maka lslam harus diterapkan secara kaffah (menyeluruh) dalam seluruh kehidupan oleh institusi Khilafah.
Islam memandang Khilafah adalah junnah (pelindung) umat. Hingga seorang Khalifah akan berupaya sekuat tenaga membela umat yang tertindas apalagi yang terjajah. Bila ada umat yang terjajah maka otomatis Khalifah akan menurunkan tentaranya untuk membebaskannya.
Hal tersebut pernah terjadi pada masa Rasulullah beliau memerangi Yahudi dan mengusirnya dari Madinah karena seorang Yahudi yang membunuh seorang laki - laki muslim yang membela seorang muslimah yang telah dilecehkan oleh kaum Yahudi tersebut. Maka Rasulullah kemudian mengirimkan pasukannya (tentara) untuk memerangi Yahudi. Setelah Rasulullah wafat para sahabat dan para Khalifah mengikuti ajaran Rasulullah. Karena setiap individu itu merdeka tidak boleh ada yang menjajah hak - haknya.
Memang hanya dengan dakwah dan jihad kemulian lslam terjaga hingga lslam terbukti mampu menjadi rahmatan lil alamin. Jelas sudah bahwa lslamlah satu - satunya yang mampu menyelesaikan masalah Palestina dan masalah umat yang lain secara tuntas. Jadi saatnya umat untuk kembali pada sistem lslam secara kaffah bila ingin hidupnya berkah karena seluruh permasalahannya terselesaikan dengan tuntas.
Wallahu a'lam bish shawab. []
Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar