Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Indeks Pembangunan Perempuan Meningkat, Perempuan Maju?

Selasa, 16 Januari 2024



Oleh: Binti Masruroh S.Pd  
 
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) menyatakan bahwa selama 2023, perempuan semakin berdaya yang ditunjukkan dengan meningkatnya Indeks Pembangunan Gender. Hal ini dibuktikan dengan semakin berdayanya perempuan dalam berbagai bidang.


Deputi Bidang Kesetaraan Gender  Kementerian PPPA Lenny N Rosalin mengatakan perempuan saat ini semakin berdaya perempuan berdaya ditunjukkan dengan kemampuan memberikan sumbangan pendapatan yang signifikan pada keluarga, menduduki posisi strategis di tempat kerja, terlibat dalam  politik pembangunan  yang dilihat dari  meningkatnya keterwakilan perempuan dilembaga legislative (lertasi.compas.com 08/01/24)


Benarkah peningkatan Indek Pembangunan Perempuan merupakan indikasi perempuan maju atau mulia ? Apabila dikaji lebih dalam, peningkatan indeks pembangunan gender justru menjadikan perempuan makin mendapatkan permasalahan dalam hidupnya dan juga merupakan alarm kehancuran generasi. Tidak bisa dipungkiri tingginya angka perceraian, KDRT, kekerasan seksual dan lainnya menjadi bukti perempuan menderita.  Demikin juga terjadinya krisis moral generasi hari ini, ditandai dengan semakin tingginya kasus buliying yang semakin sadis, bahkan tidak sedikit yang berujung pada kematian, maraknya dispensasi nikah dini akibat hamil diluar nikah, mental illness,  menjadi bukti bahwa generasi hari ini tidak baik-baik saja, padahal generasi hari ini adalah pemimpin masa depan.


Penderitaan yang dialami perempuan hari ini dampak dari penerapan sistem kapitalisme sekuler. Syariat agama terkait perempuan yang memuliakan perempuan tidak dijalankan, seperti syariat tentang penafkahan, peran perempuan, kewajiban belajar, syariat tentang kewajiban suami istri dan sebagainya. Padahal dalam surat At-Thaha ayat 124 Allah swt berfirman yang artinya “Siapa yang berpaling dari peringatanKu, maka sungguh dia akan niscaya  akan menjalani kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkan pada hari kiamat dalam keadaan buta.
Allah swt memuliakan perempuan dengan memberikan peran kepada perempuan sebagai ibu dan pengatur rumah tangga (ummun wa rabbatul bait). Peran ini memberikan tanggung jawab kepada perempuan sebagai pendidik pertama dan utama bagi putra putrinya,  menanamkan Aqidah Islam sejak dini dan  untuk mengatur rumah tangganya dibawah kepemimpinan suami. Sementara suami memiliki kewajiban untuk memimpin, melindungi, memberikan nafkah kepada anggota keluarganya.


Peran utama perempuan sebagai ummu wa rabbatul bait memiliki peran strategis untuk membangun peradaban Islam yang mulia. Agar peran tersebut bisa berjalan dengan sempurna, Islam tidak memberikan beban nafkah kepada perempuan, baik pada dirinya maupun keluarganya. Nafkah perempuan sepenuhnya menjadi tanggung jawab walinya suaminya, ayahnya dan seterusnya.


Selain menjalankan tugasnya dalam rahan domestic sebagai ummu wa rabbatul bait, perempuan sebagai bagian anggota masyarakat juga memiliki kewajiban untuk melakukan aktifitas di ranah publik yaitu  melakukan amar makruf nahi mungkar baik kepada masyarakat maupun pada penguasa.  Perempuan juga boleh bekerja  dengan syarat pekerjaannya tidak menghinakan fitrahnya sebagai perempuan, tidak mengeksploitasi kecantikan perempuan, tidak menghalangi melaksanakan kewajibannya, dan bukan semata mata alasan ekonomi tapi semata mata untuk memberikan kontribusi keilmuan yang dimilikinya untuk kemaslahatan umat dan kemuliaan Islam.

 
Karenanya kemuliaan dan kesuksesan perempuan dalam Islam akan dilihat dari keberhasilan perempuan menjalankan peran domestiknya sebagai ummu wa rabbatul bait serta peran publiknya sebagai  bagian masyarakat yang melaksanakan amar makruf nahi mungkar.
 
Terbukti dengan penerapan syariat Islam terkait perempuan baik oleh individu, masyarakat dan negara ini menjadikan perempuan hidup dalam kemulian dan kesejahteraan. Tidak seperti dalam sistem kapitalis saat ini banyak perempuan dieksploitasi, dilecehkan, dan direndahkan. Wallahu a’lam bi ash-shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar