Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Impor Beras Makin Deras, Demi Siapa?

Senin, 15 Januari 2024



Oleh: Endang Setyowati

Bukan lautan hanya kolam susu
Kail dan jala cukup menghidupimu
Tiada badai tiada topan kau temui
Ikan dan udang menghampiri dirimu
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman
Orang bilang tanah kita tanah surga
Tongkat kayu dan batu jadi tanaman

Beberapa bait lagu yang menggambarkan kondisi negeri kita yang makmur dan kaya akan Sumber Daya Alam. Namun untuk memenuhi salah satu kebutuhan pokok, mesti impor dahulu, sangat mengherankan bukan?

Seperti yang dilansir dalam CNBC Indonesia (02/01/2024),
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkapkan Indonesia membutuhkan impor beras karena sulit untuk mencapai swasembada. Terlebih jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah dan mereka butuh beras.
"Yang kita harapkan adalah kita ini ingin tidak impor beras lagi, tapi itu dalam prakteknya sangat sulit karena produksinya gak mencapai karena setiap tahun. Kita bertambah yang harus diberikan makan," kata Jokowi di acara Pembinaan Petani Jawa Tengah, Di Banyumas, Selasa (2/1/2024).

Indonesia masih membutuhkan pasokan cadangan beras nasional hingga 1,5 juta ton sampai akhir tahun 2023.

Kepala Divisi Perencanaan Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Epi Sulandari dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Tahun 2023, Senin (9/10/2023) memaparkan, realisasi impor hingga 29 September 2023 sudah mencapai 1,638 juta ton.

Di mana, sebanyak 1.132.696 ton telah realisasi bongkar di dalam negeri, sebanyak 34.350 ton sedang bongkar, dan 471.826 ton sedang dalam perjalanan menuju Indonesia.
(CNBC Indonesia, 09/10/2023). 

El-Nino dan gagal panen bukanlah satu-satunya penyebab tidak terpenuhinya kebutuhan beras ini. 
Kelangkaan serta mahalnya harga pupuk juga berpengaruh terhadap pertanian, serta bertambahnya jumlah penduduk Indonesia yang terus meningkat. 

Dengan bertambahnya jumlah penduduk memang secara otomatis akan memerlukan bahan pokok seperti beras yang juga bertambah, karena penduduk negeri ini sebagian besar makanan pokoknya adalah beras.

Namun ketika solusi untuk memenuhi kebutuhan akan beras tersebut dengan cara impor beras, itu merupakan solusi yang pragmatis dan akan terus terjadi.

Karena dalam sistem ekonomi kapitalis saat ini hanya mengedepankan keuntungan saja, tanpa mau berpikir lebih bagaimana caranya agar dapat memenuhi kebutuhan hidup seluruh rakyatnya.
Negara hanya hadir sebagai regulator saja. Menyediakan bahan yang dibutuhkan rakyatnya, namun dengan harga yang mahal. 

Dan impor ini nyatanya bukan demi kepentingan rakyatnya ataupun petani namun lebih kepada kepentingan para pengusaha yang akhirnya mendapatkan keuntungan dari impor tersebut. Beginilah ketika sistem kapitalisme menguasai, pemerintah tiada rasa empati terhadap rakyatnya. 

Sangat berbeda ketika kita memakai sistem Islam, ketika mengatur tentang pangan, maka semua akan berorientasi hanya kepada kepentingan rakyatnya. Sebab pemimpin dalam Islam adalah pengurus bagi rakyatnya.

Rasulullah saw bersabda :
"Imam/pemimpin adalah pemelihara urusan rakyat, ia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap urusan rakyatnya."
(HR. Al-Bukhari dan Muslim).

Maka negara dalam sistem Islam akan menerapkan kebijakan pangan dari hulu hingga hilir agar masyarakat bisa mendapatkan beras(bahan pangan) dengan mudah dan tidak mahal. Juga tetap memperhatikan kesejahteraan para petaninya.

Dengan salah satu cara negara menyediakan pupuk yang murah bagi para petani, dan memperbaiki serta meningkatkan produktivitas di bidang pertanian dan mengoptimalkan segala potensi yang dimiliki melalui mekanisme intensifikasi dan ekstensifikasi.

Intensifikasi meliputi seluruh sarana pertanian yang berkualitas, dimulai dari penyediaan bibit unggul, obat-obatan penunjang kesuburan dan produktivitas tanaman serta menyediakan pupuk dengan harga yang murah bahkan gratis.

Sedangkan ekstensifikasi adalah meningkatkan perluasan lahan pertanian yang diolah, kemudian menghidupkan tanah mati, agar di kelola oleh siapa saja yang mampu dalam mengelolanya, sehingga seluruh lahan aktif dan produktif.

Begitu juga ketika ingin membuat infrastruktur baik dengan mendirikan bangunan untuk industri maupun pembangunan jalan, harus dikaji dahulu agar lahan pertanian tidak hilang sehingga bisa memenuhi kebutuhan untuk rakyatnya. 

Dan boleh negara itu untuk mengimpor bahan pangan namun dengan syarat bahwa impor tersebut hanya untuk kemaslahatan rakyatnya dan benar-benar di pastikan bahwa di dalam negeri sudah diupayakan semaksimal mungkin untuk memenuhi kebutuhan pangan ini. 

Begitulah ketika sistem Islam diterapkan maka akan memberikan kebaikan bagi seluruh makhluk dimuka bumi ini. Maka sudah seharusnya kita sebagai umat Islam menerapkan aturan yang berasal dari Allah SWT, yaitu menerapkan Islam secara kaffah.

Wallahu a'lam bi showab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar