Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Eksploitasi Perempuan di Balik Slogan “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”

Rabu, 03 Januari 2024




Oleh: Ummu Aisha

Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia (KemenPPPA) telah merilis tema Hari Ibu 2023 yaitu 'Perempuan Berdaya, Indonesia Maju. Setiap tahun pelaksanaan peringatan Hari Ibu (PHI) terus berlangsung sebagai bentuk penghormatan dan memuliakan perempuan terutama yang berpredikat sebagai ibu. Dan pelaksanaan peringatan Hari Ibu yang ke-95 tahun 2023 ini yang mengangkat tema utama "Perempuan Berdaya, Indonesia Maju", tak lain sebagai penghormatan bagi seorang ibu. 
Pemberdayaan perempuan adalah upaya pemampuan perempuan untuk memperoleh akses dan kontrol terhadap sumber daya, ekonomi, politik, sosial, budaya agar perempuan dapat mengatur diri dan meningkatkan rasa percaya diri untuk mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam memecahkan masalah sehingga mampu membangun kemampuan dan konsep diri. (https://bappeda.jogjaprov.go.id/)

Dari definisi di atas, perempuan dikatakan berdaya jika memiliki penghasilan sendiri. Sehingga, berlomba-lombalah perempuan untuk bekerja dan meninggalkan perannya sebagai ibu dan pengatur rumah tangga (ummun warobatul bait) dan sekolah pertama dan utama (madrasatul ula) bagi anak-anaknya. Dalam hal ini terjadi pembajakan peran ibu, karena seharusnya ibu adalah pendidik generasi. 

Dengan demikian, banyak problem generasi dalam segala aspek, seperti seks bebas, kecanduan narkoba yang diakibatkan karena lemahnya peran ibu dalam mendidik anak-anaknya, tersibukkan oleh bekerja mencukupi kebutuhan keluarga yang makin hari makin berat dan makin mahal.  

Slogan “Perempuan Berdaya, Indonesia Maju”adalah slogan yang seakan memberikan penghargaan dan penghormatan bagi kedudukan seorang perempuan. Perempuan dapat menjadi pahlawan bagi Indonesia.  Benarkah demikian? Marilah kita lihat beberapa fakta ini.
 
Berdasarkan hasil analisis penelitian disimpulkan bahwa jumlah tenaga kerja Indonesia memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Jumlah Pekerja Migran Indonesia Sebanyak 3,44 Juta pada 2022. (https://jurnal.mdp.go.id) 

Mengacu pada UU No. 18 Tahun 2017, setiap warga negara Indonesia yang akan, sedang, atau telah melakukan pekerjaan dengan menerima upah di luar wilayah Republik Indonesia kini disebut dengan istilah Pekerja Migran Indonesia (PMI). Istilah ini kemudian menggantikan penggunaan sebutan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) maupun Tenaga Kerja Wanita (TKW). Berdasarkan data Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), pada paruh pertama 2023, BP2MI telah memberangkatkan dan menempatkan sebanyak 135.791 pekerja, dengan sekitar 6 dari 10 di antaranya adalah perempuan. (https://goodstats.id/)

Dari data tersebut menjadi jelas bahwa perempuan didorong untuk berdaya agar meningkatkan pertumbuhan perekonomian negara ini. Miris bukan? Perempuan dieksploitasi oleh negara demi meningkatnya pertumbuhan perekonomian. Hanya dengan menyematkan predikat pahlawan devisa bagi negara, perempuan diangkat kedudukannya di negara ini. Maka sebagai perempuan, kita tidak boleh merasa bangga dengan sebutan perempuan berdaya menyebabkan negara ini maju. Seharusnya negara menjadi perisai/pelindung bagi perempuan, bukan malah mengeksploitasi perempuan sehingga menjadi sumber kantong devisa negara.

Sementara di sisi lain, problem bermunculan karena mereka bekerja. Tidak harmonisnya keluarga, KDRT, pelecehan, tidak sebanding dengan jumlah uang yang mereka dapatkan dari bekerja. Perempuan terlalu berharga untik merasakan dampak ini yang menyakitkan. Sungguh miris sekali nasib perempuan Indonesia. Akankah nasib perempuan dapat berubah? 

Padahal, Islam sangat memuliakan perempuan. Baik sejak masih anak-anak, remaja, bahkan setelah menjadi seorang ibu. Kesempurnaan Islam adalah memuliakan perempuan dan memberikan penjagaan terbaik kepada mereka serta memperhatikan hak-haknya. Rasulullah Saw. bersabda:
“Sesungguhnya, Allah mengharamkan atas kalian berbuat durhaka kepada ibu-ibu kalian, mencegah dan meminta serta mengubur anak perempuan hidup-hidup”.

“Barang siapa yang mempunyai tiga anak perempuan, dia melindungi, mencukupi dan menyayanginya, maka wajib baginya surga. Ada yang bertanya: bagaimana kalau dua orang perempuan wahai Rasulullah ? Beliau menjawab: dua anak perempuan juga termasuk”.
(HR. Bukhari)

Dan masih banyak hadis lainnya yang memuliakan perempuan.
Untuk mengubah nasib perempuan,  perlu adanya revitalisasi peran ibu sebagai pendidik generasi.  Dan sudah seharusnya mengembalikan peran ibu sesuai dengan perintah Allah demi mewujudkan generasi berkepribadian mulia. 

Untuk itu, perempuan butuh hidup dalam suatu negara yang menerapkan Islam. Jika masih hidup dalam negara yang menerapkan sistem kapitalis sekuleris maka kehidupan ini akan berat dan makin jauh dari harapan. Negara kapitalis tidak akan  pernah menjadi pengayom bagi rakyatnya, justru negara kapitalisme memandang rakyat dengan asas manfaat. Berdayakan rakyat sebesar-besarnya hingga rakyat hidup dalam kesengsaraan dan ketidakbahagiaan. Urusan rakyat adalah urusan individu rakyat. Tak memperhitungkan kesanggupan rakyat hidup dalam beban.

Oleh karenanya, kita perempuan membutuhkan tegaknya sistem Islam. Sudah saatnya perempuan turut serta dalam perjuangan menegakkan sistem Islam dengan perjuangan sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah Saw. Allaahu Akbar !!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar