Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Harga Rumah Sangat Tinggi, ‘Baiti Jannati’ Sulit Dimiliki

Selasa, 12 Desember 2023



Oleh: Ledy Ummu Zaid

Pasangan mana yang tidak ingin memiliki rumah impian sendiri? Sebenarnya tidak melulu harus memiliki pasangan terlebih dahulu untuk mewujudkan impian memiliki rumah idaman. Generasi muda yang telah sukses dalam karirnya juga berhak memiliki hunian sendiri. Sayangnya, hal tersebut akan sulit direalisasikan oleh generasi muda negeri ini. Fakta mengatakan harga rumah setiap tahun mengalami kenaikan harga hingga melambung tinggi dan rasanya sangat sulit berada dalam genggaman.

Dilansir dari laman cnbcindonesia.com (01/12/2023), harga rumah yang terus merangkak naik dari waktu ke waktu menyebabkan masyarakat yang memerlukan rumah pun harus merogoh kocek sangat dalam. Adapun rata-rata budget yang perlu disiapkan untuk menebus rumah telah mencapai miliaran rupiah. Berdasarkan data Leads Property, wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi) memiliki rata-rata harga rumah per unit mencapai Rp 2,5 miliar untuk rumah komersil. Kemudian, wilayah dengan persebaran rumah subsidi diantaranya adalah pinggiran Depok, Tangerang serta Bogor. Namun harga rumah di wilayah tersebut saat ini juga ikut melambung tinggi. Sebut saja Bekasi yang telah mencapai Rp 1,5 miliar, Depok 1,8 miliar, Bogor Rp 0,9 miliar dan Tangerang Rp 3,1 miliar.

Mengkhawatirkan sekali ketika harga hunian kian meroket karena akan ada banyak warga yang tidak bisa mendapatkan tempat tinggal. Demi mewujudkan rumah impian, tak sedikit yang akhirnya terjerumus dalam kubangan dosa riba. Adapun salah satu upaya yang diberikan bank untuk mempermudah masyarakat membeli rumah, yaitu memperpanjang masa tenor Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Director Research & Consultancy Services Leads Property, Martin Samuel Hutapea dalam Property Market Outlook 2023 pada Jumat (01/12) mengatakan, bank memperpanjang KPR menjadi 20-25 tahun. Dengan ini, harapannya orang Indonesia masih mampu membeli rumah. Berbeda dengan dulu yang hanya diberikan waktu 10-15 tahun yang tampaknya lebih memberatkan. Tetapi orang Indonesia biasanya akan membeli rumah di usia 30 tahun yang mana pada 25 tahun kemudian di usia 55 mereka telah pensiun.

Selain banyak daerah yang berubah, dari pinggiran menjadi perkotaan, alasan lain yang menyebabkan harga rumah kian tinggi adalah tingginya harga bahan baku dalam pembangunan hunian hari ini. Dilansir dari laman ekonomi.republika.co.id (25/10/2023), Direktur Eksekutif Segara Institute, Piter Abdullah mengatakan, harga rumah memang sulit turun. Hal tersebut dikarenakan semua harga bahan untuk pembuatan rumah juga naik, dari mulai harga besi, semen, hingga tanahnya sendiri. Hal ini mungkin terjadi karena banyak perusahan bahan bangunan yang semakin bersaing dalam hal kualitas dan harga produk. Selain itu, dampak pembangunan perkotaan, sehingga mengurangi lahan ruang hidup dan kebutuhan rumah meningkat juga menjadi salah satu penyebab harga rumah menjadi mahal.

Permasalahan sukarnya memiliki hunian seperti ini hanya akan kita temui di sistem kehidupan yang kufur hari ini. Semua berlandaskan aturan manusia yang mana jelas lemah dan terbatas. Sistem sekularisme kapitalisme menyebabkan para investor maupun pemilik perusahaan properti bebas menentukan harga rumah. Dengan dalih mahalnya tanah dan semakin terbatasnya lahan mungkin menjadi salah satu cara untuk menaikkan harga rumah dan mendapatkan laba lebih banyak. Memang tidak bisa dipungkiri, inilah ciri khas kapitalisme yang mana tanah dan Sumber Daya Alam (SDA) bebas diprivatisasi. Siapa yang memiliki modal paling banyak maka merekalah yang berhak mengatur dan membuat kebijakan, termasuk menentukan harga rumah yang mahal. Jika terus seperti ini keadaannya, maka rakyat akan benar-benar sulit memiliki tempat tinggal dan angka kemiskinan kian tinggi.

Berbeda dengan Islam yang menjadikan rumah sebagai salah satu kebutuhan pokok yang akan dipenuhi negara.  Adapun pembangunan negara juga diorientasikan untuk kepentingan rakyat, bukan kepentingan korporasi belaka.  Misalnya dalam pengelolaan tanah, ketika tanah kosong tidak ada yang merawat selama tiga tahun, maka negara akan memberikannya kepada individu lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa yang mempunyai sebidang tanah, hendaknya dia menanaminya atau hendaknya diberikan kepada saudaranya. Apabila dia mengabaikannya, maka hendaknya tanah itu diambil.” (HR. Bukhari). Berdasarkan hadis tersebut, dapat kita ketahui bahwasanya memiliki tanah dan tempat tinggal tidaklah sulit di masa kepemimpinan Islam, yaitu sistem khilafah. Individu hingga masyarakat mendapatkan kemudahan dalam menjalani kehidupan mereka, khususnya dalam sistem ekonomi.

Islam memiliki sistem ekonomi yang adil sehingga mampu mengatur kebutuhan pokok rakyat dengan baik dan benar sesuai syariat Islam. Kepemilikan umum seperti tanah dan SDA lainnya tidak boleh dimiliki pihak swasta yang akan meliberalisasinya atau mengaturnya secara bebas demi mendapatkan keuntungan belaka. Adapun negara akan menjamin penyediaan rumah untuk individu rakyatnya dengan mudah dan syar’i. Rakyat pun tidak perlu pusing memikirkan harga rumah yang mahal dan kebutuhan hidup yang sulit terpenuhi karena semua akan digratiskan oleh negara. Seperti pendidikan dan kesehatan yang selalu memiliki porsi paling besar dalam kesejahteraan rakyat, itu tentu akan mudah didapatkan. Negara tentu akan memberikan perhatian besar pada kesejahteraan rakyatnya dan menjaga mereka supaya tidak terjerumus kedalam dosa riba. Tidak seperti hari ini, ketika sistem kehidupan yang berlandaskan ideologi sekularisme kapitalisme, kesejahteraan rakyat sulit diraih. Menyedihkan, harga rumah yang sangat tinggi membuat ‘Baiti Jannati’ akhirnya sulit dimiliki. Wallahu a’lam bishshowab.

Referensi:
https://www.cnbcindonesia.com/news/20231201140131-4-493775/tembus-miliaran-segini-budget-orang-ri-buat-beli-rumah 
https://ekonomi.republika.co.id/berita/s32r2z457/ini-penyebab-harga-rumah-terus-naik 
https://www.cnbcindonesia.com/news/20230904061406-4-468709/harga-naik-terus-milenial-gen-z-kian-susah-beli-rumah 
https://www.youtube.com/watch?v=TgGxzjCuTLg



Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar