Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Kapitalisme Kikis Visi Keluarga Harmonis

Sabtu, 14 Oktober 2023


Oleh: Ummu Diar

Nasib pilu dialami seorang bocah bernama Muhamad Rauf. Ia dibunuh oleh ibu kandungngnya sendiri dan jasadnya dibuang ke sungai di wilayah Indramayu. Kejadian ini diungkap dalam laman akun Twitter @Heraloebss, Kamis (12/10/2023). Dalam keterangannya itu, disebutkan Rauf kerap mengalami tindakan kekerasan yang dilakukan oleh orang tuanya. Seharusnya, rumah menjadi tempat untuk berlindung dan berkumpul bersama keluarga secara harmonis. 
Disebutkan, Muhamad Rauf (13), warga Desa Parigimulya, Kecamatan Cipunagara, Kabupaten Subang, Jawa Barat ditemukan tewas di saluran irigasi atau sungai di Blok Sukatani, Desa Bugis, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu, Rabu (4/10/2023). Polisi pun melakukan penyelidikan prihal perkara tersebut. Hasilnya, Rauf dibunuh oleh ibunya sendiri, Nurhani (40) dibantu oleh sang paman S (24) serta kakeknya, W (70). [1]

Sebelumnya, masyarakat Indonesia dihebohkan atas kasus pembunuhan yang dilakukan seorang ibu muda kepada anak-anaknya. Tersangka diketahui depresi hingga sampai hati melakukan perbuatan keji tersebut. Peristiwa itu terjadi pada Minggu (20/3/2022) di Brebes, Jawa Tengah. Tersangka KU yang berusia 35 tahun tega melukai ketiga anaknya yang masih kecil. Akibat kejadian itu, anak tersangka yang berusia 7 tahun tewas. Sementara, 2 anaknya yang lain mengalami luka serius di bagian dagu, leher, dan dada. [2]

Sungguh pilu, sosok ibu yang  lazimnya identik dengan sifat yang penyayang kepada buah hatinya, pengayom sekaligus pendamping terbaik yang mengiringi tumbuh kembang buah hati, justru berubah menjadi momok menyeramkan. Ada apa? Mengapa bisa rasa kasih sayang ibu bisa terkikis dan berakhir miris? Mengapa bisa sampai ibu yang sebelumnya mampu menjaga kandungan hingga dapat melakukan pengasuhan setelah melahirkan dapat mengalami gangguan jiwa?

Banyak faktor yang melatarbelakanginya, salah satunya adalah hilangnya visi keluarga harmonis, entah karena perceraian atau karena urusan lainnya. Dan diantara sekian banyak pemicunya, faktor ekonomi lenih sering mendominasi. Persoalan ekonomi kerap kali menjadi beban berat bagi sebagian orang. Bedanya ada yang mampu melalui dengan sabar dan akal sehat, ada yang tidak sanggup hingga memilih solusi di luar nalar yang masuk ranah kriminal.
Tak dapat dipungkiri, saat ini banyak yang tidak beruntung dalam kondisi ekonomi. Pendapatan terbatas harus dibisa-bisakan untuk memenuhi kebutuhan hidup yang rata-rata menjadi semakin mahal. Kondisi terus berulang tentu menjadi beban, bahkan memungkinkan berpengaruh pada kejiwaan.

Terkikis nya kasih sayang ibu lantaran stress menanggung beban hidup hanyalah salah satu contoh saja. Bisa jadi di tempat lain, ada kondisi serupa yang belum tersentuh media. Bisa jadi bukan hanya kaum ibu yang merasakan, kaum bapak, atau bahkan remaja yang belum berkeluarga pun juga turut merasakan hal serupa. Sehingga kondisi rumah tangga dengan visi harmonis sulit digapai ketika stress membayangi setiap personelnya.

Maka penguraian beban ekonomi ini yang sekiranya perlu mendapat perhatian. Namun sayangnya penyelesaiannya tidak sederhana, tidak bisa dilakukan individu semata, dan jangkauannya akan terbatas bila yang menanganinya adalah sekelompok komunitas. Elemen paling tepat yang bisa menyelesaikan tentu saja level negara. Sebab pada negara lah seluruh piranti yang diperlukan untuk menunjang terciptanya kesejahteraan ekonomi ada. Negara yang mengendalikan sumber daya, yang mampu mengkoordinir, sekaligus yang mampu meneken kebijakan terkait ekonomi.

Namun, merealisasikan peran peran di atas tidaklah mudah. Apalagi jika realita ekonomi diwarnai oleh paham kapitalisme yang menyebabkan para kapital yang turut bermain dalam lingkaran pasar. Besarnya modal dan gurita kekuasaan para kapital ini membuat negosiasi lumayan alot untuk sekedar memudahkan terjangkaunya barang bagi masyarakat.

Namun walaupun sulit, bukan mustahil juga untuk diwujudkan. Salah satunya pernah terjadi di masa kejayaan Islam. Islam mempunyai konsep kesejahteraan yang jauh lebih baik dibanding konsep – konsep ekonomi barat. Konsepnya pun telah diterapkan dengan baik mulai dari zaman Rasulullah saw sampai para khalifah penggantinya. Kesejahteraan dalam pandangan islam bukan hanya dinilai dengan ukuran material saja, melainkan juga dengan ukuran non material seperti terpenuhinya kebutuhan spiritual, terpeliharanya nilai moral, dan terwujudnya keharmonisan sosial. [lihat referensi 4] 
 
Dalam pandangan Islam masyarakat dikatakan sejahtera apabila terpenuhi kebutuhan pokok setiap individu rakyat baik pangan, sandang, papan, pendidikan maupun kesehatan. Serta terjaga dan terlindungi agama, harta, jiwa, akal, dan kehormatan manusia. Sehingga penguasa berupaya keras agar semua terwujud. 
 
Di antara langkahnya adalah menjamin tersedianya pekerjaan bagi laki-laki, agar dapat mencukupi tanggungjawab nafkah untuk dirinya dan keluarganya. Jika masih ada kekurangan atau kemiskinan yang menimpa seseorang, maka akan digerakkan sedekah dll. Jika masih belum cukup, maka kas negara digunakan. 
 
Dengan upaya yang Islam pernah contohkan, kemungkinan terkikisnya kasih sayang ibu karena himpitan beban hidup dapat dihindari. Kebutuhan rumah tangga tercukupi dan generasi akan didampingi dengan pengasuhan yang baik. Visi keluarga harmonis bukan sebatas isapan jempol belaka. [] 
 
 
Referensi: 
1. https://www.tvonenews.com/daerah/jabar/159081-nasib-pilu-muhammad-rauf-bocah-13-tahun-putus-sekolah-gara-gara-orang-tua-cerai-tewas-di-tangan-ibu-kandung-di-subang 
2. https://nasional.okezone.com/read/2022/03/23/337/2566633/4-kasus-orangtua-bunuh-anak-terakhir-ibu-gorok-leher-3-anaknya 
4. https://www.google.com/amp/s/umroh.com/blog/kesejahteraan-umat-islam/%3famp

Sumber gambar : pngtree

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar