Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Eksploitasi Anak Jangan Biarkan Semakin Marak

Sabtu, 07 Oktober 2023



Oleh : Nur faktul


Belakangan ini kasus eksploitasi pada anak semakin mengkhawatirkan. Seperti yang tengah dilaporkan bahwa Polda Metro Jaya telah menangkap perempuan muda yang menjadi mucikari pada kasus prostitusi anak melalui media sosial. Korbannya dua anak berumur 14 dan 15 tahun. Pelaku juga diduga melakukan eksploitasi secara seksual pada 21 anak lainnya yang mayoritas masih sekolah. Dalam aksinya, pelaku mematok tarif Rp1,5 juta—Rp8 juta per anak per jam, sedangkan pelaku mendapat bagian sebesar 50%. Hal ini ia lakukan demi memenuhi kebutuhan sehari-hari, paparnya. Kasus ini terungkap melalui patroli siber oleh kepolisian. (Republika, 24-9- 2023). Ini hanya salah satu kasus yang baru saja terkuak. Ada banyak kasus serupa seperti memanfaatkan anak-anak untuk mengemis melalui media sosial TikTok. Pelaku melakukan siaran langsung (live) TikTok dengan konten anak-anak panti untuk mendapatkan tap dan gift (donasi) dari netizen. Tidak tanggung-tanggung, total donasi yang diperoleh mencapai Rp50 juta per bulan, baik dari dalam maupun luar negeri. (Detik, 23-9-2023). 

Secuil fakta di atas sungguh membuat hati teriris. Bagaimana tidak seorang anak yang harusnya diayomi diberikan perlindungan hingga pendidikan yang layak agar mampu menjadi tonggak peradaban negeri ini, justru begitu mudahnya menjadi korban eksploitasi. Lagi dan lagi alasan ekonomi selalu menjadi penyebab utama para pelaku dan korban yang rela menjalani bisnis prostitusi. Apapun alasannya eksploitasi anak dalam bentuk apapun tidak dapat dibenarkan. Kurangnya kasih sayang dari orangtua, tidak adanya kontrol di masyarakat semakin memudahkan para pelaku kejahatan ini melancarkan aksinya. Negara seharusnya segera menyelesaikan kasus ini hingga akarnya, agar tak berlarut-larut bahkan mengorbankan banyak anak generasi bangsa. 

Sistem kapitalisme hari ini, menjadikan orangtua, keluarga hingga masyarakat tersibukkan dengan mengejar kebutuhan materi. Sehingga mereka lalai akan perlindungan terhadap anak. Banyak orang gelap mata demi uang menghalalkan segala cara tak peduli halal dan haram. Maka wajar jika eksploitasi terhadap anak pun dilakoni tanpa rasa bersalah. Negara yang harusnya menjadi garda terdepan dalam perlindungan, faktanya justru sibuk mempermewah insfratruktur namun minim bahkan lalai dari tanggungjawab melindungi individu rakyatnya termasuk anak-anak. Di balik gemerlap infrastruktur yang hanya dinikmati segelintir elit itu, ada anak-anak yang diabaikan dan tidak mendapatkan perlindungan sehingga menjadi korban eksploitasi. Jika sejak belia mereka telah dieksploitasi, bagaimana mereka bisa menjadi pilar peradaban nan gemilang pada masa depan?

Tentunya hal ini akan sangat berbeda ketika dalam naungan sistem Islam. Sebab Islam memiliki mekanisme terbaik untuk melindungi anak yang wajib dijalankan oleh negara. Sistem pendidikan yang berasaskan akidah Islam akan membentuk individu yang beriman dan bertaqwa, sehingga mencegah adanya orang-orang yang ingin menghalalkan segala cara untuk mendapatkan cuan. Negara dengan sistem Islam juga akan menerapkan syariat yang melindungi nyawa anak. Melarang dengan tegas semua pihak yang semena-mena terhadap anak seperti mengeksploitasi, menelantarkan dan sebagainya. Menjamin pemenuhan hak-hak anak sejak masih dalam kandungan hingga ia dewasa. Negara juga akan mengatur media massa dan media sosial sehingga tidak melanggar hak-hak anak. Bahkan kesejahteraan ekonomi rakyat juga akan diwujudkan. Negara juga akan mengurusi anak-anak telantar sehingga bisa hidup layak.
Memberikan sanksi tegas bagi setiap orang yang merampas hak-hak anak, termasuk orang yang mengeksploitasi dan memperdagangkan anak. Serta mendorong masyarakat untuk melakukan amar makruf nahi mungkar. Demikianlah beberapa mekanisme perlindungan di dalam sistem Islam. Dengan menerapkannya tentu akan menyelesaikan problem eksploitasi anak di negeri ini. Sudah saatnya menjadikan sistem Islam solusi terbaik, agar kesejahteraan rakyat tak sekedar jargon melainkan keniscayaan yang nyata. Wallahu a'lam bi shawab.

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar