Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Cinta Nabi, Ikuti Jalan Perjuangan Nabi

Sabtu, 14 Oktober 2023



Oleh: Rinica M

Berbagai kegiatan diselenggarakan ketika Rabiul Awal menyapa, dikerjakan bersama-sama dengan saling bahu membahu. Semuanya didedikasikan sebagai salah satu pembuktian akan kecintaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Terlepas dari beragamnya sejarah tentang peringatan Maulid Nabi dan perbedaan pendapat mengenai boleh atau tidaknya diperingati, Maulid Nabi tetaplah moment penting bagi kaum muslimin.

Sejarah membuktikan bahwa momen hadirnya Nabi ke dunia, merupakan awal datangnya cocok calon pembawa cahaya. Sosok yang ketika dewasa terpilih untuk menjadi panutan bagi seluruh manusia, tanpa membedakan dari mana asalnya-apa warna kulitnya-juga apa derajatnya. Ya, Nabi Muhammad saat kenabian menjelma menjadi teladan, panutan dalam menjalani hidup dan menata kehidupan.

Pengukuhan atas keteladanan ini datangnya langsung dari Zat Pemberi Hidup. Allah SWT berfirman yang artinya: “Sungguh telah ada pada diri Rasulullah itu suri teladan yang baik bagi kalian, (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) Hari Akhir serta banyak menyebut Allah” (TQS al-Ahzab [33]: 21).

Teladan baik yang Nabi contohkan bukan hanya dalam aspek akidah, spiritual, moral dan sosial saja. Melainkan juga teladan kepemimpinan dalam menerapkan hukum dan menyelesaikan persengketaan, berdiplomasi dengan negeri lain di luar negeri Islam, mengatur Madinah dengan Islam dalam hal pemerintahan, membentengi dan menjaga eksistensi madinah dengan organisasi militer yang teratur, mengurus ekonomi dengan panduan Alquran, dll. Aspek pelayanan publik di dalam negeri Madinah hingga di luarnya, semua digerakkan dengan asas Islam.

Teladan Nabi dalam semua aspek itu yang harus dicontoh. Sebab  Allah SWT perintahkan kepada kita melalui firmanNya, yang berarti: “Apa saja yang Rasul berikan kepada kalian, terimalah. Apa saja yang dia larang atas kalian, tinggalkanlah. Bertakwalah kalian kepada Allah. Sungguh Allah amat keras hukuman-Nya” (TQS al-Hasyr [59]: 7). Kendati topik pembicaraan ayat tersebut berkenaan dengan harta ghanîmah dan fay’. Namun, makna ayat ini bersifat umum; meliputi segala yang Rasul saw. berikan dan segala yang beliau larang, termasuk di dalamnya perkara fay’. (Az-Zamakhsyari, Al-Kasysyâf, 4/503).

Bila mau dicermati apa yang Nabi perintahkan dan larang luas sekali cakupannya. Dan dengan kejujuran perenungan dapat diketahui bahwa memang bukan sebatas masalah ibadah ritual yang beliau berikan. Dalam berbagai kitab fiqih (siapapun penulisnya), tertuanglah hukum-hukum syariat Islam yang berkaitan dengan banyak hal. Biasanya diawali dengan bahasan berkaitan dengan petunjuk habluminallaah hingga habluminannaas. Dari bahasan aqidah, thaharah, shalat, zakat, puasa, haji, mukahat, jenazah, waris, muamalah, uqubat, hingga bab khilafah pada kitab tertentu.

Artinya kehadiran Nabi di tengah umat memang dibekali Allah dengan seperangkat aturan yang dengannya bisa menjadi petunjuk bagi hamba untuk menjalankan misi ibadah di dunia sesuai petunjukNya. Keyakinan Nabi adalah utusanlah yang akan menghadirkan kemantapan iman dengan wujud mematuhi wahyu yang beliau sampaikan, tanpa terkecuali. Maka dari itu, dengan adanya peringatan Maulid Nabi, seharusnya pesan imanlah yang kembali terkuatkan. Dengan pesan iman itu, seorang muslim akan tergerak untuk totalitas menjadikan Nabi sebagai dan suri teladan dalam haruslah digenapkan pada segala aspek, termasuk dalam hal meneladani perjuangan beliau dalam menegakkan Islam.

Ketika Nabi saw. diutus di Makkah, beliau menghadapi realitas masyarakat Jahiliyah, yang pemikiran, perasaan dan sistem yang diterapkan di dalam kehidupannya sangat rendah. Untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan mulia syariah Islam, Nabi saw. melakukan dakwah. Dakwah yang beliau lakukan adalah dakwah pemikiran dan politik. Dalam konteks ini, Nabi saw. bisa dianggap sebagai sel pertama dakwah pemikiran dan politik ini.

Setelah Allah memerintahkan mereka untuk melakukan dakwah secara terbuka, Nabi saw. pun melakukan unjuk diri, memperkenalkan kelompok, yang kemudian menjadi partai politik, kepada publik. Aktivitas ini disebut sebagai interaksi dengan masyarakat secara sempurna. Mereka telah menjelma menjadi partai ideologis, bukan partai pragmatis, apalagi oportunis. 
 
Partai ini menjadi ujung tombak yang digunakan oleh Nabi saw. dan para Sahabat melebur pemikiran dan perasaan masyarakat Jahiliyah yang rendah, rusak dan kotor saat itu sehingga menjadi pemikiran dan perasaan Islam, yang tinggi, bagus dan bersih. Konsekuensi dari aktivitas peleburan ini, terjadilah gesekan pemikiran dan perasaan yang luar biasa, antara partai ini dengan masyarakat. Semuanya ini merupakan aktivitas politik Nabi saw. dan para Sahabat hingga berdiri daulah Madinah.
 
Maka, sebagai wujud tertinggi pembuktian cinta pada baginda Nabi, mengikuti dan mengerjakan jalan dakwah semisal atau sama persis dengan yang Nabi kerjakan adalah jawabannya. Sebab dengan jalan seperti inilah cita-cita Nabi berupa dilaksanakannya aturan Islam secara kaffah dalam kehidupan dapat direalisasikan. []

Sumber gambar: Bangkit Media

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar