Oleh : Mira Sutami H ( Pemerhati Sosial, Generasi dan Kebijakan Publik )
Beras merupakan makanan pokok penduduk negeri ini. Namun kini harga beras kian melangit. Bahkan hal ini merupakan rekor tertinggi selama periode 12 tahun. Panel Badan Pangan mencatat harga beras medium tembus Rp 12.110 per kg, rata - rata nasional harian di tingkat pedagang eceran. Jadi bisa dipastikan bahwa harga beras beragam sesuai tempat dan wilayah.
Bagi rakyat ekonomi menengah atas kenaikan beras saat ini tentu tidak terlalu berimbas besar bagi mereka. Tapi naiknya harga beras tersebut membuat rakyat kecil makin sengsara. Apalagi semua harga kebutuhan pokok lainnya juga tinggi. Apalagi bagi rakyat yang berpenghasilan dibawah UMR. Hingga rakyat miskin saat ini ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan harga beras antara lain faktor cuaca misal dampak El Nino, mahalnya biaya produksi misal harga pupuk, bibit, dan tenaga kerja. Faktor lain yang tak kalah penting yang mempengaruhi naiknya harga beras adalah kebijakan global terkait larangan ekspor beras di India. Karena biasanya kita impor dari negara itu.
Tak bisa dipungkiri bila negeri ini selain mengandalkan dari hasil panen lokal dan mengambil impor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri untuk beras dan kebutuhan lainnya. Jadi bila negara yang biasa dijadikan tujuan impor berhenti melakukan ekspor maka pasokan kita juga akan berkurang. Sesuai teori ekonomi bila barang sedikit maka harga akan naik. Nah imbasnya seperti yang kita rasakan saat ini.
Fakta diatas mencerminkan bahwa lemahnya kedaulatan dan ketahanan pangan di lndonesia. Hal ini akibat kebijakan pangan ala kapitalisme. Bukan rahasia umum dalam sistem kapitalisme negara hanya sebagai regulator. Sedangkan korporasi yang bermain serta menguasai tata kelola pangan dan berbagai proses produksi.
Penguasa dalam sistem ini tidak menjalankan fungsinya untuk meriayyah (mengurus) rakyat. Hingga jurang kesenjangan sosial semakin menganga. Oleh sebab itu umat butuh solusi sistemik untuk mengatasi permasalahan - permasalahan yang dihadapinya. Umat butuh sistem lslam. Dimana lslam harus diterapkan secara kaffah oleh khilafah.
Islam mewajibkan negara menjamin ketersediaan kebutuhan pokok umat seperti pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan dan keamanan. Dimana masing - masing individu harus mendapatkannya jaminan pemenuhan oleh negara baik secara langsung dan tidak langsung.
Untuk urusan pangan maka lslam memiliki mekanisme mewujudkan secara mandiri dan berkelanjutan. Jadi negara tidak mengizinkan impor pangan seperti kapitalisme. Negara akan membuat ketahanan pangan dengan jalan menghidupkan lahan - lahan pertanian yang telah mati, atau bahkan membuka lahan pertanian baru bila memungkinkan. Selain itu negara melarang alih fungsi lahan pertanian untuk pembangunan pemukiman, perkantoran dan lain sebagainya seperti dalam sistem kapitalisme.
Selain itu juga mendorong petani untuk giat berproduksi dengan cara memberikan modal bagi petani yang tidak mampu. Bahkan harga pupuk, bibit atau yang berkaitan dengan pertanian terjangkau. Hingga tidak memberatkan petani dan petani pun dipastikan mendapat untung tinggi hingga hidupnya sejahtera dan lebih giat bercocok tanam.
Begitupun untuk pendistribusian pangan juga diawasi oleh negara. Negara memperingkas rantai perdagangan hingga dipastikan rakyat langsung bisa menikmatinya. Tidak boleh ada penimbunan dan monopoli bahan pangan tentunya. Negara juga mengontrol harga pasar. Dipastikan harga kebutuhan pokok stabil di pasaran. Jadi dengan begitu umat akan hidup sejahtera tentunya.
Dengan begitu tentu tidak akan ada masalah harga beras yang melangit lagi. Jadi umat tak perlu ragu lagi bahwa hanya lslam yang mampu menyelesaikan seluruh permasalahan umat apapun masalahnya. Jadi bila ingin hidup sejahtera dan diridhai Allah maka saatnya umat kembali kepada lslam secara kaffah dalam naungan hilafah.
Wallahu a'lam bish shawab[].
Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar