Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Geger Penemuan Mayat Tinggal Kerangka, Individualisme Kian Tinggi

Kamis, 21 September 2023



Oleh: Ledy Ummu Zaid

Manusia pada dasarnya adalah makhluk sosial yang mana tidak bisa hidup sendiri karena pasti akan membutuhkan bantuan orang lain. Namun, sayangnya seiring berjalannya waktu, dan ditambah lagi dengan munculnya teknologi yang semakin modern membuat masyarakat semakin individual. Individualisme yang dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti paham yang menganggap diri sendiri (kepribadian) lebih penting daripada orang lain, kini menjadi salah satu ciri khas masyarakat kita hari ini. Banyak yang lebih mementingkan kesejahteraan diri sendiri daripada repot-repot mengurusi orang lain. 

Baru-baru ini masyarakat digegerkan kembali dengan penemuan mayat tinggal kerangka di Depok, Jawa Barat. Kasus serupa juga pernah terjadi di akhir penghujung tahun 2022 lalu, yaitu ditemukannya mayat tinggal kerangka yang terdiri dari bapak, ibu, paman dan anak di Kalideres, Jakarta Barat. Dilansir dari laman Kompas.com (08/09/2023), telah ditemukan jasad seorang ibu berinisial GAH (68) serta anak laki-lakinya berinisial DAW (38) yang telah membusuk di kamar mandi rumah mereka di sebuah perumahan elit di daerah Cinere, Depok, Jawa Barat pada Kamis (7/9/2023). Ratna Ningsih Trinyoto (71), salah seorang tetangga korban mengungkapkan korban memang dikenal sebagai orang yang jarang bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, bahkan ada tetangga yang tak mengenal keluarga korban. "Selama bertahun-tahun, beliau tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga. Jadi dengan tetangga, ada yang kenal, ada yang enggak," sebut Ratna.

Di samping fakta kepribadian korban yang tidak pernah bersosialisasi dengan tetangga, ada fakta lain yang juga cukup mengherankan. Dilansir dari laman Tempo.co (10/09/2023), Rumah ditemukannya mayat ibu dan anak tinggal kerangka tersebut pernah dikenal sebagai rumah tinggal terbaik di mata para tetangganya. Rumah tersebut selalu terjaga kebersihannya sampai koleksi tanamannya yang juga selalu terawat. Namun, pemandangan tersebut tidak tampak lagi saat ini, khususnya ketika penemuan mayat korban baru-baru ini. Kondisi rumah sudah tidak terawat dan aliran listrik juga sudah diputus PLN. Adapun rumah 2 lantai yang berada di kawasan elit tersebut terlihat berdebu. Rumput di halaman juga sudah berkembang liar. Lantas, dimanakah para tetangga sekitar selama ini? Sudahkah mereka peduli lebih dalam terhadap keadaan keluarga korban yang mungkin mengalami krisis ekonomi?

Penemuan mayat tinggal kerangka di kompleks perumahan elit ini mencerminkan masyarakat yang kurang peduli dengan lingkungan. Individualisme telah menjadi karakteristik masyarakat dalam peradaban sekulerisme kapitalis hari ini. Tak sedikit yang salah mengartikan kepedulian sebagai campur tangan terhadap urusan orang lain. Padahal sekedar melontarkan pertanyaan terkait kabar, keadaan atau masalah yang sedang dihadapi adalah suatu hal yang mendasar bagi sesama makhluk sosial. Namun, sayangnya banyak orang yang tertutup atau tidak mau terbuka kepada orang lain jika memerlukan bantuan. Adapun sistem kapitalisme hari ini mencetak masyarakat yang juga menjunjung tinggi gengsi atau harga diri. Mereka pun tidak ingin terlihat susah yang mana dapat mengundang belas kasihan orang lain. 

Alasan lain yang juga mendukung kasus semacam ini bisa terjadi adalah ketidakharmonisan hubungan antartetangga. Tetangga adalah keluarga terdekat yang kita miliki, tetapi banyak yang malah bermusuhan dan saling menyakiti, baik secara fisik maupun psikis. Hilangnya kesadaran sebagai makhluk sosial yang Allah subhanahu wa ta’ala ciptakan dengan segala kelemahan dan keterbatasannya, maka keberadaan orang lain untuk menolong adalah suatu keniscayaan. Dengan adanya tetangga sekitar kita bisa saling berbagi kebaikan, menjaga dan memelihara. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tetangganya. Siapa saja yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Berdasarkan hadist tersebut, dapat kita simpulkan bahwasanya dalam Islam, kepedulian terhadap tetangga merupakan akhlak yang mulia, bahkan suatu keharusan atau kewajiban. 

Islam tidak hadir hanya sebagai agama yang mengatur ibadah penganutnya, tetapi Islam juga hadir sebagai sebuah ideologi yang seharusnya diemban oleh seluruh individu. Lantas, bagaimana Islam dapat menjadi rahmatan lil ’alamin atau rahmat bagi seluruh alam, jika sistem Islam tidak terterapkan secara kaffah atau menyeluruh? Ya, hal ini dikarenakan saat ini masih terterapkannya sistem kufur sekulerisme kapitalis yang menjunjung tinggi liberalisme atau nilai-nilai kebebasan, maka umat belum bisa hidup dalam ketenangan di peradaban yang sangat memprihatinkan hari ini. Adapun Islam memiliki mekanisme untuk mewujudkan kepedulian dalam kehidupan masyarakat secara riil. Individu yang taat dan memiliki ketakwaan yang tinggi pasti akan berakhlak mulia sebagai buah dari akidah yang kuat, sehingga ia akan ber-muamalah dalam keluarga, masyarakat dan negara dengan baik dan benar sesuai syariat Islam. Keluarga yang harmonis pun akan dijaga kesejahteraannya oleh negara, dan ini membuat mereka bersikap peduli terhadap tetangga. Inilah gambaran masyarakat yang memiliki perasaan, pemikiran dan peraturan yang sama, yaitu interaksi sosial yang benar sesuai syariat Islam. 

Tak berhenti sampai di situ saja, negara memiliki peran yang sangat penting dalam mengatur kehidupan sosial rakyatnya. Karena setiap individu akan dididik untuk bertakwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala, maka ia akan menjalani kehidupan dengan baik sesuai fitrah penciptaannya, yaitu beribadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala dan mengharap ridho-Nya. Kemudian, muslim juga wajib melakukan amar ma’ruf nahi munkar atau mengajak pada kebaikan dan mencegah dari kemungkaran. Oleh karena itu, pelanggaran syariat akan sangat minim dengan adanya seorang hakim yang ditunjuk untuk mengawasi ketertiban umum. Ketika setiap orang akan berlomba-lomba dalam kebaikan, misalnya, menolong tetangga yang sedang kesusahan, maka kasus semacam ini dimana penemuan mayat tinggal kerangka tidak akan terjadi lagi. Sebaliknya, jika tidak ada syariat Islam yang mengatur kehidupan seluruh manusia hari ini, maka tak heran individualisme di masyarakat kita kian tinggi. Wallahu’lam bishshowab.

Referensi:
https://megapolitan.kompas.com/read/2023/09/08/22061781/dalami-sebab-kematian-ibu-anak-di-depok-polisi-antara-bunuh-diri 
https://metro.tempo.co/read/1770211/rumah-lokasi-temuan-mayat-ibu-dan-anak-tinggal-kerangka-pernah-dikenal-terbaik-di-kompleks?tracking_page_direct 
https://metro.tempo.co/read/1770063/polisi-temukan-2-nama-dari-lokasi-mayat-tinggal-kerangka-di-depok-jadi-saksi-penyelidik  
https://kbbi.web.id/individualisme
https://rumaysho.com/18958-hadits-arbain-15-berkata-yang-baik-memuliakan-tamu-dan-tetangga.html


Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar