Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Pembakaran Al Qur'an Umat Butuh Perisai

Sabtu, 08 Juli 2023


Oleh : Ummu Aqila

Kemarahan kaum muslimin terusik kembali, dengan terulangnya peristiwa pembakaran Al Qur'an yang terjadi di Swedia. Bukan kali pertama di tahun 2023 Swedia menghina kaum muslimin dengan tindakan pemakaran Al quran dengan kilah kebebasan berekpresi. Tindakan ini sangat mencederai perasaan umat Muslim seluruh dunia dan tidak bisa dibenarkan. Pemerintah Indonesia pada Kamis (29/6) malam mengecam keras tindakan provokatif seorang warga negara Swedia yang membakar Alquran di depan Masjid Agung Sodermalm Stockholm saat Idul Adha. Selain itu, Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan di Twitter bahwa "tindakan ini melukai perasaan umat Islam dan tidak dapat dibenarkan." Kementerian Luar Negeri RI menegaskan bahwa “kebebasan berekspresi juga harus menghormati nilai dan kepercayaan agama lain.” Ditegaskan bahwa "Indonesia dan negara anggota OKI di Swedia menolak kasus ini." (VOA, 30 Juni 2023).


Insiden itu juga memicu kemarahan di negara-negara mayoritas Muslim lainnya, termasuk Turki, anggota NATO yang memiliki hak penting bagi Swedia untuk bergabung dengan NATO. Turki, yang juga marah dengan protes Alquran awal tahun ini, mengatakan "tidak dapat diterima" untuk membiarkan "tindakan anti-Islam" semacam itu terjadi "dengan kedok kebebasan berekspresi". Presiden Recep Tayyib Erdoğan berkata: "Kami akhirnya akan mengajari orang Barat yang arogan bahwa menghina Muslim bukanlah kebebasan berpikir." 


Negara-negara Timur Tengah seperti Irak, Iran, Arab Saudi dan Mesir mengutuk keras pembakaran tersebut. Mesir menggambarkannya sebagai tindakan "memalukan" yang sangat provokatif saat umat Islam merayakan Idul Adha. Arab Saudi  negara yang menampung sekitar 1,8 juta peziarah minggu ini - mengatakan "tindakan yang berulang dan penuh kebencian ini tidak dapat diterima atas dasar apa pun".  Maroko dan Yordania mengundang duta besar mereka ke Stockholm. Menurut Irak, "insiden tersebut mencerminkan semangat agresif dan penuh kebencian yang tidak ada hubungannya dengan kebebasan berekspresi." Iran mengkritik Irak, menyebut pembakaran Alquran sebagai provokatif dan tidak dapat diterima (BBC NEWS, 30 Juni 2023).
 

Barat benar-benar memiliki dua wajah. Di satu sisi, teriakan toleransi diperbolehkan, di sisi lain, penistaan terhadap Islam. Mereka menyerukan kebebasan, tetapi sering mendiskriminasi Islam dan pengikutnya dan tidak toleran. Anda mengatakan kebebasan beragama, sebenarnya Islamofobia tersebar luas di Barat. Mereka mengatakan kebebasan berbicara hanyalah topeng untuk melegitimasi pelecehan agama. Dia mengatakan bahwa kebebasan berbicara, yang berarti menghakimi dan mengutuk orang, tidak ada artinya.


Aneh bin ajaib tindakan pembakaran Al-Qur’an mereka katakan bahwa  Al-Qur’an dianggap telah menginspirasi umat Islam untuk melakukan kejahatan, terorisme yang menimbulkan kerusakan dan kematian demikian besar, pada faktanya kerusakan itu bukan dilakukan oleh umat Islam. Justru negara pencetus hak asasi manusia yang  paling besar membuat pelanggaran HAM.


Itu adalah kemunafikan Barat. Demokrasi hanya menjadi penutup dan pembenaran atas penistaan agama yang dilakukan. Sikap Barat akan sangat berbeda jika umat Islam menghina agama non-Muslim. Kisah radikalisme dan terorisme tidak diragukan lagi memiliki resonansi internasional, seolah-olah menganggap hanya Islam yang merupakan agama radikal sementara yang lain tidak.


Di akhir pebruari 2023  Direktur Forum on Islamic World Studies (FIWS) Farid Wadjdi terhadap aksi yang sama mengatakan Islamofobia barat dipicu oleh empat faktor. “Pertama, kebencian mendalam terhadap Islam. Kedua, cerminan dari kekhawatiran bahwa pengaruh Islam tumbuh di dunia untuk menggantikan kapitalisme. Ketiga, menguatnya Islam tidak lepas dari perang Barat melawan terorisme dan perang melawan radikalisme. Keempat, tidak ada negara yang mewakili ideologi Islam yang memiliki pengaruh besar dalam politik internasional," jelasnya. (Mnews, 26 Januari 2023).


Setiap kali ada penistaan, penghinaan, dan pelecehan terhadap Islam, para pemimpin negeri muslim paling mentok marah, tersinggung, mengecam, dan mengutuk secara diplomatis. Tidak ada tindakan tegas setelah itu. Respons umat Islam dan para pemimpin negeri Islam ini sebenarnya menunjukkan betapa lemahnya negeri-negeri muslim di hadapan Barat.


Cendekiawan Islam Ustadz Ismail Yusanto (UIY) menilai pembakaran Al-Qur'an yang berulang kali sebagai ekspresi lemahnya kekuatan politik umat Islam. Ia juga mengingatkan umat Islam bahwa ketika kekhalifahan (perisai kaum Muslimin) masih tegak, Khalifah dapat dengan mudah mengambil tindakan tegas terhadap negara yang menghina Nabi Muhammad. “Khilafah memiliki kekuatan yang efektif. Kekuatan efektif berarti kekuatan yang mereka lihat dalam kenyataan.” (MNews,7/4/2023). 


Terhadap penghina  Al-Qur'an tentu saja tidak cukup mengecam dan mengutuknya. Para penista akan terus bermunculan dengan pola dan faktor perilaku yang berbeda. Akan ada Ramulus dan Momika lainnya selama Islam tidak memiliki satu kepemimpinan, yaitu kekhalifahan, yang dapat mengirimkan pasukan Muslim untuk mengambil tindakan tegas terhadap mereka. Kekuatan yang sama besar untuk menjadi pelindung dan menghancurkan musuh-musuh Islam. Betapa mendesak dan pentingnya kehadiran negara yang mampu mempersatukan rakyat di bawah komando satu khalifah. Khilafah, penjaga kehormatan Islam. 


Dalam Islam, agama adalah sesuatu yang harus dilindungi dan dimuliakan. Salah satu tujuan penerapan syariat Islam adalah untuk menegakkan dan melindungi agama. Kita bisa melihat kerasnya Islam terhadap para penghujat dalam sikap Khalifah Abdul Hamid dalam menanggapi pelecehan terhadap Nabi Muhammad. Saat itu ia memanggil duta besar Prancis dan meminta penjelasan tentang niat Prancis menampilkan tontonan yang menghina Nabi. Dia memberi tahu duta besar Prancis: "Saya adalah Khalifah Umat Muslim, Abdul Hamid!Saya akan menghancurkan dunia di sekitar Anda jika Anda tidak menghentikan pertunjukan!"


Inilah sikap para pemimpin umat Islam, tegas dan berwibawa. Orang-orang terus dihina karena tidak ada yang berbicara tegas dan jelas untuk agama ini. Ketiadaan khilafah telah menjadi bencana dan keterpurukan terbesar bagi masyarakat abad ini. Umat terkotak-kotak oleh negara bangsa, terpisah karena kepentingan nasional masing-masing negeri, dan terhalang oleh sekularisme yang merasuk dalam pikiran dan perasaan umat. Akibatnya, tidak pernah tergambar betapa indahnya persatuan umat dalam naungan Khilafah. Oleh karena itu, betapa indahnya persatuan umat di bawah lindungan Khilafah tidak pernah tergambarkan.


Agama ini hanya dapat dilindungi dengan mematuhi hukum Islam yang kaffah. Oleh karena itu, tuntutan untuk menaati syariat Islam harus terus ditegakkan agar masyarakat memahami bahwa satu-satunya pilihan hidup terbaik saat ini dan di masa depan adalah penerapan syariat Islam dalam segala aspek kehidupan. Wallahu ‘alam bisowab.

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar