Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Baby blues, Gangguan Kesehatan Mental yang Mengancam Para Ibu

Kamis, 15 Juni 2023



Oleh : Fatimah Abdul (Pemerhati Sosial dan Generasi)

Akhir-akhir ini banyak terjadi gangguan kesehatan mental pada masyarakat. Gangguan ini tidak hanya menimpa orang dewasa saja bahkan di kalangan remaja pun juga banyak ditemukan. Setidaknya ada enam jenis gangguan mental yang sering dialami diantaranya, gangguan depresi mayor, gangguan perilaku, gangguan kecemasan umum, gangguan stres pascatrauma (PTSD), fobia sosial dan gangguan defisit perhatian/hiperaktivitas (ADHD). Satu lagi jenis gangguan kesehatan mental yang sering menyerang para ibu pasca melahirkan yaitu fenomena baby blues. Ada yang berpendapat bahwa gangguan ini bersifat hormonal. Menurut health.detik.com bahwasanya RI merupakan ranking ke-3 kasus baby blues terbanyak di Asia.

Laman mitrakeluarga.com menuturkan baby blues syndrome adalah perasaan sedih yang dialami banyak wanita di masa-masa awal setelah melahirkan. Kondisi ini cenderung muncul pada hari ke-2 atau ke-3 pasca persalinan. 

Di Indonesian menurut penelitian nasional ada sekitar 50-70 presen ibu mengalami gejala ringan hingga sedang baby blues syndrom. Angka ini merupakan tertinggi ketiga di Asia.
Psikolog Dra Maria Ekowati selaku Ketua Komunitas Wanita Indonesia mengatakan bahwa ada berbagai faktor yang menyebabkan kondisi baby blues syndrom ini diantaranya faktor hormonal dan hubungan rumah tangga seorang ibu. Fenomena ini ditandai dengan perasaan cemas, sering menangis secara tiba-tiba, susah tidur dan emosional. Sementara itu kondisi hubungan dalam rumah tangga yang kurang harmonis juga dapat memicu kondisi baby blues. Faktor ekonomi dimana pendapatan suami tidak mencukupi, serta tekanan kebutuhan hidup yang luar biasa.

Sistem Kehidupan Sekuler Kapitalis Penyumbang Gangguan Kesehatan Mental 

Tidak bisa dipungkiri bahwa kondisi masyarakat yang tengah kesulitan, susahnya mencari lapangan pekerjaan, besarnya gaji yang tidak mencukupi, kebutuhan pokok yang harganya terus merangkak naik, biaya sekolah yang harus ditanggung belum lagi biaya kesehatan yang tinggi menambah peliknya problematika yang dihadapi. Pengaruh gaya hidup konsumtif, hedonisme, kosmetika untuk kecantikan, fashion mode ala sultan,  membuat manusia ini berupaya untuk mendapatkan uang sebanyak-banyaknya untuk mencukupi kebutuhan tersebut demi mencapai kesenangan hidupnya. Walhasil segala cara pun ditempuh untuk mendapatkan cuan yang banyak tanpa memperhitungkan caranya apakah pekerjaan itu halal ataukah haram. Di sinilah sistem hidup sekulerisme bermain. Hidup ini tidak mau terikat oleh aturan agama. Agama hanya sebatas formalitas atas identitas, hanya dalam lingkup kehidupan pribadi sehingga agama tidak memiliki peran dalam kehidupan sosial. Kapitalisme menfasilitasi semua kebutuhan akan mode/fashion, kosmetika, kuliner, hiburan/entertainment sehingga generasi disibukkan dengan segala kesenangan dan kemudahan

Mampukah Fenomena Baby Blues Diatasi?

Fenomena Baby Blues syndrome sebenarnya mampu diatasi bahkan sejak sini melalui  penerapan sistem Islam/syariat Islam dengan institusinya yang bernama Khilafah. Bagaimana cara kerja Islam mengatasi masalah kesehatan mental terutama masalah Baby Blues ini?

Negara Khilafah sebagai pemangku kebijakan yang mengacu pada hukum syara' akan menetapkan sistem pendidikan dengan kurikulum berbasis akidah serta juga menyediakan sistem supportnya. Sistem pendidikan Islam mampu mencetak  generasi yang siap menjadi orang tua yang berakhlak mulia. Orang tua yang mengerti dan memahami tugas dan kewajiban masing-masing dalam rumah tangga serta memahami betul peran mulia mereka sebagai orang tua dalam mendidik dan membesarkan anak-anak. Maka dengan keimanan yang melekat dalam jiwa mereka, orang tua tidak akan mudah stress dalam mengarungi kehidupan.

Didukung sistem ekonomi Islam oleh negara Khilafah yang menjamin kebutuhan akan sandang, pangan, dan papan melalui mekanisme tidak langsung dengan pembukaan lapangan pekerjaan yang seluas-luasnya kepada kaum laki-laki sehingga kebutuhan hidup keluarga mampu tercukupi dengan baik. Penyediaaan pendidikan bagi setiap individu dengan cuma-cuma dan berkualitas, pelayanan kesehatan yang baik dan gratis bagi setiap rakyatnya. Jaminan akan keamanan dan keadilan oleh pemerintah dengan pemberlakuan sistem hukum hudud dan jinayah. Maka, apa yang mampu membuat gangguan mental menyerang para ibu bila segala kebutuhan tercukupi? 
Tidak akan ada gangguan berarti yang bisa membuat para ibu ataupun anggota keluarga lain merasa tertekan oleh kondisi yang semrawut, karena baik ibu ataupun ayah mampu menjalankan fungsinya masing-masing. Ibu mengurus rumah tangga dan mempersiapkan pendidikan bagi anak-anaknya, mencetak anak-anak yang bertsaqofah Islam dan berakhlak mulia. Sementara kaum ayah bekerja mencari nafkah untuk keluarganya.

Selain itu, negara juga tentu akan menciptakan kondisi masyarakat yang Islami. Masyarakat yang akan mengontrol segala sesuatu yang terjadi dalam lingkungan sosial, mendeteksi setiap perbuatan yang menyalahi aturan Islam. Dengan demikian akan tercipta situasi yang kondisi aman dan tentram. Maka terapkan aturan Islam sehingga semua  masalah akan teratasi termasuk fenomena baby blues syndrom. Wallahua'lam bishawab. []

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar