Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Konser Coldplay, Matinya Empati secara Sistemik

Minggu, 28 Mei 2023



Oleh: Misita ( Pelajar)

Pada Bulan November mendatang, Indonesia akan menggelar konser Coldplay. Yaitu grub band asal Inggris yang yang akan diadakan di Stadion GBK, Jakarta.

Hal ini disambut dengan antusias oleh masyarakat Indonesia, dengan berlomba-lomba untuk membeli tiket konser tersebut. Harga yang ditawarkan pun tidak dapat dikatakan murah, yakni mulai dari 800 ribu rupiah sampai 11 juta rupiah. Namun, hal tersebut tidak mengurangi semangat masyarakat Indonesia untuk war ticket demi bisa menikmati konser tersebut.

Harga tiket tersebut bahkan lebih tinggi dari harga tiket konser Blackpink yang digelar pada bulan lalu. Akan tetapi hal itu tidak menjadi masalah bagi mereka. Menurut mereka konser ini disebut sebagai momen langka. Karena untuk pertama kalinya Coldplay menggelar konser ke Indonesia.
Bahkan sampai ada yang rela mengambil uang tabungannya hingga puasa demi bisa menikmati konser Coldplay ini.

Adanya konser Coldplay ini pun dianggap dapat mendatangkan keuntungan bagi negara, yakni dapat menggerakkan ekonomi Indonesia. Yaitu melalui pergerakan wisatawan dalam negeri. Tentu saja, karena nantinya para penggemar Coldplay ini akan datang dari berbagai daerah yang ada di Indonesia, sehingga berdampak pada tingkat okupansi hotel yang ada di sekitar GBK. 

Selain sikap antusiasme masyarakat dalam menyambut konser ini, ada beberapa pihak yang menentang digelarnya konser ini di Indonesia, salah satunya ialah Alumni 212. 
Hal ini dikarenakan dengan adanya konser ini, dikhawatirkan akan menyebarkan LGBT di Indonesia.

Hal itu, diungkapkan oleh Novel Bamukmin.
Novel menilai, Chris Martin dan teman-temannya merupakan kelompok yang mendukung kampanye LGBT. Dimana hal itu bertentangan dengan ajaran agama Islam dan juga Pancasila sebagai dasar bangsa dan negara Indonesia.
"Kalau memang sampai mereka jadi menggelar konser, itu artinya kita mendukung mereka mengkampanyekan LGBT dan atheis yang sangat bertentangan dengan nilai agama dan Pancasila. Apalagi mayoritas penduduk Indonesia umat muslim. Jadi sebaiknya kita tolak (konser Coldplay) di Indonesia," ungkapnya.
(beritasatu.com, 13/05/2023)

Seperti inilah reaksi dari sebagian masyarakat Indonesia. Ada yang menolak, ada pula yang sangat bersemangat, sehingga rela mengeluarkan banyak uang agar bisa menikmati konser ini. 
Padahal menonton konser, hanyalah sebuah hiburan yang bukan merupakan bagian dari kebutuhan pokok manusia.

Dengan diselenggarakan konser ini, menunjukkan matinya empati para penyelenggara dan juga pihak pemberi izin konser ini terhadap problematika yang terjadi di negara ini. Seperti kemiskinan, pengangguran, bencana alam, dan lain sebagainya. 
Serta sikap antusiasme masyarakat yang membeli tiket konser dengan harga yang mahal tersebut, menunjukkan tingginya kesenjangan sosial yang terjadi di negara ini.

Seperti inilah gambaran kehidupan masyarakat saat ini, yang dikendalikan oleh sistem kapitalisme. 
Sistem yang menganggap bahwa setiap hal yang selama ada keuntungannya, akan diberi ruang walaupun pengadaannya terdapat unsur dosa dan dapat merusak kehidupan maupun moral masyarakat.

Sistem kapitalisme ini menyebabkan seorang hamba jauh akan perintah tuhannya. Yaitu untuk melaksanakan perintah dan menjauhi larangan Allah.

Padahal Allah telah memberikan petunjuk kehidupan yang semuanya sudah diatur di dalam Islam. Namun, karena sistem kapitalisme yang dipakai saat inilah, menyebabkan kita tidak dapat melakukannya hukum Islam sepenuhnya.

Padahal dalam Islam, pemerintah wajib hukumnya untuk mengurusi kehidupan masyarakat, termasuk menyelesaikan problematika yang terjadi di masyarakat. 
Pemerintah di dalam Islam akan memberikan solusi yang benar-benar bisa menanggulangi masalah yang terjadi di masyarakat. 
Seperti, membuka lapangan pekerjaan sehingga para pengangguran bisa bekerja. Memanfaatkan sumber daya alam yang ada dinegaranya, dan diolah sendiri oleh negara sehingga hasilnya bisa maksimal. Hasilnya pun bisa untuk menyejahterakan rakyatnya.
Memberantas korupsi, dengan menetapkan hukum potong tangan sehingga membuat takut dan jera para koruptor, dan lain sebagainya.

Negara yang berdasarkan syariat Islam, juga akan mengatur semua aktivitas masyarakatnya. Negara tidak akan membiarkan barang haram ataupun aktivitas yang haram beredar di masyarakat. 
Walaupun hal tersebut bisa mendatangkan keuntungan. Karena negara yang berdasarkan pada syariat Islam memahami bahwa keharaman hanya akan menjauhkan diri dari keberkahan.

Selain itu juga, di dalam Islam negara akan memberikan pendidikan yang sesuai dengan akidah Islam. Sehingga generasinya paham bahwa dunia ini hanyalah tempat persinggahan, tempat dimana kita mengumpulkan kebaikan sebanyak-banyaknya untuk bekal di akhirat kelak. Dan hasilnya akan membentuk pribadi-pribadi yang bertakwa, yang melakukan perbuatan yang bermanfaat bukan hanya untuk hiburan semata. Serta memiliki rasa empati yang tinggi terhadap nasib sesama.

Seperti inilah Islam mengatur kehidupan masyarakatnya, sistem yang mampu memuliakan manusia sekaligus membangun peradaban yang mulia. Wallahu a'lam bish showab.

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar