Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Buah Sekuler Menjadikan Perzinaan Biasa

Rabu, 10 Mei 2023



Oleh : Ilma Kurnia P (Pemerhati Generasi) 
 
 Begitu meresahkan kasus yang terjadi di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan terkait penelantaran anak yang membuat Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KemenPPPA) bergerak cepat melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah. (Republika.co.id,8/4/2023). Kejadian tersebut diduga akibat hubungan di luar pernikahan. KemenPPPA berkomitmen untuk terus memantau kasus ini agar hak korban sebagai anak tetap terpenuhi ke depannya. Kasus ini memberikan gambaran nyata masih adanya pengasuhan tidak layak anak di Indonesia. Perlu gerakan masif bersama agar kasus serupa tidak terjadi lagi. Pemerintah, tokoh agama, tokoh adat, masyarakat, hingga keluarga harus bersinergi memberikan edukasi reproduksi kepada anak dan remaja serta edukasi ketahanan keluarga bagi calon orang tua. Selain itu, apabila orang tua bayi tidak ditemukan, maka bayi akan diserahkan kepada panti perawatan bayi milik Dinas Sosial paling lama selama enam (6) bulan dan selanjutnya dilakukan prosedur pengangkatan anak atau COTA dibantu oleh lembaga asuhan yang ditunjuk. Berkaca dari kasus ini, menunjukkan bahwa pentingnya upaya pencegahan tindakan pengasuhan tidak layak anak secara lebih intensif agar bayi juga terawat dan terjaga.  
Padahal masa depan suatu peradaban dapat tergambarkan dari generasi mudanya. Karena yang akan memimpin peradaban dan membawa perubahan suatu bangsa ke depannya adalah anak-anak muda yang dididik. Jadi, untuk melihat bagaimana peradaban ini akan dibawa, bisa dilihat dari bagaimana generasi muda saat ini. Namun, mirisnya akibat dari pergaulan bebas tak jarang generasi muda saat ini banyak yang terampas masa mudanya akibat karena hamil duluan atau pun kasus lainnya. Sehingga membuat mereka menjadi suram dan sempit pemikirannya. Karena disisi lain pemikiran dan pemahaman mereka untuk menjadi orang tua muda belum matang dan belum siap. Sehingga secara skiater dan psikis mereka tega melakukan segala cara salah satunya menelantarkan anak yang di lahirkannya.  
Semua ini tak jauh dari buah sekulerisme yaitu suatu sistem yang memisahkan kehidupan dunia dengan akhirat. Artinya dalam menjalani kehidupan ini hokum syara tidak boleh ikut andil atau ikut campur. Sehingga hidup benar-benar bebas tanpa batas aturan dari Allah SWT. Agama dipandang sempit hanya mengatur masalah ibadah saja, tetapi tidak dengan masalah sosial, pergaulan, pendidikan, ekonomi, dan lain-lain. Generasi saat ini semakin ke sini semakin kehilangan jati dirinya, apalagi Indonesia merupakan negeri mayoritas muslim yang seharusnya menjadikan Islam sebagai identitas diri pemudanya. Sehingga kasus perzinaan berujung menelantarkan anak atupun membunuh anak yang baru saja dilahirkan tidak kembali terlang. Dari kasus ini bukan suatu masalah yang dapat diselesaikan secara pragmatis yang cukup dihukumi dengan penjara, tetapi butuh sistem yang dapat menjaga pemuda dan memastikan bahwa kasus serupa tidak akan terjadi lagi.  
Pandangan hidup sekularisme menjadikan pemuda mengutaman ego serta hawa nafsu dalam menyelesaikan masalah, sebab jauhnya mereka dari iman yang dapat membentengi diri mereka dari perbuatan maksiat. Belum lagi mereka terjebak pada lingkaran hidup materialistik kapitalistik hingga mereka disibukkan dengan mengejar eksistensi duniawi dengan membuat konten viral walaupun berisikan konten yang tidak layak. Sistem sekularisme kapitalisme ini telah gagal dalam mendidik generasi. Kurikulum pendidikan berbasis sekuler nyatanya gagal dalam menciptakan generasi cerdas dan berkualitas di semua sisi. Padahal, untuk menciptakan masa depan emas, dibutuhkan generasi yang cerdas pemikirannya dan mulia akhlaknya. Sangat mustahil generasi seperti ini lahir dalam sistem sekularisme kapitalisme. Telah terbukti bahwa semakin jauhnya generasi dari agama (Islam), maka semakin terjebak dalam kemaksiatan. Semakin tinggi nilai sekuler liberal yang dijunjung, maka semakin terjebak dalam kubangan kebobrokan. Untuk itu sistem hidup yang sesuai hukum syara sangat berperan besar dalam membentuk

generasi. 
Terbukti jika hanya sistem Islamlah yang dapat mewujudkan generasi emas yang cerdas dan berkualitas dengan akhlak mulia. Islam memiliki tiga pilar penting dalam membentuk generasi. Pondasi pertama adalah ketakwaan individu yang diperoleh dari pendidikan keluarga. Keluarga menjadi sekolah pertama dan wajib mendidik anak-anaknya dengan akidah Islam sehingga akan membentuk ketakwaan yang akan menjadi perisai seseorang dalam berbuat maksiat. Pondasi kedua adalah kontrol masyarakat dengan amar makruf nahi munkar (dakwah). Islam mewajibkan dakwah bagi setiap muslim. Adanya kontrol masyarakat melalui dakwah, saling menasihati dan mencegah dari perbuatan mungkar tidak akan memberi kesempatan bagi kemaksiatan tumbuh subur. Dengan begitu, fungsi masyarakat sebagai kontrol sosial dapat berjalan dengan baik. 
Pondasi ketiga adalah adanya negara yang menerapkan Islam secara kaffah, menjadikan Islam sebagai asas dalam setiap aspek kehidupan. Negara akan menjalankan pendidikan berbasis akidah Islam untuk membentuk generasi yang berkepribadian Islam. Negara akan memproteksi generasi dari segala bentuk gaya hidup dan tontonan yang dapat merusak keimanan dan ketaatan, seperti memblokir segala situs porno dan kontentidak senonoh, melarang produksi film yang mengumbar aurat dan konten negatif lainnya, juga akan memberantas peradaran miras dan memberantas industrinya. Semua pondasi ini akan terbentuk dalam sebuah naungan Islam kaffah yang akan berfungsi secara optimal. Dengan Islam sebagai sistem yang mengatur kehidupan inilah genarasi akan terbentuk menjadi agen of change yang membawa perubahan gemilang. Wallahua’lam bishawab…

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar