Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Indonesia Peringkat Kedua TBC di Dunia, Cerminkan Buruknya Pengurusan Negara

Jumat, 07 April 2023




Oleh : Misita ( Pelajar )


Jumlah pengidap Tuberkulosis (TBC) di Indonesia tiap tahun semakin meningkat. Bahkan Indonesia menduduki nomor dua negara dengan jumlah kasus TBC tertinggi di dunia. Tentunya hal ini tidak boleh disepelekan.

Berdasarkan laporan dari Kemenkes (Kementerian Kesehatan) kenaikan kasus TBC pada anak di Indonesia melebihi 200 persen. Hal ini disampaikan oleh Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2PM), pada acara daring 'Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2023', Jumat (17/3).

"Kasus TBC anak mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Dari 2021 ada 42.187, kemudian 2022 ketemu 100.726, jadi ini naik lebih dari 200 persen," kata Imran (Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular).
(cnnindonesia.com, 18/03/23)

Menurutnya, kenaikan kasus TBC yang terjadi pada anak-anak di Indonesia ini disebabkan oleh banyaknya orang tua yang tidak menyadari gejala TBC atau tidak segera mengobati penyakitnya sehingga berimbas penularan pada kelompok rentan seperti anak-anak. 

Selain itu, berdasarkan WHO Global TB Report 2020 menyatakan bahwa faktor tertinggi penyebab penyakit TBC ini ialah faktor kurangnya gizi.

Pemerintah pun sudah berupaya untuk menganggulangi kasus TBC dengan banyak cara. Namun, nihil. Kasus TBC tetap mengalami peningkatan. 
Hal ini menunjukkan bahwa upaya yang dilakukan pemerintah masih gagal.

Kegagalan pemerintah juga dapat dilihat dari kehidupan masyarakatnya. 
Dimana masyarakat masih kesulitan untuk mendapatkan asupan makanan yang sehat dan bergizi, dikarenakan mahalnya harga makanan pokok di Indonesia, seperti buah dan sayuran, yang menyebabkan orang-orang miskin tidak mampu untuk membeli makanan pokok tersebut setiap harinya. 
Sehingga hal inilah yang menjadi salah satu faktor penyebab kurang gizi pada masyarakat.

Selain itu juga, mahalnya obat-obatan dan fasilitas kesehatan yang memadai di Indonesia juga berperan penting pada kualitas kesehatan masyarakatnya. 
Walaupun pemerintah sudah berupaya memberikan bantuan jaminan kesehatan kepada masyarakat yang kurang mampu, nyatanya hal tersebut belum sepenuhnya membantu juga. 
Dengan adanya perbedaan tersebut, ternyata di beberapa fasilitas kesehatan menyebabkan perbedaan pelayanan yang diberikan antara pasien BPJS dan pasien mandiri. Sehingga pelayanan yang diberikan tidak maksimal.

Dari beberapa fakta yang disebutkan, bukankah hal tersebut menunjukkan buruknya kepengurusan negara yang diberikan pada rakyatnya???

Hal tersebut tidak bisa diubah sepenuhnya apabila sistem yang digunakan masih menggunakan sistem kapitalisme. 

Padahal di dalam Islam, pemerintah dalam hal ini kepala negara bertanggungjawab penuh atas rakyatnya. Pemerintah wajib menyelesaikan permasalahan yang terjadi di negaranya, salah satunya adalah masalah tingginya kasus TBC yang terjadi saat ini. 

Negara sudah seharusnya menerapkan langkah yang praktis dan produktif dalam menanggulangi masalah yang terjadi dalam masyarakat. Bukan malah untuk mengkapitalisasinya.

Namun yang terjadi sekarang, karena penerapan sistem kapitalisme yang dipakai saat ini, menyebabkan segala bidang kehidupan yang ada di masyarakat dijadikan bisnis, atau dikapitalisasi. 
Sehingga tujuan utamanya ialah mencari keuntungan di balik itu semua, bukan untuk menyelesaikan masalah dan mensejahterakan rakyatnya.
Wallahu a'lam bish showab.

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar