Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Generasi Tanggung Jawab Semua Pihak

Sabtu, 15 April 2023



Oleh: Rinica M

(3/3) Tidak keliru bila tanggung jawab terkait generasi dilabelkan pada keluarga. Sebab pada umumnya memang di lingkungan keluargalah generasi menapaki fase awal dari kehidupannya. Di masa pengasuhan keluargalah generasi seharusnya mendapatkan ketrampilan mengenal jati dirinya. Bahwa ia ada bukan secara kebetulan, melainkan sengaja diciptakan oleh Allah. Maka profil utamanya sebagai hamba Allah haruslah disadari terlebih dahulu. Selanjutkan dipahamkan bahwa sebagai hamba Allah ada peran penting memakmurkan bumi dengan tuntunanNya yang menuntutnya untuk menjadi sosok bertakwa, sosok yang berkepribadian lurus di atas fitrah, sosok yang kuat lagi tangguh, sosok yang melayakkan diri menyandang predikat umat terbaik.

Hanya saja peran ini sangat berat bila dipikul keluarga secara personal. Sebab ada fasenya generasi menginjakkan kaki ke dunia di luar keluarga, berbagai tipikal lingkungan masyarakat. Di sini mulai diuji ketangguhan profil generasi dalam menjalani arah hidupnya. Jika pola lingkungan yang melingkupinya abai dan sekuler, maka berat juga melepaskan generasi untuk bertahan mandiri. Oleh karenanya lurusnya orientasi dan jalan hidup generasi membutuhkan perpanjangan tangan dari negara, yang harapannya bisa langsung memberikan edukasi masal sekaligus jaminan terkondisikannya generasi dalam habitat peradaban yang pro kebaikan.

Berharap generasi terbebas dari persoalan, terutama kekerasan, sangatlah berat jika ekosistem hidup dan kehidupan terus di bawah naungan sekularisme. Sekularisme sendiri dipandang membawa cacat bawaan berupa amburadulnya tatan kehidupan yang berimbas pada kerusakan, bukan hanya di satu tempat, melainkan hampir merata di banyak negara pengusungnya, tak terkecuali jantung peradabannya. Semua ini meniscayakan dibutuhkannya naungan ekosistem yang ramah generasi, Islam. Satu-satunya terbukti pernah mengantarkan generasi tampil sebagai sosok hebat dan berkontribusi terbaik untuk umat.

Di masa Rasulullah, generasi muda yang semula terselimuti suasana kejahiliyahan berhasil diubah menjadi hamba Allah terbaik yang mampu memelopori bangkitnya peradaban manusia di masanya. Di zaman kekhalifahan sesudah beliau, Islam tetap dijadikan landasan dalam menjalankan sistem kehidupan, termasuk dalam pengondisian generasi. Perekonomian dijalankan dengan misi menyejahterakan, sehingga setiap keluarga mampu menjalankan peran penting sebagai madrasah pertama bagi generasi. Lebih jauh, kondisi masyarakat diatur, disatukan oleh pemikiran dan perasaan Islam sehingga interaksi yang muncul syarat suasana berlomba-lomba dalam kebaikan, tak segan saling mengingatkan, tinggi level kepeduliannya.

Sekolah pun dikelola langsung oleh negara kalau itu, sehingga kesempurnaan pendidikan dalam keluarga dan masyarakat ditangkap indikatornya oleh lembaga pendidikan formal. Ada keselarasan visi dan misi ketika membentuk kepribadian Islam yang utuh. Pun dari sistem keamanan dalam negeri juga sigap memastikan lenyapnya kekerasan, termasuk yang dilakukan generasi muda. Jika sampai kecolongan, sistem sanksi yang adil pun ditegakkan. Walhasil dengan Islam, bukan mustahil generasi selamat dari kekerasan.

Maka kehidupan yang menjalankan Islam inilah yang perlu diusahakan kembali hadirnya. Prosesnya dapat diawali dengan melahirkan generasi yang paham akan sistem Islam, melalui pembinaan iman yang kokoh sebagaimana pembinaan di masa Nabi dahulu. Hasil pembinaan diberdayakan untuk menajamkan kepedulian terhadap persoalan generasi, digunakan untuk mengajak mereka menjadi bagian yang taat dengan terus menerus memahami Islam. Mengajak setiap generasi untuk berkontribusi nyata ambil bagian dalam menyebarkan Islam. Hingga puncak dari selamatnya generasi dari belenggu kekerasan ini diindikasikan dari banyaknya yang menginginkan Islam dijadikan sebagai satu-satunya aturan kehidupan. []

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Sumber gambar : detikcom

Tidak ada komentar:

Posting Komentar