Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Gelombang PHK Kembali Menerpa Kado Pahit Sistem Kapitalis

Sabtu, 15 April 2023



Oleh: Japti Ardiani 


Sebuah pabrik tekstil yang berlokasi di Cikupa, Kabupaten Tangerang melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap 1.163 pekerjanya. Diketahui perusahaan tersebut adalah PT Tuntex Garment yang banyak memproduksi untuk baju kenamaan dunia seperti Puma. Selain Puma, Kepala Bidang Hubungan Industrial Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Tangerang Desyanti mengungkapkan bahwa brand asal Amerika Serikat yaitu Nike juga sempat memercayakan produksinya pada pabrik ini (CNBC Indonesia, 04/04/2023).


Ini bukan kali pertama pabrikan tekstil melakukan PHK. Sebelumnya, sudah ada beberapa pabrik yang kabur menghentikan produksinya dari Banten. Di awal pandemi ada PT Victory Chingluh, kemudian ada juga PT KMK, Panarub hingga Nikomas yang melakukan PHK. Namun, Desyanti mengklaim saat ini belum ada laporan lain mengenai PHK selain Tuntex.

"Sampai sejauh ini belum ada info lebih. Sebagai pemerintah sesuai aturan perundang-undangan, Peraturan Pemerintah, Permenaker, berusaha keras supaya gak sampai terjadinya PHK, tapi kembali ke masing-masing perusahaan sendiri," sebut Desyanti.


Kasus tersebut tidak sendiri, banyak juga PHK massal terjadi pada industri lainnya. Dan apabila ini berkepanjangan maka bisa dipastikan berapa banyak masyarakat yang kehidupan akan sangat sulit karena tidak ada mata pencaharian lagi. Dan apabila ada bantuan dari pemerintah itupun tidak bisa untuk memenuhi kebutuhan setiap hari dan itu bukan solusi tuntas untuk mengatasi hal ini.


Akan tetapi  bagi pengusaha dengan melakukan PHK adalah solusi tepat, meski tak memberi keuntungan, tapi paling tidak aset tak hilang. Produksi berhenti, tak ada pemasukan. Karyawan tak bisa dibayar, solusi PHK paling mudah diputuskan. Tanpa pernah berfikir panjang bagaimana nasib kedepan para pekerja nya nanti, bagaimana mereka memenuhi kebutuhan hidupnya nanti. Yang terpenting pagi para pengusaha ada keuntungan, apabila dinilai rugi maka tindakan "ekstrim"  pun bila diperlukan akan dilakukan asal mereka tidak rugi terlalu besar.


Terlebih, sistem ekonomi kapitalisme memandang semua urusan rakyat adalah komoditas yang bida dikapitalisasi. Sehingga, sistem ini menanggalkan peran negara dalam melayani dan menjamin kebutuhan rakyat. Dengan alasan rakyat mandiri, berbagai macam subsidi dikurangi bahkan dicabut. Sementara pajak dicecer di sana-sini bahkan orang miskin pun tak luput dari pajak ini. Maka, jelas kemiskinan  ini bukan perkara takdir atas beberapa orang, tetapi perkara sistem yang menjerat negeri ini.


Sistem ekonomi yang diterapkan saat ini adalah sistem ekonomi kapitalisme yang memiliki prinsip modal sekecil-kecilnya dan keuntungan sebesar-besarnya. Asas manfaat menjadi ruh sistem ekonomi ini. Sehingga, korporasi pemilik modal besar saja yang bisa mengelola dan menikmati sumber daya alam yang terhampar luas di permukaan dan perut bumi negeri tercinta ini.


Fenomena ini juga menunjukkan abainya negara atas nasib rakyat dalam menjamin kebutuhan pokok. Sistem kapitalisme menunjukkan kelemahannya dalam menjaga kehidupan rakyat agar sejahtera. Karena yang dipikirkan hanyalah keuntungan materi belaka. 


Negara justru condong pada pengusaha dan membuat kebijakan yang menguntungkan mereka. Negara membolehkan pengusaha menetapkan kebijakan sepihak. PHK boleh ditetapkan kapan saja tanpa memikirkan keselamatan butuh atau pekerjanya. Ini semakin menunjukkan bahwa Negara abai terhadap masyarakat.


Bertolak belakang dengan kapitalisme, Islam mewujudkan kesejahteraan secara merata. Dalam pemerintahan Islam, negara akan benar-benar mengatur bagaimana caranya agar pengusaha tidak menzalimi pekerjanya. Pengusaha dan pemerintah akan mencarikan solusi lapangan pekerjaan yang layak untuk masyarakat.


Pekerja, buruh, adalah manusia yang memiliki hak hidup untuk  sejahtera. Jika PHK melanda, bagaimana mereka bisa mencukupi kebutuhan hidupnya. Maka negara akan sangat peduli kepada para laki-laki yang berkewajiban menjadi kepala keluarga harus disiapkan lapangan pekerjaan yang layak dan memadai. 


Dan Negara mempunyai sumber daya alam yang tak akan diserahkan asing atau swasta untuk mengelola. Negara akan mengelola sendiri untuk kepentingan umatnya. Dengan begitu umat akan tercukupi, tak merasa terzalimi. Umat tak mengalami tragedi dengan adanya gelombang PHK karena negara sudah menyiapkan segalanya. Hingga yang dirasakan umat adalah hidup sejahtera dalam naungan Islam yang diterapkan oleh negara. Semoga Islam segera membentangkan sayapnya di negeri ini dan menjadikannya penyejuk dari panasnya kobaran penderitaan yang diderita oleh setiap insan. Aamiin


Wallahu a’lam bish shawwab.

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar