Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Tingginya Angka Kematian Ibu, Akibat Penerapan Sistem Kapitalisme

Selasa, 07 Maret 2023




Oleh : Bunda Hanif

Setiap dua menit, satu perempuan meninggal selama kehamilan atau persalinan. Ini bukanlah urusan remeh. Menurut laporan dari empat badan PBB dan Bank Dunia, persoalan ini cukup mengkhawatirkan. Bahkan yang lebih menyedihkan lagi, kasus tertinggi terjadi di negeri muslim. Berdasarkan rilis baru Badan Kesehatan Dunia (WHO), ada 620 kematian per 100.000 KH di Afganistan. Angka Kematian Ibu (AKI) di sana lebih tinggi dibandingkan enam negara tetangganya. (VOA, 24/2/2023)

Tidak berbeda jauh dari Afganistan. Indonesia juga bernasib serupa. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih tinggi, yaitu 305 per 100.000 kelahiran hidup (KH). Pemerintah sendiri menarget pada 2024 AKI turun menjadi 183 per 100.000 KH. (Kemkes, 15/1/2023)

PBB mengingatkan para pemimpin negara untuk bertindak demi mengakhiri kematian ibu. Bagaimanapun kasus ini sangat mengkhawatirkan dan harus segera ditangani. Negara harus memberikan sistem perawatan kesehatan dan menutup kesenjangan sosial dan ekonomi yang makin lebar yang bisa berdampak pada kematian. 

Tingginya kasus Angka Kematian Ibu (AKI) yang terjadi di Afganistan akibat jatuhnya kepemimpinan Afganistan pada Taliban. Sejak itu negara lain ramai-ramai mencabut bantuan. Padahal rakyat Afganistan sangat bergantung pada bantuan tersebut untuk bisa bertahan hidup. Peperangan telah menyebabkan rakyat hidup susah karena fasilitas banyak yang hilang dan pekerjaan menjadi tidak karuan. Akibatnya para ibu hamil tidak mendapatkan perhatian.

Berbeda lagi dengan Indonesia. Walaupun pemerintah telah melakukan berbagai program untuk mencegah kematian ibu hamil dan melahirkan seperti pemeriksaan pada ibu hamil sedikitnya 6 kali dalam 9 bulan, pemberian vitamin dan tablet tambah darah dan lain-lain, tetap saja kasus AKI masih tinggi. 

Kesulitan ibu hamil untuk memenuhi gizi atau pemeriksaan kesehatan dipengaruhi oleh sulitnya akses kesehatan, terutama pada wilayah yang jauh dari fasilitas kota. Pembangunan yang tidak merata pun membuat ibu hamil tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang sepantasnya. Belum lagi masalah kemiskinan membuat ibu hamil sulit mendapatkan makanan yang bergizi. Kalaupun ada bantuan dari pemerintah, tidak akan diberikan penuh sampai melahirkan. 

Beginilah gambaran masyarakat dalam sistem kapitalisme. Kesehatan ibu hamil dan melahirkan adalah sesuatu yang sulit diraih. Nyawa manusia seakan tidak ada harganya. Tingginya AKI setiap tahunnya adalah kenyataan pahit yang biasa kita jumpai. Kebijakan yang diambilpun sekedar tambal sulam, tidak menyentuh akar permasalahannya. Fasilitas kesehatan hanya milik sebagian orang dengan tingkat ekonomi sangat baik. Kesehatan yang harusnya menjadi milik setiap warga, hanya bisa diperoleh dengan harga tinggi. Sehingga wajar saja para kapitalis semakin kaya dan jurang antara si kaya dan si miskin semakin melebar. 

Masyarakat miskin harus cukup puas dengan layanan kesehatan yang apa adanya. Tidak sebagus yang diterima oleh masyarakat kaya. Fasilitas kesehatan yang lengkap hanya ada di kota besar itupun dengan biaya yang fantastis. 

Lagi-lagi buah penerapan sistem kapitalisme. Kesehatan merupakan komoditi yang bisa diperjualbelikan. Siapa yang bisa membayar, merekalah yang bisa mendapatkannya. Tanpa jaminan kesejahteraan, layanan kesehatan yang murah serta kebijakan negara yang adil, AKI akan terus meningkat. 

Padahal di dalam Islam, layanan kesehatan termasuk pada ibu hamil, merupakan kewajiban negara. Negara wajib memberikan pelayanan dengan membangun fasilitas kesehatan yang merata di setiap wilayah. Negara juga menyediakan tenaga medis yang cukup dan profesional dengan gaji yang sangat layak. 

Darimanakah sumber pembiayaan tersebut didapatkan? Tentunya dari fai, kharja, ganimah, harta tidak bertuan, pengelolaan SDA, dll. Baitulmal akan mengelola semua pendapatan yang nantinya akan disalurkan ke pos-pos yang membutuhkan, salah satunya pelayanan kesehatan. Dengan demikian pelayanan terhadap ibu hamil akan terjamin. 

Wallahu ‘alam bisshowab

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar