Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Sekularisasi Mengikis Akhlak Generasi, Islam sebagai Solusi

Selasa, 07 Maret 2023




Oleh : Binti Masruroh
 
Sungguh prihatin, makin banyak saja ulah generasi saat ini. Padahal generasi hari ini adalah calon pemimpin masa depan negeri. Yang masih viral hingga hari ini  adalah kasus penganiayaan yang dilakukan  MDS anak dari Dirjen Pajak. Gara-gara masalah perempuan secara brutal MDS melakukan penganiayaan terhadap  DO di sebuah  perumahan pesanggrahan Jakarta Selatan. DO mengalami cedera parah, bahkan sampai mengalami koma beberapa hari, dan harus menjalani perawatan medis secara intensif di ICU Rumah Sakit Mayapada Jakarta Selatan(cnnindonesia.com 25/02/23).
 
Di kabupaten  Bone, Sulawesi Selatan, seorang siswa SMP berusia 14 tahun diperkosa oleh beberapa rekan sekolahnya, korban akhirnya tewas. Awalnya keluarga korban curiga anaknya mengalami kesakitan ada bagian alat vital sampai tidak bisa duduk. Keluarga koran akhirnya melaporkan ke polisi. Sebelum tewas korban sempat menjalani perawatan medis  di rumah sakit selama 3 hari. (makasar.kompas.com 24/02/23)
 
Di Purwakarta, polisi menangkap lima orang pemuda diduga melakukan pencurian dengan kekerasan atau penganiayaan. Kelima pemuda tersebut masih berusia 17 hingga 19 tahun dan masih duduk di bangku Sekolah Menengah Kejuruan di kabupaten Purwakarta .(jurnalpolri.com 22/02/23).
 
Mengapa para pemuda hari ini mudah melakukan kekerasan, mudah tersulut emosi. Seolah olah kekerasan menjadi budaya dan tren generasi hari ini. Padahal usia mereka masih belia, status mereka sebagai seorang pelajar dan terdidik tetapi perilaku mereka sama sekali  tidak mencerminkan sebagai seorang yang terpelajar dan terdidik.
 
Sekularisasi ,Merusak Akhlak Generasi.
 
Makin banyaknya tindak kekerasan yang dilakukan oleh generasi, menggambarkan ada yang salah dalam sistem kehidupan saat ini. Ini merupakan buah dari penerapan  sistem kapitalis sekuler. Sekularisme merupakan paham yang menyamakan agama dalam kehidupan, agama hanya boleh mengurusi masalah privat, sementara kehidupan masyarakat secara umum dijauhkan dari ajaran agama. Kebahagian diukur dari terpenuhinya materi dan kesenangan jasadiyah, tak perduli cara yang digunakan menerjang aturan agama apa tidak.
 
Ada beberapa pont sebagai akibat dari sekularisme yang menjadi penyebab maraknya kekerasan yang dilakukan generasi, diantaranya lemahnya peran keluarga dalam mendidik generasi. Orang tua khususnya ibu disibukkan dengan urusan mencari nafkah, sehingga abai terhadap tugas utamanya sebagai pendidik generasi dan menanamkan keimanan yang kuat pada anak-anaknya. Banyak anak yang tidak mendapatkan kasih sayang orang tua. Akibatnya ada anak yang melakukan kekerasan karena ingin mendapatkan perhatian. Demikian juga anak berbuat dan berperilaku memperturutkan hawa nafsu tanpa kendali pemahaman terhadap agama.
 
Maraknya kekerasan yang dilakukan remaja juga karena kegagalan sistem pendidikan sekuler  membentuk siswa yang beriman dan berakhlak mulia. Pembentukan karakter anak yang beriman dan berakhlak mulia hanyalah lipstik belaka. Pendidikan agama tidak benar-benar disampaikan supaya siswa benar-benar memahami dan mengamalkan ajaran agama secara secara keseluruhan.  Justru yang diharuskan adalah pendidikan moderasi beragama.  Inilah yang semakin menjadikan anak-anak berani memamerkan eksistensi diri tanpa didasari ajaran agama yang diyakini. Generasi cenderung memiliki sikap temperamental, kurang memiliki adab, mudah berkata-kata kotor, dan miskin visi.
 
 
Maraknya kekerasan yang dilakukan generasi juga karena sistem sosial yang tidak sehat. Sekularisme menawarkan gaya hidup bebas tanpa aturan agama. Hedonisme menjadi gaya hidup generasi. Hal ini didukung oleh media sosial yang yang secara bebas bisa diakses oleh generasi. Konten-konten berbau pornografi dan pornoaksi juga mudah diakses oleh generasi. Selain itu juga banyak game-game berisi kekerasan. Karenanya  generasi yang tidak memiliki keimanan yang kuat  akan melakukan segala cara demi memenuhi gaya hidup.
 
 
Islam Solusi krisis Akhlak Generasi
 
Islam merupakan dien yang sempurna dan paripurna yang berasal dari dzat yang Maha Sempurna. Islam menjadikan aqidah Islam sebagai asas seluruh aspek kehidupan. Sehingga seorang muslim menyadari dunia adalah tempat menanam kebaikan untuk dipanen di akhirat kelak.  Hal ini akan menjaga setiap individu untuk selalu menjaga perilaku selalu sesuai dengan aturan Allah dan RasulNYa.
       
Dengan sistem pendidikan Islam negara menanamkan keimanan yang kuat pada generasi. Pendidikan bertujuan untuk membentuk kepribadian Islam. Sehingga akan terwujud generasi yang memiliki pola pikir dan pola sikap Islam. sehingga setiap perbuatannya selalu distandarkan  ajaran islam. generasi akan memahami jati dirinya sebagai hamba Allah yang setiap perbuatannya akan dimintai pertanggungjawaban oleh Allah kelak. Sehingga dia tidak akan berani melakukan hal-hal yang dilarang oleh Allah.
       
Orang tua  khususnya ibu,memahami bahwa peran utamanya sebagai ummu wa rabbatul bait. Seorang ibu tidak dibebani mencari nafkah. Nafkah keluarga sepenuhnya menjadi tanggung jawab suami. Apabila suami tidak mampu, maka nafkah akan menjadi tanggung jawab wali. Seorang ibu akan fokus pada peran utamanya mendidik generasi sebagai calon pemimpin masa depan. Tidak ada seorang ibu yang sibuk mencari nafkah hingga melalaikan tanggung jawab sebagai pendidik generasi seperti saat ini.
 
 
Islam juga mewajibkan masyarakat untuk melakukan amar, makruf nahi mungkar, sehingga ketika ada indikasi, pelanggaran terhadap hukum syara’ maka  anak tersebut akan segera di nasehati, sehingga akan  Seorang akan segera kembali kepada jalan yang benar dan tidak terjerumus pada pernuatan maksiyat yang lebih besar lagi.  Tidak seperti pada sistem kapitalis liberal saat ini masyarakat cenderung dididik untuk memiliki sikap individual, tidak peduli terhadap kondisi lingkungan sosial. Ketika ada seseorang berbuat kemaksiatan atau penyimpangan dianggap bagian dari hak asasi manusia.
 
Media dalam sistem Islam hanya berisi hal-hal yang bermanfaat, tidak dibenarkan ada konten yang mengandung kemaksiyatan seperti pornografi dan pornoaksi, kekerasan, atau hal hal yang melalaikan. Media berisi ajakan untuk meningkatkan keiman dan semangat untuk belajar.
 
Selain itu negara juga berperan sebagai pilar utama yang menjaga seluruh masyarakat termasuk generasi dari perbuatan kekerasan. Penjagaan dilakukan dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah dalam seluruh aspek kehidupan. Karena sejatinya fungsi diturunkannya syariat adalah untuk mengatur kehidupan umat manusia, maka dengan diterapkannya syariat Islam secara keseluruhan oleh negara akan mewujudkan rahmat bagi seluruh alam.
 
Islam memberikan sanksi yang tegas kepada seorang yang melanggar hukum. Apabila orang tersebut sudah baligh maka akan dihukum sebafaimana sanksi orang dewasa.  Karena nafsi dalam islam memiliki fungsi sebagai pencegah perbuatan serupa  (zawajir) dan sebagai penebus dosa bagi pelakunya (jawabir)
 
Dengan menerapkan syariat Islam secara kaffah akan terwujud generasi yang memiliki keimanan yang kuat, generasi yang berakhlak mulia, yang memahami hakikat dirinya sebagai hamba Allah, yang menyadari tujuan penciptaannya adalah untuk beribadah, dan memahami bahwa apapun yang mereka lakukan akan dimintai pertanggung jawaban dan akan dibalas oleh Allah SWT. Sehingga tidak akan berani melakukan kekerasan sebagaimana generasi dalam sistem sekuler saat ini. Wallahu a’lam bi ash-showaf
 

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar