Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Kenaikan Harga Pangan Tradisi Jelang Ramadhan

Senin, 13 Maret 2023




Oleh: Nur Faktul (Pemerhati Sosial Dan Generasi)


Bulan Ramadan merupakan salah satu bulan yang begitu dinantikan oleh kaum muslimin di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Banyak pula tradisi dari berbagai kota untuk menyambut datangnya bulan suci ini. Namun, ada satu tradisi yang hampir tak pernah absen menjelang ramadhan tiba, bahkan bisa dikatakan terjadi di seluruh kota di negeri ini. Naiknya harga komoditas pangan pokok di setiap jelang ramadan dan jelang hari raya Idul Fitri. Belakangan ini harga pangan pokok seperti cabai, minyak goreng, gula pasir, hingga daging ayam mengalami kenaikan. Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, pada Jumat (3-2-2023), rata-rata harga cabai merah besar secara nasional mencapai Rp42.200/kg. Sementara itu, rata-rata harga minyak goreng bermerek mencapai Rp21.750/kg, naik dibandingkan posisi bulan lalu (Rp20.100/kg).

Tidak hanya komoditas cabai dan minyak goreng bermerk, gula pasir kualitas premium juga mengalami kenaikan harga. Rata-rata harga nasionalnya mencapai Rp15.900/kg, naik tipis dibandingkan bulan sebelumnya (Rp15.850/kg). (Sumber: Katadata). Sungguh miris memang, jelang Ramadan yang seharusnya umat muslim bersiap untuk fokus ibadah harus dipusingkan dengan mahalnya harga pangan. Ditambah sulitnya lapangan pekerjaan makin menambah duka para pencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Maka sangat wajar jika angka kriminalitas pun makin meningkat ketika jelang Ramadan hingga jelang lebaran. Segala problem yang dihadapi masyarakat saat ini memang saling berkaitan, maka tidak bisa jika hanya diselesaikan secara parsial. Melainkan butuh solusi sistemis agar dapat terselesaikan hingga akarnya.

Misalnya saja tradisi meroketnya harga pangan jelang ramadhan. Tentu penyebabnya bukan sekedar meningkatnya daya beli di masyarakat. Meskipun dalam teori ekonomi kapitalisme mengatakan meningkatnya permintaan barang menyebabkan harga naik, namun ini bukanlah akar masalah utamanya melainkan salah satu dari beberapa penyebab. Dalam sistem kapitalisme penimbunan barang juga merupakan penyebab kenaikan harga dan hal ini merupakan perkara lumrah. Sebab dalam sistem ini orang-orang hanya memikirkan manfaat materi. Masyarakat dipandang sebagai pasar yang berpotensi untuk meraih keuntungan tanpa memikirkan dampak buruk atau banyak orang yang merugi. Peran negara saat ini yang sebatas regulator akhirnya tidak mampu melakukan upaya antisipatif agar tidak ada gejolak harga dan masyarakat mudah mendapatkan kebutuhannya. 

Tentu saja hal ini berbeda dengan pengaturan di dalam sistem Islam, dimana negara adalah pelayan umat. Negara wajib memperhatikan pengaturan berbagai aspek dalam upaya pemenuhan pangan dalam negeri. Negara menjamin tersedianya pangan dengan harga yang dapat terjangkau masyarakat dengan mendorong peningkatan dan inovasi penyediaan sumber pangan yang dibutuhkan. Dalam sistem Islam juga akan menjamin mekanisme pasar terlaksana dengan baik. Serta memberantas distorsi, seperti penimbunan, monopoli, dan penipuan. Masya Allah, demikianlah sistem Islam menyelesaikan problem umat hingga ke akarnya. Jika saat ini harga pangan meroket maka tidak perlu kaget, sebab negeri masih terpaku pada sistem kapitalis. Andai negeri ini mau mengambil sistem Islam sebagai solusi, maka kesejahteraan yang hakiki akan mampu tercapai. Sebab hanya dengan aturan sang pencipta manusialah seluruh problem umat ini dapat terselesaikan. 
Wallahu a'lam bi shawab.

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar