Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Kemiskinan di Negeri Kaya

Senin, 06 Februari 2023



Oleh : Mutia Syarif

Indonesia adalah negara dengan sumber daya alam yang melimpah. Banyak yang mengatakan bahwa tongkat kayu dan batu jadi tanaman di tanah subur ini. Bahkan para penjajah dulu menginginkan Indonesia karena kekayaan SDA dan rempah-rempahnya.

Namun sayang, ternyata dibalik kekayaan tersebut, banyak rakyatnya yang hidup dibawah garis kemiskinan. Banyaknya pemukiman kumuh dan pengangguran di setiap daerah, terutama kota besar. Miris, karena hal tersebut tetap ada walaupun Indonesia terkenal dengan negeri yang subur. Faktanya, tingkat kesejahteraan rakyatnya tidak berbanding lurus dengan kekayaan yang dimilikinya.

Ini adalah dampak dari salah pengelolaan SDA. Pengolahan SDA di Indonesia diserahkan kepada pihak swasta bahkan asing. Dengan sistem kapitalis yang diemban saat ini, maka tak ayal pihak swasta ataupun asing akan mengelolanya untuk meraup keuntungan. Kekayaan SDA tidak sampai pada rakyatnya. Inilah mengapa rakyat Indonesia persis seperti ungkapan "ayam mati di lumbung padi".

Dalam Islam, SDA adalah bagian dari kepemilikan umum dan wajib dikelola sepenuhnya oleh negara. Kemudian hasil dari pengolahan SDA tersebut akan dipastikan sampai kepada tangan rakyat demi tercapainya kesejahteraan rakyat. Sebaliknya, haram hukumnya menyerahkan pengelolaan kepemilikan umum kepada individu, swasta apalagi asing. Rasulullah saw. bersabda :
"Manusia berserikat dalam tiga hal, yaitu air, padang rumput (lahan), dan api (energi)."(H.R. Abu Dawud)

Terkait kepemilikan umum, dalam hadis diceritakan bahwa Abyad pernah meminta kepada Rasul saw. agar dapat mengelola  sebuah tambang garam. Rasul saw. lalu meluluskan permintaan itu. Namun, beliau segera diingatkan oleh seorang sahabat, “Wahai Rasulullah, tahukah Anda, apa yang telah Anda berikan kepada dia? Sungguh Anda telah memberikan sesuatu yang bagaikan air mengalir.” Rasul saw. kemudian bersabda, “Ambil kembali tambang tersebut dari dia.” (HR at-Tirmidzi).

Islam bukan sekedar agama ritual. Islam merupakan sistem kehidupan yang mampu memecahkan seluruh problematika kehidupan, termasuk dalam pengelolaan kekayaan alam. Allah SWT berfirman:
“Kami telah menurunkan kepada kamu (Muhammad) al-Quran sebagai penjelasan atas segala sesuatu, petunjuk, rahmat serta kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri,” (TQS an-Nahl [16]: 89).

Sebagai konsekuensi keimanan kita kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya, setiap Muslim dan para penguasanya, wajib terikat dengan seluruh aturan syariah Islam. Karena itu semua perkara dan problematika kehidupan, termasuk masalah pengelolaan sumberdaya alam, harus dikembalikan pada al-quran dan as-sunnah. Karena apabila pengelolaan sumberdaya alam menggunakan aturan kapitalis, maka sekaya apapun sebuah negara, tidak akan mampu menyejahterakan rakyatnya. Rakyat akan terus sengsara dan hidup dalam kemiskinan. Karena kekayaan SDA hanya dinikmati oleh para kapitalis. Pemerintah dalam sistem Islam akan memastikan rakyatnya sejahtera. Dan kesejahteraan tersebut dihitung perindividu, bukan berdasarkan angka atau nilai rata-rata saja.

Wallahu alam

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar