Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Islam Cemerlang Mendidik Generasi

Jumat, 10 Februari 2023



Oleh: Rinica M


Terungkapnya data pengajuan dispensasi nikah ribuan pelajar menghentak dunia maya. Beredar tabel data nama kota/kabupaten di salah satu provinsi yang dijajarkan dengan angka banyaknya pengajuan dispensasi nikah. Mirisnya diduga salah satu faktor yang melatarbelakangi pengajuan tersebut adalah adanya kehamilan di luar nikah. Padahal rata-rata status mereka masih pelajar.

Tentu menyedihkan, siapapun yang berempati pada nasib generasi akan terpukul melihat satu bentuk kerusakan seperti ini. Terlebih kasus ini mendera generasi yang masih duduk di bangku pendidikan. Bukan hanya di satu wilayah, tapi menyebar di puluhan kota dan kabupaten. Bahkan beberapa waktu kemudian dikabarkan pula kasus serupa di provinsi lain.

Kok bisa generasi yang masih berstatus pelajar melakukan hal demikian? Bukankah mereka selama ini bersekolah? Dan waktu produktif mereka dihabiskan untuk membahas ilmu dan ilmu? Lalu kemana semua yang mereka dapatkan? Mengapa tingginya level pendidikan mereka tak mampu mencegah dari perbuatan yang salah?

Jika mau dicari penyebabnya tentu panjang. Jika mau dicari sudut pandangnya, tentu banyak pendapat. Namun bila mau ditemukan akar masalahnya, akan didapati fakta bahwa selama ini aktivitas mereka kering dari unsur ruhiyah. Mereka memang belajar, tapi kendali dan kontrol aturan dari Tuhan tak begitu diindahkan. Dalam pekanan paket pelajaran mereka, jatah pelajaran agama hanya berapa jam? Itu pun berupa teori atau lebih banyak kontrol pelaksanaannya dalam kehidupan?

Ya, inilah wajah buram dari konsep sekuler yang menyusup dalam dunia pendidikan. Unsur yang dipelajari dijauhkan dari nilai-nilai keimanan. Sehingga capaian akademik tak berimbang dengan tingginya pemahaman akan agama, yang notabene merupakan induk semang dari moral dan norma.

Bahkan tak dipungkiri bahwa unsur atau nilai agamis dalam pendidikan terkesan kalah saing dengan ukuran ekonomi. Seakan ditegaskan pula bahwa kebanggaan lulusan terserap ke dunia kerja lebih prestise bila dibandingkan dengan lulusan yang sholih lagi bertakwa. Sehingga fokus pendidikan kadang bergeser dari makna "mendidik" itu sendiri.

Kondisi saat ini berbeda telak dengan kecemerlangan konsep IsIam dalam mendidik generasi. Bila sekuler mengebiri peran agama di ruang pendidikan, maka IsIam sebaliknya. Islam justru menjadikan aqidah sebagai landasan dasar sistem pendidikan secara integral.

Sebab dalam Islam, proses pendidikan ditujukan bukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja, melainkan ditujukan untuk menghasilkan output manusia yang terbaik tatkala menjalankan perannya sebagai hamba Allah. Dan tujuan ini terkoneksi dengan pembentukan kepribadian agung generasi. Yakni menjadikan Islam acuan, Alquran sebagai pedoman, dan Muhammad SAW sebagai panutan.

Sebagai hamba terbaik, generasi IsIam tentu tak cukup hanya dalam di urusan ruhiyah semata. Ketika pondasi imannya kokoh, mereka juga akan dibelaki dengan saintek. Keduanya berperan seimbang, mengantarkan siapapun yang lulus menjadi pelajar menjadi sosok taat dan terikat pada aturan Tuhan sekaligus mumpuni dalam menaklukkan tantangan kehidupan dunia.

Ingin menjadi ahli di bidang apa saja, fasilitas disediakan. Ingin berkontribusi sebagai apa, kesempatan diberikan. Sebab dalam urusan belajar a.k.a menuntut ilmu yang status hukumnya adalah wajib bagi setiap muslim, negara tidak akan berpangku tangan.

Sebagai pemegang tanggungjawab terbesar dalam pengurusan urusan Ummat, negara akan turun tangan agar setiap orang mudah menunaikan kewajiban belajarnya. Itulah mengapa kemudian sistem IsIam full mendanai dunia pendidikan. Sarana dan prasarana yang dibutuhkan disediakan, boleh dinikmati secara cuma-cuma alias gratis tanpa dipungut biaya.

Maka tak heran bila dimasa kejayaan Islam, jejak cemerlang sistem pendidikannya mewariskan ilmuwan yang kualitasnya level internasional. Mereka memang sudah terkubur bumi, namun karya fisik ataupun bukunya masih dapat ditemukan jejaknya hingga kini.

Perpustakaan besar dengan jutaan koleksi menjadi bukti bahwa pendidikan IsIam kaya literasi. Universitas tertua di dunia dan kelengkapan sistemnya menjadi jejak sejarah betapa pendidikan IsIam itu juara dan menginspirasi dunia.

Dan yang perlu dicatat, sepanjang dinaungi IsIam, banyaknya capaian kemajuan tetap dibarengi dengan takwa dan taatnya lulusan pendidikan. Mereka tidak tergilas arus maksiat. Sebaliknya mereka justru pintar lagi taat syariat. Semuanya membuktikan bahwa dengan Islam, wajah cemerlang lah yang lebih banyak terpahat di rentang waktu sejarahnya. Lantas mengapa masih ragu memakainya? Masihkah berharap pada pola pendidikan sekuler?[]

Sumber gambar: iStock

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar