Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Persoalan Remaja: Mendesak untuk Diselesaikan dengan Islam (3/3)

Sabtu, 14 Januari 2023




Oleh: U. Diar

Dalam Alquran surat Almaidah ayat 50, Allah berfirman yang artinya: “Apakah hukum jahiliyah yang mereka kehendaki? Dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?” 

Redaksi ayat ini sejatinya terjawab dengan kondisi kekinian remaja saat ini. Kondisi wanprestasi yang membutuhkan penyelesaian tuntas secara mendesak. Fenomena ini sekaligus memberikan bukti telak bahwa tanpa kepatuhan terhadap Allah, sulit mendapatkan potret generasi ideal berkaliber pemimpin untuk saat ini.

Sebuah kondisi yang berkebalikan dengan zaman dimana Islam mencapai kejayaannya. Sejarah mencatat bahwa penerapan Islam pernah diberlakukan secara menyeluruh dan prestasinya mampu memimpin peradaban dunia lebih dari 1300 tahun. Kehidupan itu berlangsung dari masa kekhalifahan Bani Umayyah, Bani Abbasiyyah, hingga Bani Ustmaniyyah. 

Tentu saja jejak kegemilangannya menyisakan berbagai karya bermanfaat yang masih bisa dijumpai hingga saat ini. Konsep penataan kota, pola bangunan, ilmu dan literasi peninggalan ilmuwan, konsep kehidupan, hingga ribuan kata serapan dalam berbagai bahasa yang terserak di seluruh dunia membuktikan betapa besarnya sumbangsih peradaban Islam bagi kehidupan.

Tersebarnya Islam ke berbagai penjuru dunia, kemudian dikenali ajarannya, dipahami khazanahnya, hingga diamalkan dalam keseharian masyarakat tentu tidak lepas dari gigihnya generasi kala itu. Generasi yang memiliki kekuatan visi dan misi menjadi agen terbaik dalam aktivitas amar makruf nahi mungkar. 

Generasi terdidik yang mampu menerapkan ilmunya untuk memperbaiki kehidupan. Merealisasikan Islam sebagai penunjuk jalan hidup “minadz dzulumaati illan nuur”, membuktikan “better education for better life”, ilmu yang baik untuk diamalkan sebaik mungkin selama menghabiskan jatah hidup. 

Generasi yang menggambarkan suksesnya konsep pendidikan dan daya dukung lingkungan di masa itu. Sebab tidak akan mungkin muncul generasi terbaik tanpa metode yang berasal dari Zat Maha Baik pula.
Oleh karena itu, dengan penelitian yang mendalam, akan didapati bahwa di masa kejayaan Islam, setidaknya terdapat sistem pendidikan khas Islam yang menjadi kunci keberhasilan menyiapkan generasi berkaliber pemimpin. Di antaranya:
1. Menjadikan keimanan terhadap Islam sebagai landasan pendidikan
2. Pendidikan ditujukan untuk mencetak kepribadian Islam, bukan mencetak tenaga kerja berkekuatan muda semata.
3. Diberlakukannya sanksi tegas atas pelanggaran atau kriminal yang dilakukan generasi

Ketiga konsep di atas kemudian menjadikan para guru di masa itu (pun sebaiknya guru di masa sekarang) berjuang serius mendidik generasi dengan langkah: pertama, membangun kepribadian islami, yakni pola pikir dan pola sikap yang sesuai ajaran Islam dalam rangka menyiapkan mereka menjadi pembela sekaligus penjaga Islam yang terpercaya. 

Kedua, menyiapkan mereka agar di antaranya ada yang menjadi ulama sekaligus ahli di setiap bidang kehidupan. Menguasai ilmu Islam, piawai dalam urusan sains, sekaligus mumpuni mengerjakan pekerjaan teknis di lapangan sebagai upaya berkontribusi terbaik bagi kemajuan peradaban Islam.

Generasi kualitas terbaik terus diproses secara berkesinambungan. Negara hadir memberikan dukungan terbaik, terutama dari sisi pendanaan, kurikulum, dan kebijakan. Maka, di level pendidikan tinggi, sistem pendidikan Islam terbukti menghasilkan ilmuwan dan ahli level dunia. Universitas-universitas level dunia lahir justru di masa Kejayaan Islam. 

Di kala itu negara memerankan tata kelola pendidikan secara independen tanpa mengikuti tren global. Bahkan kesuksesan pendidikan tinggi di Islam saat itulah yang pada faktanya menjadi inisiator sekaligus kiblat bagi pendidikan tinggi di Barat. 

Adalah George II, Raja Inggris, Swedia, dan Norwegia, seorang pemimpin negara di luar wilayah Islam yang pernah mengirimkan surat kepada Khalifah Hisyam III di Andalusia Spanyol.

Inti dari surat tersebut bertujuan untuk mengirimkan putrinya belajar di Dunia Islam lantaran ia mendengar kemajuan yang luar biasa di negeri Islam (isi surat selengkapnya dapat diakses di www.globalmuslim.web.id).

Dari semua uraian di atas, alangkah eloknya bila misi kepedulian pada generasi ini juga turut mewarnai resolusi tahunan yang akan dijalankan ke depannya. Setiap elemen intelektual, tokoh masyarakat, dan pihak yang bersentuhan langsung dengan generasi perlu bergandengan tangan untuk memberdayakan generasi, asset peradaban cemerlang.

Generasi terutama yang berusia muda, sangat urgent untuk dicetak menjadi pembelajar dan penuntut ilmu. Ilmu akan menjadi bekal bagi masing-masing mereka untuk menjalan peran sebagai pendakwah-pejuang-dan pelopor perubahan sosial. 

Lebih dari itu potensi energi dan fisik kuat dari generasi harus dibina dan diarahkan untuk menjadi pejuang pembela Islam, yang akan tangguh melawan musuh di dunia nyata (bukan sekadar jago game virtual) ketika menyebarkan ataupun membela Islam. 

Upaya pemberdayaan ini akan lebih ideal jika ditopang oleh support sistem yang mumpuni. Mulai dari sistem politik yang independen, sistem ekonomi yang menyejahterakan, sistem pendidikan yang mencetak kepribadian Islam, sistem sosial yang mengukuhkan fungsional masyarakat dan keluarga, sistem sanksi yang adil lagi menutup celah maksiat, serta sistem informasi yang pro kebaikan kontra konten kemaksiatan dan konten yang merusak. 

Semuanya sangat mungkin jika Islam lah yang dilaksanakan. Oleh karenanya level melanjutkan kepedulian pada generasi calon pemimpin umat sejatinya tidak bisa dipisahkan dengan misi mengembalikan Islam di tengah kehidupan umat. Lahirnya generasi pemimpin adalah keniscayaan jika dikandung oleh sistem yang menjalankan Islam secara totalitas. []

Sumber gambar: jogja.tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar