Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Perundungan Terus Berulang, Ada Apa dengan Sistem Pendidikan Kita?

Kamis, 08 Desember 2022




Penulis: Siti Fatimah (Pemerhati Sosial Dan Generasi)

Kasus perundungan atau yang lebih dikenal dengan bullying terus berulang. Mirisnya kejadian ini sering kali terjadi di lingkungan sekolah. Lembaga pendidikan pun hanya mampu memberikan peringatan dan hukuman yang sifatnya belum tentu membuat jera para pelaku perundungan. Pihak korban hanya bisa pasrah menerima permintaan maaf meskipun hati masih belum ikhlas atas perlakuan yang diterima.

Seperti yang terjadi baru-baru ini, seorang anak yang menjadi salah satu siswa di Bandung menjadi korban bullying. Anak malang tersebut dipakaikan helm oleh kakak kelasnya dan ditendang kepalanya hingga terjatuh. Tindakan tak terpuji ini direkam dan diunggah hingga viral di media sosial.

Sementara itu di Tapanuli selatan Sumatera Utara, sekelompok pelajar menendang seorang nenek yang ditemuinya di pinggir jalan. Tampak nenek tersebut jatuh tersungkur kemudian lari tunggang langgang sambil berteriak-teriak. Parahnya sekelompok pelajar yang terdiri dari 6 orang tersebut malah tertawa-tawa senang. 

Sesungguhnya dua kejadian perundungan tersebut sangat memalukan institusi pendidikan indonesia. Hal ini mencerminkan kegagalan sistem pendidikan dalam mencetak generasi penerus bangsa yang berakhlak mulia. Hal ini juga menjadi indikasi bahwa sistem kehidupan saat ini telah gagal mencetak pribadi yang baik, beragama, saling menghormati dan berempati. 

Fakta-fakta negatif yang terjadi dilingkungan sekolah ini telah membuka mata dan membuka dengan jelas bahwa adanya kontradiksi program sekolah ramah anak. Program dimana visi dan misinya mewujudkan kondisi aman, peduli, bersih dan sehat serta berbudaya lingkungan hidup.  Kemampuan menjamin pemenuhan hak dan perlindungan terhadap anak dari tindakan diskriminasi, kekerasan dan perlakuan menyimpang lainnya, selama anak berada di satuan pendidikan. Sementara itu fakta justru berkata lain, out put yang dihasilkan oleh sistem pendidikan ini sangat jauh dari pengharapan.

Untuk mengatasi kegagalan itu tentu islam memiliki aturan-aturan yang terbaik yang seharusnya diambil sebagai solusi. Islam menjadikan akidah sebagai landasan dalam penerapan sistem pendidikannya. Seluruh siswa dibekali aqidah yang kuat sehingga menghasilkan akhlak yang baik sejak dini. Segala yang diharamkan oleh syara dipahamkan kepada siswa sehingga tidak ada sifat-sifat tercela dalam diri atau pribadi anak-anak didik.

Namun demikian sistem pendidikan Islam ini tidak bisa berdiri sendiri. Ia membutuhkan institusi yang lebih besar (dalam hal ini negara) untuk menetapkan regulasi. Selain itu sistem pendidikan islam juga membutuhkan sistem ekonomi dan sistem pemerintahan untuk menopang biaya. Dengan demikian semua aspek dapat berjalan berkesinambungan dan lancar. Untuk itulah sistem pemerintahan Islam yang menerapkan syariat harus segera diwujudkan demi terciptanya kehidupan yang lebih baik. Wallahua'lam bishawab []

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar