Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Infrastruktur Dalam Paradigma Islam (2/3)

Selasa, 13 Desember 2022




Oleh: U. Fahmiidah

Paradigma Islam dalam hal infrastruktur sangat khas, sama sekali berbeda dengan gambaran infrastruktur ala kapitalisme saat ini. Perbedaan tersebut terbaca pada beberapa aspek, pertama terkait tujuan pembangunan infrastruktur, kedua terkait perencanaan, dan ketiga terkait pendanaan.

Keberadaan infrastruktur (baik infrastruktur keras, infrastruktur keras non-fisik, maupun infrastruktur lunak) hakikatnya adalah bagian dari fasilitas umum yang dibutuhkan oleh semua orang sehingga terkategori maraafiq al jamaa'ah, seperti halnya air bersih, listrik, dan sejenisnya. Termasuk di dalamnya adalah fasilitas umum yang tidak mungkin dikuasai oleh individu, seperti jalan raya, laut udara dan sejenisnya.

Keseluruhan jenis infrastruktur di atas adalah bagian penting yang dibutuhkan oleh masyarakat dan wajib disediakan oleh negara, agar penggunaannya dapat dirasakan secara gratis tanpa dipungut biaya. Maka berangkat dari sini, Islam menjadikan tujuan pengadaan infrastruktur adalah sebagai bagian dari pelayanan kepada masyarakat. Yang mana pelayanan kepada masyarakat ini adalah poin penting dari amanah kepemimpinan, sehingga pemimpin Islam dipastikan tidak akan main-main pada apa yang kelak akan dipertanggungjawabkannya.

Pemerataan ekonomi maupun akses di bidang lainnya yang berhubungan dengan tercukupinya hajat rakyat secara makruf adalah tanggung jawab negara. Sehingga keberadaan faktor sarana dan prasarana demi tercapainya hal itu wajib diadakan, sebagaimana kaidah maa laa yatim al waajib illaa biji fahuwa waajib.Maka lazim apabila jejak infrastruktur dunia Islam sangat bagus dan merata hingga pelosok negeri, karena semuanya dibutuhkan demi memperlancar distribusi dan pemenuhan hajat masyarakat.

Sedangkan terkait perencanaan pembangunan infrastruktur, jejak kegemilangan Islam meneladankan bahwa setiap perencanaan harus dimatangkan dengan kebijakan yang tepat. Sebab apapun kebijakan yang dikeluarkan oleh negara, akan memiliki dampak nyata bagi perubahan tatanan di masyarakat juga lingkungan alam sekitarnya. Terlebih ketika kebijakan itu berkaitan langsung dengan bangunan fisik, maka tak bisa dilakukan asal proyek asal menguntungkan satu pihak namun mengamputasi pihak lain sebagaimana yang dijumpai di zaman kapitalis saat ini.

Dr. Jaribah Al Haritsi menganalisis perencanaan ekonomi pembangunan infrastruktur pada masa Khalifah Umar Bin Khattab dan mendapatkan informasi bahwa perencanaan saat itu disesuaikan dengan kondisi dan situasi yang ada di lapangan saat itu (terjadi ekspansi yang luas). Ketika saldo keuangan neraca mencapai jumlah yang sangat banyak, Khalifah Umar melakukan ekspansi infrastruktur, namun ketika ada di masa-masa sulit, semua anggaran difokuskan untuk pemenuhan masalah-masalah mendasar.

Adapun yang dikembangkan tidak hanya sebatas jalan darat, Khalifah Umar juga tercatat membangun irigasi yang membentang hingga pelosok daerah, termasuk daerah yang baru ditaklukkan. Untuk akses air bersih, juga dibuat waduk-waduk, tangki-tangki, kanal-kanal, dan pintu air serbaguna demi kelancaran dan distribusi air.

Khalifah Umar juga mengawali sejarah proyek penggalian jalur yang menghubungkan Madinah dan Mesir. Jalur sungai antara Hijaz dan Fusthath (Ibukota Mesir) kembali terbuka, efeknya pengiriman barang bantuan jadi lebih cepat, aktivitas perdagangan semakin lancar, dan kesejahteraan dapat dinaikkan.

Khalifah Umar juga membangun gudang logistik untuk menampung kiriman pangan dari Mesir melalui jalur laut (didalamnya tersedia tepung, kurma, anggur, zaitun, dan apa saja yang dibutuhkan masyarakat).

Hal serupa juga diikuti oleh Khalifah-khalifah setelahnya, hingga yang paling akhir pernah ditemukan jejak infrastruktur kereta api yang menghubungkan Hijaz dengan negeri muslim lainnya. Efeknya perjalanan haji yang biasanya ditempuh dalam hitungan bulan, dapat dipangkas hanya dalam hitungan hari.

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Sumber gambar: freepik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar