Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Selagi Muda, Menghebatlah Dengan Syariat

Senin, 14 November 2022




Oleh: Ummu Diar

Menjadi baik adalah cita-cita banyak orang. Menjadi baik sejak awal tentu adalah kebaikan perlu disegerakan. Dibiasakan dan diupayakan untuk didapatkan sejak dini. Agar kebaikan yang dicitakan benar dapat diraih, benar dapat dirasakan, dan benar untuk dapat ditularkan.

Hanya saja diperlukan definisi baik yang universal. Baik yang terbayangkan sama di benak setiap insan. Baik yang tidak mungkin menimbulkan perbedaan sudut pandang. Yakni kebaikan yang datangnya dari zat yang pasti baik, pasti mengetahui yang terbaik, pencipta manusia dan alam beserta isinya, Allah.

Dalam perjalanan zaman, Allah memerintahkan manusia pilihan untuk mengemban utusan agung. Bukan tanpa tujuan, melainkan dalam rangka menyampaikan petunjuk dan arahan hidup, agar manusia dari masa ke masa bisa menjalani jatah usianya dengan keadaan baik lagi benar. Allah hadirkan Nabi dan Rasul.

Pada setiap masa pula Allah tetapkan ada pergantian Nabi dan Rasul. Hingga di zaman saat ini, diketahui bersama bahwa sejarah mencacatkan Muhammad SAW sebagai Nabi dan Rasul penutup bagi umat manusia. Terakhir, sudah tidak ada lagi selainnya. Bagi semua umat, bukan hanya bagi sebagian bani sebagaimana beberapa Nabi sebelumnya.

Hadirnya Nabi Muhammad adalah rahmat bagi semesta alam. Beliau diutus dengan amanah agung membawa petunjuk hidup, syariat dari zat yang Maha membuat hidup. Zat yang tahu mana yang baik dan mana yang buruk bagi setiap yang dihidupkannya. Oleh karena itu, sangat masuk akal bila kebaikan apapun, batasan dan standarnya dikembalikan kepada ketentuan dari syariat ini.

Terlebih dalam Islam terdapat beberapa kaidah sebagai berikut:

  حيثما يكون الشرع تكون المصلحة وليس العكس
“Di mana ada hukum syarak, di situ ada maslahat, dan bukan sebaliknya.”

الأصل في الأفعال التقيد بالحكم الشرعي
“Asal suatu perbuatan terikat dengan hukum syarak.“


الحسن ما حسنه الشرع والقبيح ما قبحه الشرع
“Kebaikan (hasan) itu adalah apa-apa yang dikatakan baik oleh syarak, dan keburukan (qabih) itu adalah apa-apa yang dikatakan buruk oleh  syarak.”

الخير هو ما أرضى الله والشر هو ما أسخطه
“Kebaikan (khair) itu adalah apa-apa yang diridai Allah, dan keburukan (syarr) itu adalah apa-apa yang dibenci Allah.”

Maka bagi siapa pun yang berproses untuk menjadi baik, jalan satu-satunya adalah menjadi baik dan hebat versi syariat. Yakni dengan manut dan nurut dengan jalan hidup yang digariskan syariat. Dan untuk sampai pada tahapan ini, maka mengetahui dan mengenal seluk-beluk syariat adalah langkah awalnya.

Oleh karena itu, lazim jika Islam juga menekankan wajibnya menuntut ilmu bagi penganutnya. Sebab tidak mungkin pengetahuan akan sesuatu, terlebih tentang syariat dapat otomatis didapat tanpa proses ilmu yang menyertai. Sehingga mau muda ataupun tua, semuanya terkena kewajiban menuntut ilmu yang sama.

Pentingnya ilmu ini sebagai penuntun aktivitas ini sebenarnya disadari oleh semua umat, bukan sebatas kaum muslimin. Sebab tanpa ilmu, kebodohan yang akan menguasai. Aktivitas apapun yang dilakukan tanpa ilmu tentu lama tercapai tujuannya. Apalagi urusan menjalankan ibadah agar bisa masuk surga nantinya. Maka tanpa ilmu bisa berpotensi melakukan peribadatan yang menjurus pada kesesatan.

Begitu pun untuk masalah dunia, tanpa ilmu yang membuat pemiliknya terikat pada syariat, akan amburadul jadinya. Semuanya serba saling tumpang tindih. Menyenangkan bagi satu pihak, namun menyengsarakan bagi pihak lain. Baik bagi satu pihak, namun buruk bagi lainnya.

Oleh karenanya, selagi masih muda satu-satunya pilihan terbaik untuk mengisi jatah usia adalah segera menyibukkan diri "ngilmu syariat". Agar hebatnya benar-benar bermanfaat. Sebab panjangnya fase kehidupan yang terbentang di depan tak mungkin mulus dilalui tanpa ilmu, tak mungkin ada kebahagiaan dan ketentraman hakiki bila tanpa kebenaran panduan ilahi.

Rasulullah bersabda:
من أعراض عن ذكر الله فإن له معيشة سنكا
“Barang siapa yang berpaling dari hukum Allah, maka baginya kehidupan  yang sempit "

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Sumber gambar: bumiqu.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar