Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Pengungsi Palestina Tanggung jawab Umat Muslim Di seluruh Dunia

Sabtu, 01 Oktober 2022



Oleh: Tri S, S.Si


Isu mengenai aksi kemanusiaan di Palestina turut disuarakan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi selama mengikuti rangkaian sidang Majelis Umum PBB di New York, AS. Menlu Retno menyatakan bahwa Indonesia terus mendukung peran dan kerja United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) atau badan PBB yang bertugas membantu pengungsi Palestina.
“Indonesia selalu teguh dukung aktivitas UNRWA dan bantu pengungsi Palestina,” ujar Menlu Retno dalam Pertemuan Tingkat Menteri mengenai UNRWA di New York, Kamis (22/9/2022). ​
Ia juga mengungkapkan keprihatinan akan sikap dunia internasional yang seakan menganggap nasib pengungsi Palestina sebagai sesuatu yang normal. ”Padahal para pengungsi Palestina berhak menikmati hidup layaknya kehidupan yang kita jalani,” tegas Menlu Retno.

Atas dasar itulah, Menlu Retno mengajak dunia internasional untuk bekerja sama membantu UNRWA, terutama karena badan itu kini menangani sekitar 5 juta pengungsi Palestina.


Menlu Retno menyatakan ada dua hal yang dapat dilakukan untuk membantu UNRWA:​
1. Mengatasi kendala keuangan UNRWA. Indonesia selalu berikan dukungan atas perpanjangan mandat UNRWA dan kontribusi keuangan.
2. Memastikan bahwa UNRWA dalam laksanakan tugas dengan baik. Untuk hal ini, Indonesia dukung rencana Sekretaris Jenderal untuk tingkatkan anggaran UNRWA melalui kontribusi wajib.​


Menlu menutup pernyataannya dengan menegaskan bahwa dukungan kepada UNRWA merupakan bagian dari upaya solusi damai terhadap isu Palestina. Sebelum menghadiri pertemuan ini, Menlu Retno telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menlu Palestina Riyad al-Maliki, Rabu (21/9/2022) di PTRI New York, AS. Menlu Retno menyatakan Indonesia akan terus mendukung rakyat PalestinaPalestina (inilah.com, 23/09/2022).

Konflik lama yang tak terselesaikan terus berulang, konflik Palestina dan Israel. Dunia pun bergeming, tak ada aksi nyata dari para pemimpin di berbagai belahan dunia, terutama negara-negara muslim. Bungkam, sibuk dengan urusan dapurnya. Padahal, saudaranya tengah diluluhlantakkan oleh Israel laknatullah. Paling banter, sekadar kecaman yang minus aksi nyata. Saat ini kita dipertontonkan ketidakadilan dunia menyikapi konflik Palestina dan Israel. Hampir 80 tahun berlalu, negara-negara muslim hanya jadi penonton atas kekejaman Israel terhadap Palestina. Diamnya negara-negara kaum muslim atas kekejian ini karena memiliki ketergantungan sangat tinggi terhadap AS. Sehingga, Palestina tidak memiliki dukungan politik dan strategi perjuangan yang kuat layaknya Israel. Kondisi ini akan terus berlanjut hingga ada kekuatan politik yang seimbang yang mampu melepaskan Palestina dari jajahan Israel dan terlepasnya negara-negara kaum muslim dari ketiak Amerika. 


Negara Arab yang posisinya dekat dengan Palestina pun sama kondisinya, tak ada taring untuk menggigit. Lihat saja bagaimana Liga Arab bekerja, yang tujuan pembentukannya untuk mencegah negara Yahudi eksis di Palestina, justru tak memiliki peran signifikan dalam upaya pembebasan Palestina.
Selagi AS menjadi negara superpower dan negara-negara kaum muslim memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap AS, maka Israel tak akan angkat kaki dari Palestina sedikit pun. Bahkan, bisa jadi perlahan Palestina sepenuhnya dikuasai Israel laknatullah. Eksistensi Israel atas Palestina sejatinya bisa lenyap jika ada negara superpower yang posisi politiknya bisa setara dengan AS, bahkan lebih. Hanya saja, itu tidak akan teraih selama negara-negara kaum muslim masih berpijak pada asas yang diemban AS, Kapitalisme-Sekularisme.


Dari sinilah urgensinya sebuah negara berpijak pada ideologi yang jelas dan benar. Ideologi tersebut tak lain bersumber dari wahyu, yakni Islam. Tidakkah cukup keheroikan Umar bin Khattab dan Shalahuddin Al-Ayyubi jadi potret kegemilangan peradaban Islam melahirkan pribadi-pribadi pembebas yang memerdekakan Palestina? Mereka terbentuk karena Islam telah terinternalisasi dalam pribadi-pribadi kaum muslim kala itu. Semangat dakwah dan jihad jadi orientasi hidup mereka.


Hakikatnya, Israel tak mengenal bahasa damai. Israel hanya mengenal bahasa jihad. Jihad yang akan menggentarkan musuh-musuh Islam dan menjaga izzah kaum muslimin. Pengusiran Israel dari tanah Palestina tak lain hanya bisa dilakukan dengan mengirimkan militer di bawah payung jihad dan ini hanya akan terjadi jika seluruh negara kaum muslim bersatu di bawah satu payung yang sama, berpijak pada satu asas yang sama yakni Islam dalam bingkai institusi Khilafah Islamiyyah. Wallahu a’lam bi ash-shawwab.

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar