Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Ada Apakah dengan Isu Radikalisme di Dunia Pendidikan?

Minggu, 18 September 2022




Oleh : Bunda Hanif


Beberapa hari lalu, ramai berita mengenai perlunya melindungi dunia Pendidikan dari tindakan yang menjurus ke arah radikalisme, ekstremisme hingga toleransi. Selalu ada saja momen untuk membangkitkan isu tersebut. Sebenarnya ada apa sih dibalik isu radikalisme yang selalu ramai akhir-akhir ini?
Siapa sih manusia yang suka terhadap kekerasan. Pada dasarnya semua manusia menginginkan ketenangan dan kedamaian. Namun mengapa akhir-akhir ini justru berita yang digembar-gemborkan adalah berita yang memicu perselisihan dan perpecahan?
Sebagai seorang muslim wajib memahami motif setiap isu yang ada di tengah masyarakat, jangan asal percaya terhadap setiap pemberitaan. Kita perlu berfikir secara mendalam dan mencari tahu mengapa semua ini bisa terjadi. Umat Islam selalu disudutkan dengan adanya berita yang tidak bisa dipertanggungjawabkan.
Radikalisme selalu saja diidentikkan dengan Islam. Seolah-olah Islam adalah agama kekerasan. Agama yang tidak menghormati pemeluk agama lain. Padahal Islam diturunkan untuk membawa rahmat bagi seluruh alam. Sebagai seorang muslim yang mencintai agamanya sudah pasti risih dengan isu radikalisme. Apalagi isu tersebut sudah sampai masuk ke dunia pendidikan. Sejumlah lembaga dakwah di sekolah maupun di kampus selalu menjadi sorotan. Banyak remaja muslim yang akhirnya mengalami krisis identitas, karena isu radikalisme selalu identik dengan syariat Islam dan perjuangan menegakkannya. 
Gelombang hijrah yang semakin deras dibikin was-was dengan adanya isu radikalisme. Seseorang yang lagi semangat untuk berhijrah bisa tiba-tiba berhenti mendalami Islam hanya lantaran khawatir mendapat label negatif. Berhijab syar’i, memakai cadar bagi seorang muslimah dan memelihara janggut untuk seorang muslim kerap kali di cap sebagai teroris. Label yang disematkan tersebut membuat pribadinya menjadi insecure dan was-was mempelajari Islam lebih dalam lagi. 
Seseorang yang berjuang agar diterapkannya Islam secara kaffah dianggap sebagai muslim yang fanatik, intoleran dan anti keberagaman, Padahal, Islam itu memberikan pemahaman bahwa manusia itu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa. Namun keberagaman tersebut tidak menuntut penyeragaman secara mutlak. Jangan sampai konsep pemikiran juga sama untuk semua agama. 
Islam tidak pernah mengajarkan segala bentuk kekerasan. Buktinya saja, saat perang harus tetap memperhatikan sisi kemanusiaan, Tidak boleh merusak lingkungan, tidak boleh menyakiti dan membunuh wanita, anak-anak dan orang tua, tidak boleh menyakiti dan membunuh binatang. Lalu bagaimana bisa Islam diidentikkan dengan kekerasan, radikalisme, dan terorisme?
Kita harus mewaspadai upaya dibalik isu radikalisme tersebut. Apalagi jika sudah masuk ke dalam dunia pendidikan. Upaya tersebut hanya untuk menjauhkan pemuda-pemuda Islam menjadi Islamophobia dan jauh dari agamanya, Inilah yang diinginkan oleh musuh-musuh Islam. Karena saat umat Islam bangkit, kehidupan musuh-musuh Islam akan terancam. 
Isu terorisme dan radikalisme sendiri bukanlah hal baru. Pasca peristiwa 911 yang meruntuhkan Menara kembar World Trade Center (WTC) di Amerika 2001 lalu, George Bush yang saat itu menjabat sebagai Presiden AS sesumbar bahwa peristiwa itu merupakan gendering perang antar peradaban. Bahkan Bush sampai membagi dunia dalam dua kubu yaitu kubu teroris dan kubu AS. Siapakah yang dimaksud dengan kubu teroris? Sudah pasti umat Islam. (Muslimahnews,id, 22/08/2022)
Pasca kejadian WTC, negara-negara di dunia sibuk mengurus isu terorisme yang pada era Trump beralih jadi War of Radicalism (WoR). Lanjutan dari isu terorisme adalah radikalisme. Inilah yang terus menerus dihadirkan di tengah-tengah masyarakat. 
Sebagai seorang muslim kita harus memahami hal tersebut dengan belajar Islam terus menerus. Sebagai generasi Islam jangan phobia untuk memahami ajaran Islam secara utuh. Umat Islam akan semakin maju manakala mereka mau belajar dan menerapkan Islam secara kaffah. Saat umat Islam meninggalkan agamanya, mereka justru akan mengalami kemunduran, inilah yang dinginkan oleh musuh-musuh Islam.
Para pemuda adalah generasi yang seharusnya menjadi pejuang dan pelanjut peradaban Islam, Masa depan suatu bangsa bisa terlihat bagaimana kondisi para pemudanya pada saat ini. Sebagai seorang muslim kita harus bangga dengan Islam. Islam sangat jauh dari kata radikalisme, terorisme dan semua label negatif yang selalu dihembuskan oleh musuh-musuh Islam. Sepanjang sejarah peradabannya, justru Islam mampu melindungi warga non muslim yang hidup di wilayah kekhalifahan. Sehingga tidak berlebihan jika kita mengatakan mengatakan bahwa Islam adalah satu-satunya agama sekaligus ideologi yang memiliki konsep yang jelas bagaimana menghormati hak non muslim. 
Jadi isu radikalisme yang selama ini selalu dihadirkan di tengah masyarakat tidak lain adalah upaya musuh-musuh Islam untuk menjauhkan umat Islam dari Islam kaffah. Sebagai generasi Islam, justru harus bangga menampilkan identitas keislamannya serta memiliki semangat tinggi untuk terus mempelajari Islam dan memperjuangkannya. 

Wallahu ‘alam bisshowab


Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar