Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Mempertahankan Spirit Rajab Pada Buah Hati

Senin, 14 Maret 2022


Oleh: Ummu Diar

Abu Bakr Al-Balkhi rahimahullah pernah mengatakan: “Bulan Rajab adalah bulan menanam, bulan Sya’ban adalah bulan menyirami tanaman dan bulan Ramadhan adalah bulan memanen tanaman.” Dan dia juga mengatakan: “Perumpamaan bulan Rajab adalah seperti angin, bulan Sya’ban seperti awan yang membawa hujan dan bulan Ramadhan seperti hujan. Barang siapa yang tidak menanam di bulan Rajab dan tidak menyiraminya di bulan Sya’ban bagaimana mungkin dia memanen hasilnya di bulan Ramadhan.” (Lihat: Lathaiful-Ma’arif libni Rajab Al-Hanbali hal. 130).[¹]

Qoul ulama di atas tentunya bukan sesuatu yang asing bagi bunda-bunda sekalian. Terlebih, bagi bunda-bunda yang hobi untuk menghidupkan Rajab-Sya'ban-Ramadhan. Yang tak padam semangat untuk menuntut ilmu tentang ketiganya, dalam rangkamempersembahkan amalan terbaik di bulan haram, awal dilipat gandakan pahala kebaikan, sekaligus penanda persiapan menuju Ramadhan.

Tentunya, ilmu dan semangat yang bunda miliki ingin sekali kan ditularkan kepada buah hati? Di samping akan membuat pelaksanaan amal sholih di dalamnya semakin ramai karena ada kawan, penyampaian ilmu dari bunda kepada buah hati berpotensi menjadi aset jariah dengan janji pahala tak terputus. MasyaAllah bukan?

Ya, untuk itu patut diacungi jempol apabila Bunda sudah memulainya sejak Rajab lalu. Sudah mengenalkan putra putri tentang keutamaanya, sudah mencoba mengajak putra putri untuk menjalankan sunnah Rajab sesuai kemampuan mereka. Dan awal yang baik itu, tentulah penting untuk dipertahankan spiritnya. Disirami di bulan Sya'ban agar Ramadhan kelak benar-benar panen ketaqwaan.

Berikut beberapa hal yang dapat dicoba untuk buah hati, agar spirit Rajab mereka terjaga, agar lebih semangat di bulan Sya'ban hingga datangnya Ramadhan: Pertama, Bunda dapat menyampaikan ke buah hati, bahwa bulan sekarang adalah Sya'ban. Di dalam bulan ini banyak sekali kebaikan, sehingga perbuatan baik apa saja yang sudah dimulai ketika Rajab dapat terus dilanjutkan. Bunda dapat menyampaikan teladan dari Nabi Muhammad dalam memuliakan Sya'ban. 

Diriwayatkan dari Usamah bin Zaid radhiallahu ‘anhuma bahwasanya dia berkata, “Ya Rasulullah! Saya tidak pernah melihat engkau berpuasa dalam satu bulan di banding bulan-bulan lain seperti engkau berpuasa di bulan Sya’ban ?” Beliau menjawab, “Itu adalah bulan yang banyak manusia melalaikannya, terletak antara bulan Rajab dan Ramadhan. Dia adalah bulan amalan-amalan di angkat menuju Rabb semesta alam. Dan saya suka jika amalanku diangkat dalam keadaan saya sedang berpuasa” (HR. An-nasa'i).

Kedua, Bunda dapat mengingatkan kembali tentang keutamaan Rajab dan apa saja yang terjadi di sana. Selama ini mungkin yang sering di dengar ananda adalah peristiwa Isra' Mi'raj, namun sejatinya banyak hal yang terjadi selama bulan haram tersebut. Terutama yang berkaitan dengan semangat kaum Muslim di masa lalu dalam menjaga Islam, menjalankan kewajiban-kewajiban yang berkaitan dengan Islam, dll.

Di antaranya adalah peristiwa hijrah pertama ke Habasyah dalam rangka menjaga iman dari terusan kaum Quraisy, pertemuan dakwah Nabi SAW dengan kaum Anshar, peralihan kiblat kaum muslimin, pengiriman detasemen Abdullah bin Jahsyi yang menjadi awal peristiwa Badar, peristiwa Tabuk, pembebasan Damaskus, peristiwa Yarmuk, pengembalian Baitul Maqdis, hingga Rajab berduka pada saat runtuhnya kekhilafan Utsmaniyah di 28 Rajab 1342 H.

Dengan penyampaian peristiwa itu kepada buah hati, diharapkan dapat tersampaikan bahwa walaupun berada di bulan Haram, rasa cinta kepada Islam, rasa taat menjalankan apa yang diwajibkan yang dimiliki umat terdahulu masihlah tinggi. Hal itulah yang perlu diwarisi oleh generasi muda saat ini. Yang dengan menjadikan Islam sebagai fokus aktivitas, akan menjadikannya kader pemimpin yang siap mengukir peradaban gemilang.

Ketiga, buah hati dapat diingatkan ulang mengenai kedudukan amalan wajib dan sunnah. Sekaligus mulai dibiasakan untuk menjalankan hal wajib lebih konsisten sebelum fokus pada yang sunnah saja. Misalnya di samping menghimbau buah hati memperbanyak puasa sunnah, buah hati sering diingatkan untuk menambal puasa Ramadhan yang bolong jika ada.

Selain menyarankan semakin giat membaca Alquran, buah hati perlu diarahkan untuk mengamalkan isinya secara berkelanjutan. Penting bagi buah hati untuk memegang konsep bahwa mengamalkan Alquran adalah wajib. Hal yang dapat diajarkan misalnya menjaga pandangan dan menutup aurat sempurna pasca tadabbur An-nuur ayat 30-31 dan Al-ahzab ayat 59. Mengutamakan kejujuran dan  meninggalkan kebohongan pasca tadabbur surat Al-hajj ayat 30, dan sebagainya.

Keempat, Bunda dapat menyampaikan bahwa kebaikan yang dimulai di Rajab, yang terus dijaga selama Sya'ban, InsyaAllah akan mulai terbiasa di Ramadhan. Sehingga buah hati tidak merasa berat untuk menjalankan hari di Ramadhan meskipun siklusnya relatif berbeda dengan bulan lain.

Besar harapan spirit Rajab buah hati terjaga melalui langkah di atas. Semoga setiap ikhtiar Bunda menyuasanakan lingkungan dan informasi baik bagi buah hati berbalas pahala tak terbatas. Sebab di tengah gempuran hedonisme sekuler yang mengepung generasi saat ini, mengajak mereka dekat dengan Rabbnya, patuh pada aturan Ilahnya adalah tantangan besar. Yang penting untuk terus dicoba ditundukkan dalam rangka melahirkan penerus dengan kualitas ber-Islam yang tangguh.[]


Sumber: 
1. https://muslim.or.id/21581-optimalkan-ibadah-di-bulan-syaban.html

Note : Isi tulisan diluar tanggung jawab redaksi ibumenulis.com

Sumber gambar: stock.adobe.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar