Recent Posts

Beranda

Facebook

Cari Blog Ini

Random Posts

Recent Posts

Header Ads

Popular Posts

Comments

3-comments

Archive

Latest video-course

1-tag:Videos-800px-video

Campus

4-tag:Campus-500px-mosaic

About

This just a demo text widget, you can use it to create an about text, for example.

Testimonials

3-tag:Testimonials-250px-testimonial

Logo

Logo
Logo Image. Ideal width 300px.

Ads block

Banner 728x90px

Courses

6-latest-350px-course

Search This Blog

Agama Absen dari Peta Pendidikan Nasional?

Kamis, 06 Januari 2022




Oleh : Nia Amalia, Sp


Tidak ada frasa 'agama' dalam draf Peta Jalan Pendidikan untuk tiga dekade mendatang. Absennya kata itu memunculkan kontroversi.
Draf Peta Jalan Pendidikan memuat visi pendidikan 2035, begini bunyinya:
"Visi Pendidikan Indonesia 2035. Membangun rakyat Indonesia untuk menjadi pembelajar seumur hidup yang unggul, terus berkembang, sejahtera, dan berakhlak mulia dengan menumbuhkan nilai-nilai budaya Indonesia dan Pancasila."(detiknews).


Kontroversi dari berbagai kalangan pun bermunculan. Seperti yang diungkapkan oleh Menhan, "Pendidikan harus dibangun di atas pondasi agama dan kemanusiaan, bukan untuk mengejar hedonisme, individualistik dan materialistik."


Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mempertanyakan absennya frasa agama dalam Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035 yang kini tengah digodok Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Ia menyebut hilangnya frasa “agama” merupakan bentuk melawan Konstitusi (inkonstitusional) sebab merunut pada hierarki hukum, produk turunan kebijakan seperti peta jalan tidak boleh menyelisihi peraturan di atasnya yaitu: Peraturan Pemerintah, UU Sisdiknas, UUD 1945 dan puncaknya adalah Pancasila.


Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menegaskan bahwa Peta Jalan Pendidikan Nasional 2020-2035 didesain untuk membentuk karakter pelajar yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa. "Pada saat ini, Peta Jalan Pendidikan dirancang untuk menciptakan pelajar yang beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa dan berakhlak mulia," tegas Nadiem dalam akun Instagram pribadinya, Kamis (11/3/2021).


Ia pun menepis isu yang menganggap Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menghilangkan agama dalam penyusunan peta jalan pendidikan tersebut. Menurut Nadiem, agama bukan hanya hal yang sangat penting, namun suatu hal esensial bagi pendidikan bangsa Indonesia.


Terlepas dari kontroversi yang ada dapat kita garis bawahi bahwasanya Peta Pendidikan Indonesia telah mengambil ruh pendidikannya adalah liberalisasi. Liberalisasi pendidikan merupakan sebuah sistem yang sengaja diciptakan untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya dari sektor pendidikan. Liberalisasi pendidikan tinggi dalam konteks ini bermula dari WTO yang menganggap pendidikan tinggi sebagai jasa yang bisa diperdagangkan atau diperjualbelikan.


Bagaimana akan menciptakan generasi yang mengubah peradaban, apabila generasi saat ini ini didasari oleh pendidikan diberi liberalisasi sekuler?
Perubahan peradaban adalah sebuah keniscayaan apalagi Islam telah memiliki bukti otentik tentang kejayaan peradaban. Umat Islam tidak boleh berdiam diri ketika gagasan ini diajukan, umat harus bangkit berdiri di atas pondasi agama, karena dari sini lahir generasi membanggakan seperti masa Rasulullah dan para sahabat.


Keimanan kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala merupakan pondasi utama dalam membangun pendidikan. Hanya dengan ketakwaan kepada Allah mampu melejitkan kepribadian yang membanggakan di mata umat. Wallohua'lam bisshowab

Tidak ada komentar:

Posting Komentar